MANISNYA SAKIT

18 5 0
                                    

Kemarin siang, mobil Isel mogok di dekat rumahnya. Saat itu, hujan juga sedang mengguyur ibukota. Tidak ada kendaraan pula yang lewat sehingga Isel memutuskan untuk berlari menuju rumahnya.

Hatchiim!

Beginilah Isel sekarang, menyembunyikan tubuhnya didalam selimut berwarna pink bertema barbie. Badannya menggigil, hidungnya tidak enak dan kepalanya pusing.

Saat tadi pagi sarapan pun, ia hanya bisa memakan 5 sendok bubur dan sedikit susu.

Ting!

Terdapat 1 notifikasi yang membuatnya tersenyum. Siapa lagi kalau bukan Vano?

Devano : Sel lo ga masuk ya?
Ilena Selma : Iya, gue sakit

Dan pesan terakhir yang ia kirim hanya dibaca oleh Vano. Sungguh menyebalkan!

Tepat pukul 2 siang, pintu kamar Isel terbuka. Menampilkan Vano dengan seragam putih abu-abunya. Namun Isel sedang terlelap.

Vano membelai anak rambut perempuan yang disayanginya tersebut hingga membuat Isel terbangun.

Isel pun terkejut dan merapihkan rambutnya, "Vano? Lo sejak kapan disini? Kok ga bilang dulu kalo mau kesini?"

Vano pun membantu Isel untuk duduk, "Gue baru aja disini. Dan tadi nyokap lo nelfon gue katanya lo tidur sambil ngigo manggil nama gue. Yaudah gue kesini aja bawain martabak kesukaan lo" jelasnya yang membuat Isel terpana.

"Kok tau makanan kesukaan gue? Hayo lo stalker ya? Hiii serem!" ledeknya.
"Ye enak aja, nyokap lo yang bilang waktu itu jadi gue tau deh"

Isel pun memakan hampir semua martabak manis yang dibelikan oleh Vano. Yang ada dipikiran Vano saat ini adalah, ia merasa menyukai Isel apa adanya seperti ini. Makan belepotan, rambut acak-acakan dan mata pandanya. Semua itu terlihat lucu dimata Vano.

"Jangan ngeliatin mulu, nih mau? Gue suapin ya. Nih ayo buka mulutnya" cetus Isel.

"Ngga, lo aja yang makan" jawab Vano

"Udah cepetan, ayo aaaaa..... Nah anak pinter"

Sesaat setelah menyuapi Vano, Tiana masuk membawa obat-obatan Isel.

"Eh bunda ganggu ya? Maaf ya, ohiya Vano tolong ya ini obatnya Isel"

"Iya tante sini, biar aku yang kasihin"

Isel sangat amat tidak menyukai obat itu. Rasanya pahittt sekali dan Isel harus meminum itu sebagai pereda demamnya.

Vano pun membujuknya, "Ayodong Sel minum biar cepet sembuh"

"Duh Van ga ada obat lain ya? Tadi pagi gue hampir muntah gara-gara obat ini" rengek Isel.

"Gini aja, kalo lo minum obatnya dan cepet sembuh, gue ajak lo nonton dan minum Caramel Mocchiato kesukaan lo. Gimana?"

Tawaran menggiurkan itu pun langsung disetujui oleh Isel seraya membuka mulutnya.

Vano pun tersenyum melihat Isel.

Vano : "Sel"
Isel : "Apa"
Vano : "Lo lucu deh"
Isel : "Makasihh"
Vano : "Sel?"
Isel : "Apa Vano?"
Vano : "Sakit itu ga enak kan?"
Isel : "Iya"
Vano : "Pizza bentuknya bulat kan?"
Isel : "Iya"
Vano : "Burung punya sayap kan?"
Isel : "Iya"
Vano : "Lo mau jadi pacar gue kan?"
Isel : "Iya"

"EH TUNGGU. APA YANG TERAKHIR?" tanya Isel menaruh majalah yang sedang dibacanya.

Vano pun mengecup singkat dahi Isel dan beranjak pergi.

Wajah Isel merona, perutnya seperti dihiasi kupu-kupu berterbangan. Isel jatuh cinta. Isel jatuh cinta pada Devano. Laki-laki yang dianggap misterius.

Hingga saat Isel membuka handphonenya sebelum tidur, ia mendapat pesan dari Vano,

Devano : Selamat tidur pacarku, Princess Isel. Semoga cepat sembuh dan kita bisa jalan-jalan lagi. I love you
Ilena Selma : Selamat tidur juga ya pacar yang nembaknya dadakan! Untung lo gue terima HAHAHA. Love you too

Dan ia pun segera memasuki alam mimpinya yang terindah.

V A N OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang