Chap 6. Lucky One

27.1K 4.2K 638
                                    

The momment I rage like the storm...

And you stop my world...

You are my only one...

The momment I discover you...

You shine more radiantly...

I'll be the lucky one...

***

Mata Chanyeol terbuka perlahan. Sekujur tubuhnya sakit, namun dia memaksakan diri untuk membuka mata. Chanyeol harus bangun dan menjalani hidupnya. Dia tidak ingin ibunya menangis dan bersedih karena keadaannya sekarang. Lebih parahnya lagi, Chanyeol jadi seperti ini hanya karena dirampok. Tidak ada hal yang lebih miris daripada kisah seorang konglomerat yang kritis karena dirampok. Ah, itu tidak miris, Chanyeol! Itu malah menyebalkan sekali kalau didengarkan lagi. Kau sudah berbuat baik meski temanmu memasang muka dua, tetapi kau tetap bertahan dan tersenyum dalam diam.

Kau adalah sebuah cerita yang harusnya akan jadi ketakutan yang baru untuk mereka. Sudahlah, kau tak membutuhkan mereka, Chanyeol! Kau hanya harus hidup bahagia tanpa beban. Carilah teman yang baik!

"Mama..." Chanyeol berbisik.

"Chanyeol!" Semua orang di sana heboh. Beberapa orang mencoba memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Chanyeol. Dalam beberapa menit saja dokter datang dan memeriksa keadaan Chanyeol.

Dengan senyum yang masih terukir di bibir, dokter bicara pada Yuri. "Ini benar-benar luar biasa. Keadaan anakmu membaik dengan cepat, Nyonya."

"Syukurlah!" Mereka semua menangis haru. Chanyeol masih mengerjap beberapa kali. Dia tidak bisa bicara banyak. Pengaruh obat membuatnya mengantuk dan lemas, tetapi dia mulai bisa mengumpulkan kesadaran sedikit demi sedikit.

Yuri menangis kencang dan juga bersyukur karena anaknya sudah mulai pulih. Yuri berjanji akan membalas apa yang orang-orang lakukan pada anak tercintanya.

"Mama, apa yang terjadi?"

"Kamu terluka, Sayang. Beberapa orang sepertinya merampok dan melukaimu."

"Lalu bagaimana Mama bisa menemukanku?"

"Seseorang membawamu kemari. Tetapi polisi tidak mau menyebutkan nama orang itu. Mereka sudah berjanji pada anak lelaki yang telah menolongmu untuk tidak memberitahu Mama."

Hati Chanyeol mencelos seketika. Sepertinya orang yang menolong Chanyeol kali ini bukan orang yang sering dia temui di sekitarnya. Orang ini sepertinya tulus berteman dan membantu Chanyeol, bahkan untuk ditanya namanya saja dia tak mau. Chanyeol masih mengantuk, namun rasa ingin tahunya jauh lebih besar sekarang.

"Mama..." bisiknya.

"Ya, Sayang?"

"Jangan menangis! Aku seperti anak yang sangat kejam padamu."

"Kau memang kejam! Kau selalu membuat Mama cemas, Park Chanyeol!"

"Aku mencintaimu, Mama."

"Mama lebih mencintaimu."

"Mama..."

"Aku ingin bertemu dengan orang yang telah menolongku, Mama."

"Tahan dulu, Sayang! Temukan dia ketika kau sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit."

"Tetapi, Mama..."

"Tolonglah, Sayang! Mama sangat takut ketika pihak rumah sakit menghubungi Mama."

"Aku masih hidup, Mama."

"Iya, dan kau masih hidup karena anak lelaki baik hati itu!"

"Mama..."

My Poor HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang