Chap 20. XOXO

18.8K 2.6K 233
                                    

When I fall asleep as I think of you...

In my dreams...

I open my arms an into my warm embrace...

I XOXO you, hold you in my arms...

As much as I was nervous and earnest...

My lips almost touch yours...

I XOXO you, every day in my dreams...

***

Chanyeol terlalu memikirkan bagaimana cara Baekhyun membencinya nanti hingga kondisi tubuhnya menurun drastis. Awalnya dia kira dia akan mampu menjalani kehidupan itu, namun ternyata tidak. Hidupnya tidak sesempurna itu. Dia tidak sanggup kalau harus pergi dari Baekhyun.

"Kau baik-baik saja?" Baekhyun mengerjap beberapa kali. Wajah Chanyeol tidak terlihat baik-baik aja. Chanyeol mengerjap lagi. Dia masih mencoba untuk tersenyum dan bertingkah baik.

"Aku tidak apa-apa," jawabnya pelan.

"Wajahmu pucat."

Chanyeol tidak tahu harus bagaimana sekarang. Membohongi Baekhyun juga tidak ada gunanya. Baekhyun sangat peka dengan keadaan tubuhnya. Chanyeol tersenyum meski tidak terlihat baik dan kembali melangkah.

"Kita harus mencoba makanan di sana, Baekhyun."

Baekhyun menggeleng pelan. Dia tidak suka dengan kebohongan Channie yang ini. Karena itulah dia mencoba mengorek kejujuran dari lelaki jangkung tersebut.

"Aku tidak suka ketika kau berbohong." Baekhyun tidak mau beranjak dari tempat itu. Dia hanya terpaku, berdiri, dan menggeleng enggan. Baekhyun tidak ingin Channie memaksakan diri sekeras ini.

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak terlihat baik-baik saja. Wajahmu pucat."

Chanyeol menelan ludah. Dia pucat dan gugup bukan karena tubuhnya dalam keadaan buruk, namun lebih dari itu. Hatinya yang lebih terluka sekarang. Dia tidak mengerti kenapa jadi seperti ini. Setahunya, dia tidak mengerti kenapa hatinya bisa terpuruk seperti ini hanya karena dugaannya yang tak jelas itu.

Chanyeol tumbang. Tubuhnya terduduk lesu, sementara Baekhyun panik. Lelaki yang lebih kecil itu membantu Chanyeol berjalan dan mereka pulang. Baekhyun merasa panik dan juga cemas. Dia mencoba merawat Chanyeol seisa mungkin.

Chanyeol sudah pernah melakukannya ketika dia sakit. Kali ini gilirannya sendiri. Baekhyun akan merawat Chanyeol hingga sembuh. Baekhyun membuatkan makanan hangat, lalu membawakan obat padanya.

"Jangan menangis!" Chanyeol tersenyum dan mengusap pipi Baekhyun.

"Aku tidak menangis."

"Jangan bersedih kalau begitu!"

Baekhyun tidak bicara lagi. Dia mencoba menyuapi Channie, namun Channie menggeleng. Nafsu makannya menghilang. Dia merasa takut tiba-tiba. Dia takut akan makin menuntut perasaan ini. Dia takut akan terus mengidamkan perhatian Baekhyun.

"Kalau kau tidak baik, jangan paksakan dirimu! Aku juga tidak terlalu menuntut untuk bermain sementara kondisimu tidak memungkinkan. Kesehatanmu lebih penting daripada apa pun." Baekhyun mengembuskan napas.

"Kebahagiaanmu lebih penting."

Baekhyun mencoba untuk tidak mengomel, namun Chanyeol sangat keras kepala kali ini. Jadi Baekhyun sangat emosi dan juga kesal dengan kelakuannya. Baekhyun berharap Chanyeol menurut sehingga bisa sembuh.

"Aku akan membuatkanmu teh hangat."

"Aku sudah makan bubur hangat."

"Kali ini yang lain lagi," ucap Baekhyun memaksa. Chanyeol menggeleng pelan. Dia senang dengan perhatian lelaki manis ini, namun dia tidak ingin merepotkan.

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang