AKU HARUS JUJUR

17 4 2
                                    

1 minggu kemarin kelas 12 disibukkan dengan simulasi ujian nasional yang diadakan 5 hari berturut-turut. Vano dan Isel pun saling mendukung dalam kegiatan seperti ini.

Minggu ini, hanya 3 hari mereka masuk sekolah dan 2 hari selebihnya adalah masa tenang menjelang ujian. Tepat hari ini, Isel dan Vano akan belajar bersama di sebuah cafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah mereka.

"Van ajarin aku yang ini sama yang ini ya?" ujar Isel menunjuk beberapa nomor soal yang dilingkarinya. "Iya aku ajarin" jawab Vano.

Kayaknya sekarang udah waktunya gue jujur batin Vano.

"Sel, kamu renacanya mau kuliah dimana nanti?" tanya Vano sesaat setelah memesan makanan.

"Kemarin malam kata ayah, aku ambil double degree di universitas swasta di Jakarta" jawab Isel.

Vano tersenyum dan lanjut bertanya, "Double degree berarti kuliah di 2 negara dong ya?"

"Hmm yaa gitudeh. Tapi aku juga belum tau negara mana. Kalo kamu Van?"

Vano menelan salivanya. Tiba-tiba ada seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka, "Permisi mas, mba. Ini pesanannya". Seorang pramuniaga itu mengantar 1 piring macaroni dan 1 piring burger pesanan Isel dan Vano. Lengkap dengan 2 gelas lemon tea.

"Van kamu mau cobain macaroninya deh" Isel menyodorkan satu sendok macaroni ke mulut sang kekasih.

Vano pun melakukan hal serupa terhadap Isel. Vano bersyukur ia dapat sedikit bernafas lega karena datangnya makanan pesanan mereka.

Setelah makanan mereka habis, Isel pun meminta Vano mengajarinya beberapa soal yang sudah mereka janjikan tadi. Dengan seksama, Isel mendengarkan apa saja yang Vano ajarkan padanya.

Usai mengajari Isel, Vano pun mengantarkan Isel pulang ke rumahnya.

Di mobil Vano, Isel ikut bernyanyi mengikuti alunan musik dari radio di mobil tersebut.

Dewi kaulah hidupku

Aku cinta padamu sampai mati

Dewi belahlah dadaku agar kau tau

Agar kau mengerti

seusai menyanyikan beberapa bagian pada lagu tersebut, Isel teringat pertanyaan yang belum Vano jawab tadi.

Isel menoleh dan mendapati Vano sedang menatap lurus kedepan, "Van tadi pas aku nanya kamu belum jawab"
Vano pun menampilkan ekspresi seolah bertanya "Hah yang mana?"

Isel pun mengingatkannya, "Ituloh yang pas aku nanya kamu pengen kuliah dimana"

Tanpa aba-aba, Vano langsung tersenyum dan menjawab pertanyaan Isel, "Aku jujur tapi kejujuran ini pasti bikin kamu kecewa" ujarnya.

Isel pun hanya tersenyum.

"Jadi, perusahaan milik papaku itu bankrut. Alhasil, aku sekeluarga akan pindah ke Melbourne karena disana ada adiknya papa. Aku pengen kita masih bisa sama-sama sel. Aku ga kamu kita sampai disini" jelas Vano.

Isel mengeluarkan air matanya sehingga membuat Vano menghentikan kendaraannya di tepi jalan.

Vano spontan menarik Isel kedalam dekapannya. Gadis itu pun menenggelamkan kepalanya di dada bidang Vano. "Hey jangan nangis dong. Siapa tau kalo liburan aku bisa kesini? Atau kamu bisa kesana. Please jangan bikin aku berat ninggalin kamu"

Isel menyeka air matanya dan menatap kekasihnya, "Aku ga pengen kita pisah. Aku pengen kita sama-sama terus kayak gini. Nanti kalo kamu disana ngelirik cewe lain gimana?"

Vano semakin kuat memeluk Isel. Ia sungguh tak tega melihat orang yang ia cintai menangis seperti ini. Hatinya seperti teriris melihat segenap air mata yang jatuh.

Setelah Isel bisa menenagkan diri, Vano mengantarnya pulang.

•••••

Aku tidak boleh egois. Dia harus pergi. Aku tidak berhak menahannya untuk tetap disini batin Isel.

Isel ingin sekali mendekap Vano lebih lama untuk merasakan kehangatan darinya. Ia paham bahwa 1 langkah yang akan dijalani Vano kini akan membentang jarak diantara mereka.

Di dalam benaknya, ia hanya harus membuat beberapa rencana untuk merelakan Vano. Dan sekarang ia akan membuatnya.

Isel mengambil selembar kertas dari binder berwarna ungu tersebut, tak lupa ia juga mengambil sebuah pulpen.

Tangannya mulai menari diatas secarik kertas tersebut,

Vano & Isel Gonna Do!

1. Melihat matahari terbenam di pantai pake couple shirt
2. Vano nyanyi atau bikin puisi buat Isel
3. Vano bacain puisi atau nyanyiin lagu itu di hadapan teman-temannya
4. Ngedate bertiga sama Vina!
5. Outbound bareng

Isel jadi tertawa sendiri setelah menulis beberapa keinginannya. Entah terwujud atau tidak, yang jelas, membayangkannya saja Isel sudah senang.

Ia pun menyimpan kertas tersebut dalam buku hariannya.

Setelahnya, ia membuka kotak yang diberikan Vano beberapa hari lalu.

Flashback On

Hari minggu ini Isel bosaan sekali karena hanya disuruh belajar,belajar, dan belajar. Pada pagi hari di hari yang cerah ini, Isel memutuskan untuk jogging keliling komplek.

Isel mengitari komplek perumahan elite tersebut sambil mendengar lagu lewat earpodsnya.

30 menit setelah jogging, Isel merasa lapar. Alhasil, saat dia melihat ada penjual bubur ayam, Isel pun membelinya.

"Hmm enak banget deh pagi-pagi abis jogging langsung makan!" ujar Isel saat suapan terakhirnya.

Saat akan kembali ke rumahnya, Isel mendapat 1 notifikasi di handphonenya. Siapa lagi kalau bukan kekasih tercintanya?

Devano : Kamu dimana?

Ilena Selma : Di warung bubur dekat taman kompleks rumah aku. Kenapa?

Devano : Tunggu di taman ya. Aku udah deket

Sesuai permintaan Vano, Isel berjalan menuju ke taman. Untung saja ada bangku yang kosong.

"Morning" sapa Vano seraya mengacak rambut Isel.

"Eh udah dateng? Tumben nyamperin pagi-pagi. Kangen ya?" Isel mencolek hidung Vano.

"Ga sih biasa aja. Oh iya, aku kesini mau ngasih kotak ini buat kamu"

Isel pun menerimanya dan langsung membuka kotak berwarna merah tersebut, "Vanooo!!!! Kamu ngasih sweater kesukaan kamu buat aku?"

Vano tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu, "Iya buat kamu. Abis kamu selalu pinjem sweater itu kalo aku lagi pake. Yaudah aku kasih aja buat kamu"

Flashback Off

"Biar kamu nanti jauh disana, aku masih bisa peluk kamu lewat Vano Bear—nama boneka pemberian Vano pas ulangtahun Isel— dan sweater ini"

Hanya tinggal menghitung hari, Vano akan terbang ke Melbourne untuk pindah bersama keluarganya dan mengenyam pendidikan disana.

V A N OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang