* Last Call International Flight to Indonesia.... *
Pada hari yang telah ditentukan oleh Pak Sergio—atasan Vano—hari ini ia akan terbang ke Indonesia untuk melakukan sebuah pekerjaan selama 1-2 minggu. Junio tidak ikut bersamanya sebab ia hanya ditugaskan sendiri.
Apa yang Vano pikirkan, tak lepas dari seorang perempuan yang mengisi hari-harinya pada saat SMA. Ilena Selma. Hal itulah yang meracau di benak Vano hingga ia berpikir untuk menukar pekerjaannya dengan orang lain. Namun apa daya, atas kuasa Pak Sergio, ialah yang tetap harus ke Indonesia.
7 jam berlalu, pesawat yang Vano tumpangi pun mendarat dengan mulus di Soekarno Hatta International Airport. Hanya seorang lelaki paruhbaya yang menunggunya di luar pintu kedatangan. Pria itu adalah orang yang akan mengantar Vano ke kantor tempat kerjanya.
"Selamat Sore Pak, saya yang akan mengantar Bapak selama di Jakarta" tukasnya seraya mengambil sebuah koper berwarna hitam digenggaman Vano.
"Terimakasih Pak, tapi jangan sungkan, panggil saya Vano saja. Bapak kan lebih berumur daripada saya" ujar Vano sopan. Lalu lelaki itu hanya tersenyum seraya meminta Vano masuk kedalam sedan hitam yang dikendarainya. Vano menatap lekat jalan yang ia lewati, mengingat apa yang terjadi beberapa tahun silam. Hari dimana ia harus meninggalkan Isel di Indonesia.
Kamu dimana, Sel? Apa kamu masih menungguku? Apa masihkah ada kesempatan kita untuk bertemu? batin Vano.
Hingga pada keesokan harinya, terdapat sebuah notifikasi dari Junio,
Junio : bro, ini Isel bukan? [pict]
Vano : dia dimana?
Junio : gue ga sengaja liat dia tadi lagi makan sama cowok, di restoran deket kantor kita.Vano tertegun sesaat setelah mengetahui keberadaan Isel. Sebegitu tidak berpihakkah takdir cinta ini padanya?
•••••
"Sel, boleh nanya sesuatu ga?" tanya Marcel pada Isel. Isel pun menganggukkan kepalanya.
"Kamu udah punya pacar ya di Indonesia?" ucap Marcel yang membuat Isel langsung tersedak. Marcel pun segera memberi Isel
segelas air putih yang ada. "Maaf Sel, kalau pertanyaan saya lancang".Isel menyunggingkan senyum seraya berkata, "Tidak apa-apa mas. Ya saya masih mem-- hmm maksud saya, saya bisa dibilang masih memiliki kekasih" ujarnya gugup.
Marcel menatap Isel, "Isel, jika ada yang ingin kamu ceritakan, jangan sungkan cerita pada saya. Anggaplah saya sebagai kakakmu. Toh keluargamu jauh di Indonesia, sayalah yang akan menjadi penolong pertama jika kamu dalam masalah"
Akhirnya Isel menceritakan hubungannya dengan Vano kepada Marcel. Ia berharap jika setelah ia berbagi beban, mungkin saja akan ada sedikit kelegaan dalam hatinya.
Marcel terus mencermati setiap bagian yang Isel ceritakan padanya, dan dalam benaknya, Marcel bertanya-tanya "Apa yang Isel maksud itu Pak Vano atasanku..? Dia kan juga berasal dari Indonesia. Sepertinya aku harus menyusun rencana untuk mereka berdua...."
•••••••••••••••
Maaf yah updatenya lama... Hehee tapi di usahakan mulai sekarang lebih sering update.
Btw, kira-kira apa ya rencananya Marcel?
Yang mau nebak boleh loh comment disini!Dont be Silent Reader please🙏🏻
Salam sayang author ❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
V A N O
Teen FictionPelangi tak selalu bermakna indah. Angin tak selalu membawa kedamaian. Namun dirimu, melukiskan keindahan dan membuat kedamaian. Didekatmu aku bahagia, Iselku.