#Riddle Story
***
Aku mempunyai seorang adik. Dia Jeon Jungkook. Aku selalu mengganggunya karna dia begitu lemah dan cengeng.
9 september, Kini ia genap berusia lima tahun. Hari ini ayah dan ibu merayakannya dengan sebuah pesta. Terlihat wajah bahagia jungkook saat menerima sebuah kado besar.
''Jungkook, kami menyayangimu, tumbuhlah menjadi anak yang baik dan tampan'' ayah dan ibu memelukknya seakan mereka hanya memiliki satu anak yang mereka banggakan.
Beberapa bulan berlalu, kini gilirankku yang mulai bertambah usia. hari ini adalah hari ulang tahunku. Namun tak ada pesta, kado, bahkan ucapan selamat ulang tahun untukku. Apa ini sebuah kejutan? namun sampai hari itu berlalu, sama sekali tak ada yang aku dapatkan dari hari ulang tahunku.
Apa mereka lupa? aku terus menunggu dan menunggu. Namun mereka benar-benar melupakan itu. Apa aku berbuat salah?''hyung..''
Jungkook menghampiriku kedua tangannya menyembunyikan sesuatu dibalik punggung kecilnya.
''apa itu? berikan padaku!'' aku merebut selembar kertas di tangannya.
''selamat ulang tahun, semoga kau suka hyung. kau bilang impianmu adalah menjadi seorang penyanyi'' jungkook tersenyum dan itu membuatku kesal. Entah apapun yang membuatnya tersenyum selalu membuatku kesal.
Aku membuang gambar itu dan menginjaknya hingga kusut, Jungkook menangis memintaku untuk menghentikannya.
''aku tidak mau ini! aku ingin kado seperti yang ayah berikan padamu!''
Hanya sebuah kertas jelek sedangkan ia mendapatkan robot-robotan yang selalu aku inginkan.
Aku menjadi tak terkendali dan akhirnya mendorongnya ke kolam. Orang tuaku sangat panik dan jungkook langsung dilarikan kerumah sakit.
***
"Jungkook siapa yang melakukan hal ini padamu?"
Akhirnya ayah mulai bertanya setelah Jungkook siuman.
Aku sangat takut jika jungkook mengatakan hal yang sebenarnya, bahwa yang mendorongnya ke kolam adalah aku. Ayah dan ibu pasti sangat marah dan menghukumku.
"hyung yang mendorongku"
Dugaanku benar, anak ini benar-benar menyebalkan. dengan penuh rasa takut aku melirik ekspresi ayah yang sangat marah. Namun, anehnya kemarahan itu tidak ia tunjukkan padaku. Melainkan pada jungkook.
"Apa yang kau bicarakan?! Jangan mengatakan yang tidak-tidak!"
Aku tersenyum menang.
lihat. Bahkan ayah membelakuTapi semenjak kejadian itu, ayah dan ibu semakin memperhatikannya. Bahkan ia boleh memakan selai kacang melebihi jatahku, ia juga seenaknya memakai bajuku, dan memainkan mainanku.
Aku tak pernah mengizinkan itu tapi ayah dan ibu mengizinkannya. Sedangkan aku tak pernah bisa memakan selai kacang ataupun memainkan mainannya, ini tidak adil.
Malam itu Jungkook tengah terlelap, ia menguasai tempat tidurku. Seharusnya ia tak pernah ada, Jungkook tak boleh disini. Hanya aku satu-satunya anak ayah dan ibu, Jungkook hanya mengganggu.
Dengan gemetar aku mencoba mengunci lehernya dengan kedua tanganku. Jungkook terbangun dan sangat ketakutan. Ia tak akan bisa berontak maupun berteriak karna aku menekan bagian pita suaranya.
''apa itu sakit?'' ini menyenangkan, aku melihat wajah kesakitannya dan ini menggelitikku. Aku merasakan kepuasan yang belum pernah aku rasakan selama ini.
''h-hyung.. ke..kenapa?'' jungkook mulai mengeluarkan air mata, ia terus menatapku dengan tatapan sakit, berusaha melepaskan cekikanku.
''karna kau merebut ayah dan ibuku''
Hal menyakitkan darinya membuatku bahagia dan hal yang membuatnya bahagia membuatku sakit. Karna itu aku harus membuatnya sangat sakit agar aku bahagia. Aku terus menekan lehernya hingga Jungkook tak bergerak lagi.
Aku menjauh dan menatap datar tubuhnya.''mulai sekarang kau hanya akan tidur di kotak peti, seperti yang ayah dan ibu berikan padaku''
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepypasta [BTS]
Mystery / ThrillerKumpulan BTS Creepypasta/Riddle [] Terinspirasi dari beberapa urban legend