BERSAMA ANGIN

12 4 0
                                    

"Van, gapapa nih kita disini?" tanya Isel saat menapakkan kakinya di lantai paling atas sekolahnya.

"Iya gapapa, gue juga kadang kalo bete suka kesini. Nikmatin aja suasananya" ujar Vano menenangkan pacar barunya. Isel pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya

Isel pun mengambil ponselnya dan earpodnya lalu memainkan sebuah lagu, ia juga memberikan sebelah earpodnya kepada Vano,

Sebelumnya tak ada yang mampu mengajakku untuk bertahan dikala sedih

Sebelumnya kuikat hatiku hanya untuk aku seorang

Sekarang kau disini.. hilang rasanya semua bimbang tangis kesepian

Kau buat aku bertanya

Kau buat aku mencari

Tentang rasa ini aku tak mengerti

Akankah sama jadinya bila bukan kamu

Lalu senyummu menyadarkanku

Kaulah cinta pertama dan terakhirku

Vano pun bersuara, "Lagunya enak banget ya"

"Suasananya juga pas banget. Diatas sekolah, bersama lo, bersama musik ini dan bersama angin" ujar Isel menatap Vano lekat.

"Sel, gue pengen gombalin lo"

"Coba gombalinnya gimana"

"Nih jawab ya, apa persamaan Isel dan Semut?"

"Sama sama suka yang manis-manis. Bener ga?" tebak Isel

"Benar! Dan berarti yang manis-manis itu gue kan?"

"Apaansih looo! Ih itu mah namanya bukan gombal!" teriak Isel sembari memukul pelan bahu Vano.

"Eh Van, gue pengen nanya deh"

"Nanya apa sayang?" jawab Vano

"Simple sih, lo punya adik atau kakak ga? Gue pengen kenalan deh" tanya Isel

"Gue punya adik perempuan. Kelas 2 SMP namanya Devina panggilannya Vina. Kenapa lo tiba-tiba pengen kenalan gini? Ada maunya ya?"

"Hush! Enak aja. Gapapa gue pengen ajak adik lo main. Boleh kan?"

Dengan persetujuan Vano, Isel mengajak Vina ke salon bundanya. Ia ingin Vina memotong sedikit poninya yang sudah terlihat kurang rapih.

"Bunda, Isel pinjem Kak Popi ya!" teriaknya yang hanya diberi acungan jempol oleh Tiana.

"Jadiii? Siapose ini? Temen nona Isel? Tapi kok masih muda?" tanya Popi.

"Aduuuh kak, udah deh bantuin aku aja sekarang. Ini namanya Vina, adiknya Vano" jawab Isel

"Uuuhh rempong deh non. By the way anyway busway, namanya cucok binggow yah Vano Vina. Uuuhh eike jadi pengen punya anak namanya mirip gitu" cerocos Popi.

1 jam kemudian, rambut Vina menjadi seperti model. Hitam pendek lurus dan sedikit berponi. Persis seperti apa yang Vina dan Isel inginkan.

Vina pun langsung memeluknya, "Kak Isel, thanks yaa! Aku suka banget"

Vina memang hanya setinggi hidungnya, namun ia sangatlah menyukai Vina. Sebab, karena Isel anak tunggal, ia sangatlah menginkan kehadirkan seorang adik dan itu sepertinya bisa ia rasakan sekarang.

Setelah memotong rambut, Isel mengantarkan Vina kembali ke rumahnya. Nampak Vano sedang mencuci mobilnya di dekat garasi mobil.

Melihat kakaknya, sontak Vina pun berlari dan membuat heboh, "Bang! Liat rambut aku! Cantik ya! Ini semua berkat pacar abang yang kece itu!"

Isel dan Vano pun hanya menggelengkan kepala melihatnya.

"Sel, makasih ya udah bikin adik aku senang" ujar Vano.

"Iya sama-sama. Aku juga senang bisa bikin dia girang gitu" balas Isel.

"Yaudah kamu pulang gih, nanti kemaleman lagi. Nanti kalo udah sampe rumah, telepon aku ya"

"Iya, babe!"

Jawaban dari Isel itulah yang membuat Vano menahan degup kencang jantungnya. Selama hidupnya, hanya 1 perempuan yang berhasil dekat dengannya. Ia adalah Ilena Selma Prawiradirdja.

Dan tanpa ia ketahui, di dalam kehidupan Isel, hanya Devano Verdyan Wijaya yang bisa mengisi relung hatinya. Hanya Vano seorang.

Hingga pada saat Vano memasuki rumahnya, ia melihat Lina dan Tio sedang bercengkrama bersama Vina.

"Van, besok ajakin Isel makan malam bareng ya? Kalo perlu ajak ayah bundanya sekalian. Mama dan papa pengen lebih kenal pacar kamu" ujar Lina pada anak sulungnya.

"Iya Van, papa setuju banget kalo kamu sama dia. Ceria,cantik,baik dan pintar. Emang ga salah pilih kamu" lanjut Tio meyakinkan Vano.

Vano pun hanya bisa menjawab, "Iya ma,pa nanti aku kabarin dulu Isel ya"
••••••••••••••

Lagu : Cinta Pertama & Terakhir - Sherina Munaf

V A N OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang