Key Hole

5.9K 646 85
                                    


Satu tahun menjadi trainee, ahirnya perusahaan berencana mendebutkanku bersama enam trinee's lainnya sebagai anggota grup ditahun ini, karna kami sudah direncanakan akan menjadi satu grup, tentu kedekatan kami sudah tak bisa dipungkiri lagi, segala persiapan sudah dilakukan dan kami harus mulai tinggal disebuah asrama.

Beberapa member sudah membawa barang-barang mereka untuk persediaan selama di tempat baru, namun sepertinya hanya Yoongi hyung yang tidak mengambil barang-barangnya.

''hyung.. kau tidak akan bergantung pada barang orang lain kan?'' sindirku ketika melihatnya tengah bersantai-ria saat ditengah aktivitas kami yang sibuk beres-beres.

''tidak..'' cueknya yang tetap fokus pada ipad ditangannya.

''kalau begitu bawa barang-barangmu sendiri''

Yoongi hyung tersenyum tangannya memberi perintah agar aku mendekat.

''kau sangat perhatian Park Jimin, aku akan sangat berterimakasih jika dongsaeng berototku sangat bisa diandalkan''

Sial, pertanda ia memuji otot-ototku, berarti dia baru saja membayangkan aku tengah mengangkut barang-barangnya ke asrama.

Rasanya aku baru saja mendapatkan kartu merah. tentu, dengan begitu ia tidak akan melepaskanku dengan mudah, aku harus ikut pergi ke rumahnya yang berada di nohyun hanya untuk sekedar mengangkut barang-barang.

Sepertinya aku akan menjadi dongsaeng yang baik, atau mungkin aku akan menjadi dongsaeng bodoh yang selalu diperalat para hyung nanti?
Tak apa, jika sudah debut nanti aku akan berusaha lebih populer dari mereka.

**

Di perjalanan menuju nohyun kami menghabiskan waktu selama 6 jam, sebenarkan dua jam saja cukup. Namun tuan muda yoongi menghabiskan waktu di perjalanan dengan berbelanja, makan ice cream, dan bermain game di sebuah pusat perbelanjaan.

Tulangku rasanya mau patah, hanya menemaninya ke nohyun kenapa harus menguras energi seperti ini.

Sampai benar-benar di depan gerbang rumahnya, tiba-tiba hujan turun sangat deras. Kami segera berlari ke dalam, Yoongi hyung segera membuka kunci rumahnya.

Aku mengedarkan pandanganku pada seluruh sudut rumahnya yang sangat terlihat klasik, semua barang tertata rapih dan lumayan besar untuk seseorang yang tinggal sendiri.

Mataku terfokus pada salah satu bingkai foto keluarga, aku mengetahui bocah ompong dan botak yang sedang duduk dipangkuan wanita itu adalah Yoongi hyung, sontak itu membuatku tersiksa menahan tawa.

''jangan tertawa!'' sungutnya yang malah berhasil membuatku meledakkan tawa.

''hyung.. kau botak''

Ia mengaitkan leherku dengan tangannya, Tapi ia tidak sadar kalau aku sudah berhasil mengambil gambar itu dengan kamera ponselku. aku tidak sabar untuk memperlihatkan foto ini pada Jungkook dan juga taehyung, sekarang aku memiliki senjata bela diri.

**

Hujan semakin deras, jadi kami memutuskan untuk menginap malam ini dan kembali ke seoul besok pagi. Lagi pula rumah yoongi hyung tidak terlalu buruk. Dirumah ini terdapat banyak ruangan namun yoongi hyung berkata padaku, kalau kami harus tidur di ruang tengah dengan kasur lipat. Ck, dasar pelit.

Hari semakin larut, udara dingin menjalar diruangan ini. Samar aku dibisingkan oleh sesuatu yang membuat tidurku terganggu.

Bagaimana kalau maling? suara itu berasal dari lantai atas, aku mencoba membangunkan yoongi hyung yang terlelap, tapi tak berhasil. Dengan berbekal sebuah pemukul besbol akhirnya aku mengendap sendiri menaiki tangga menuju lantai atas, suara itu semakin jelas berasal dari sebuah kamar yang terletak di ujung lantai, jika harus ku claim sebagai maling. Suara itu lebih mirip seperti seorang anak kecil yang sedang meronta dengan tangisan dan lengkingan-lengkingan kecilnya, anak itu menangis sambil mengatakan sesuatu dengan nadanya yang berbisik.

Karna penasaran, aku mencoba untuk mengintip ke dalam kamar tersebut melalui lubang kunci, namun aku tak melihat seorangpun di dalam sana, hanya sebuah lemari besar.

''apa ada orang disana?'' lirihku berusaha membuka kenop pintu yang terkunci, tiba-tiba suara tangisan itu berhenti dan aku kembali mengintip lewat lubang kunci, sekarang aku tak dapat melihat apapun, seseorang seperti sedang menutupi lubang tersebut dengan sesuatu, entah itu kain atau kertas, yang kulihat hanya warna merah. ini membuatku yakin bahwa seseorang ada didalam sana.

Sepertinya aku mulai mencurigai banyak hal, bagaimana kalau yoongi hyung seorang pedofil yang suka menculik anak orang? atau jangan-jangan seorang bocah penyusup yang secara tak sengaja terjebak dirumah ini? atau versi yang lebih mengerikannya lagi, sebenarnya tak ada siapapun di dalam.

Cukup. Kakiku gemetar sekarang, dengan was-was aku kembali ke lantai bawah dan mengkonfirmasikan hal ini secara langsung pada si pemilik rumah.

''hyung.. bangun..'' lirihku sedikit menggoncangkan badannya

''ssstt jangan berisik...''
tiba-tiba yoongi hyung membuka matanya dan menaruh telunjuknya dibibirku, aku hanya menatap bingung. yoongi hyung bangkit dengan tubuhnya yang gemetar dan berkeringat.

''abaikan saja, kita berkemas dan pergi sekarang'' perintahnya tanpa mengatakan apapun lagi. Aku yang masih merasa janggal hanya mengikuti kata-katanya.

Malam ini kami berkemas untuk kembali ke seoul, ku lihat wajah yoongi hyung masih terlihat pucat bahkan ketika kami sudah menaiki taksi, sebenarnya apa yang terjadi? aku yakin dia juga mendengar suara itu.

Ini membuatku kesal, tak peduli jika ia benar-benar seorang pedofil sekarang aku benar-benar mengkhawatirkannya.

''hyung.. ada apa dikamar atas? apa kau menyembunyikan sesuatu?''

Ekspresinya terlihat berat, ia membuang nafasnya dengan tenang dan akhirnya sedikit demi sedikit membuka suaranya

''itu adalah kamar tempat abu jenazah kakakku disimpan, ia meninggal 15 tahun yang lalu dan meninggalkan kutukan pada seluruh keluargaku. Kami selalu dihantui rasa takut dan akhirnya meninggalkan rumah.''

Seketika jantungku mencelos mendengar kenyataan yang baru saja ia lontarkan.

''ia selalu menghantui kami, aku tidak tahan melihat sosok mengerikan itu''

Terlihat jelas wajahnya yang ketakutan saat membayangkan, aku yang mulai berkeringat dingin hanya terus berharap, yoongi hyung tak mengatakan hal yang lebih mengerikan dari ini.

Namun ia menatapku gemetar dan melanjutkan ceritanya





















'' yang paling mengerikan adalah matanya, Matanya merah seperti darah ''

Creepypasta [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang