Chap 23. Overdose

18.7K 2.8K 224
                                    

Someone call the doctor, hold me and tell me...

Love is sickness, an addiction, overdose...

It's harder to control as time goes by...

I'm falling deeper in to her...

Oh, too much, it's you your love, this is overdose...

***

Chanyeol pulang ke rumahnya. Dia mengerjap beberapa kali, mencoba mengusir air mata yang sejak tadi mengalir deras di pipinya. Jauh dari itu, hatinya sangat hancur. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Dia gagal membawa Baekhyun ke rumahnya. Gagal merengkuh lelaki manis yang sangat dia cintai itu.

"Mama..."

"Chanyeol-ah..." Yuri mencoba melangkah ke arah anaknya, namun anaknya masih mematung. Dia tidak mendekat dan hanya terpaku. Sementara itu, air matanya masih mengalir di pipi.

"Jangan menangis!" Yuri mencoba menghibur. "Semua akan baik-baik saja, Sayang!"

Chanyeol tidak bisa menerima apa yang ibunya katakan. Sekarang dia patah hati. Hatinya hancur karena Baekhyun membuangnya. Chanyeol tidak sanggup kalau begini.

"Mama..." Chanyeol berbisik lagi. Dia mencengkeram dadanya, lalu kembali menatap ibunya. "Aku gagal membawanya ke sini."

Chanyeol benar-benar hancur dari dalam. Lelaki jangkung itu menangis, lalu memeluk ibunya sambil sesenggukan. Yuri menatapnya sambil mengerjap. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Anaknya sampai pada tahap paling sulit dalam hidupnya. Ini pertama kalinya anak kesayangannya menangis hingga seperti ini.

Yuri tahu alasannya, namun dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain memeluk anaknya.

"Jangan menangis, Sayang!"

"Mama... aku mencintainya, Mama. Aku tidak ingin kehilangan dia. Aku menginginkan dia di hidupku. Karena dia aku bahagia, Mama. Bahkan aku tidak tahu siapa diriku, dan aku tidak peduli siapa dirinya."

Yuri menepuk punggung anak kesayangannya dan berbisik lembut, mencoba menghibur anaknya dalam diam. Chanyeol menangis karena gagal. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berhasil membawa Baekhyun bersamanya. Apalagi sepertinya ada sesuatu yang buruk terjadi. Yuri menangkup pipi anaknya, lalu berbisik pelan.

"Katakan pada Mama! Apa Baekhyun melakukan sesuatu?"

Chanyeol menangis lagi. Dia menceritakan semuanya. Dia mulai dari bagaian paling awal bagaimana dia membawa Baekhyun. Yuri terkejut ketika tahu Chanyeol pernah sakit, namun tersenyum bahagia ketika tahu Baekhyun merawatnya.

"Kurang ajar!" Bibir Yuri mengumpat marah.

"Jangan marah pada Baekhyun, Mama! Aku yang bersalah..."

"Siapa yang marah pada Baekhyun, Sayang? Mama marah pada wanita jalang itu! Berani sekali dia menghancurkan kebahagiaan anak kesayangan Mama!" Yuri mengumpat marah. Chanyeol masih diam dan mendengarkan.

Yuri sangat terpukul ketika melihat Chanyeol pulang dan menangis. Lebih menyakitkannya, Baekhyun malah terluka karena semua ini. Yuri tidak ingin melihat Chanyeol bersedih, namun juga tidak ingin melihat Baekhyun menderita. Dia menyayangi kedua lelaki itu, meski banyak sekali orang yang akan menghujat dan menghina kebahagiaan mereka.

Untuk Yuri, kebahagiaan anaknya sangat penting melebihi apa pun. Lagi pula, Yuri juga sangat menyayangi Baekhyun. Dia mencoba mencari cara agar Baekhyun mau tinggal bersamanya dan Chanyeol nanti.

Chanyeol adalah anak satu-satunya sekaligus anak kesayangannya, namun sekarang ada janin baru dalam perut Yuri, calon adik Chanyeol. Mereka tak akan pernah merasa bingung dengan kekayaan dan juga pewaris. Yuri dan suaminya sama sekali tak peduli. Chanyeol malah mengatakan kalau dia akan mengabdikan dirinya untuk keluarga dan juga cintanya, tidak untuk merebut sesuatu. Chanyeol akan memberikan semuanya pada adiknya nanti.

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang