Jungkook masih berkelut di tempat tidurnya, beberapa kali ayahnya memberitahu bahwa ia harus pergi ke tempat kerja.
Jungkook kecewa akan hal itu, seharusnya hari ini adalah hari libur. dan mereka sudah berencana untuk pergi piknik. tapi sebuah telfon dari perusahaan ayahnya menghancurkan rencana hari mereka.
"Jungkookie, maafkan ayah. Ayah harus pergi atau ayah akan dipecat"
Menghidupi seorang anak tanpa istri, sangat sulit baginya. ditambah usia Jungkook yang masih sangat muda, seharusnya ada orang tua yang selalu mendampingi perkembangannya. namun ia terlalu sibuk bekerja, hingga hari ini ia terpaksa meninggalkan Jungkook yang masih marah padanya.
"Jungkook, kau anak ayah satu-satunya, jangan membuat ayah sedih"
Jungkook akhirnya bangkit dan ia memeluk manja ayahnya.
"ayah janji, kita akan pergi piknik besok" ia meraih puncak kepala putranya
Jungkook mengangguk tersenyum, ia tau bahwa ayahnya tak akan pernah berbohong.
"ayah akan kembali sore, jangan lupa kunci pintu" ia mengelus lembut Jungkook, dan mengecupnya sebelum ia benar-benar pergi.
***
Hari sudah semakin sore, Jungkook melirik jam dan menghubungi ponsel ayahnya. syukurlah ayahnya berkata bahwa sebentar lagi ia akan pulang.
Jungkook tersenyum senang dan berlari ke dapur, ia menyiapkan makan malam. Ia menggoreng telur dadar kesukaan ayahnya, Ia menata meja makan serapih mungkin, setelah selesai ia kembali duduk sambil menunggu.
Semakin lama, rasa kantuk mulai menghampirinya. dengan mata sendu ia kembali melirik jam, sudah pukul 6 dan ayahnya belum juga kembali. Pikirnya mungkin karna dijalan sangat macet, karna hal ini memang sering terjadi. namun ayahnya tak pernah pulang melewati jam 6 sore. Ia selalu kembali tepat waktu. Mungkin sebentar lagi. Akhirnya Jungkook memutuskan untuk tidur sambil menunggu.
Ketika benar-benar terlelap, ia bermimpi sedang berada disebuah pinggir jalan, mobil dan truk melaju dengan kecepatan kencang, disebrang sana ia melihat seperti sesosok ayahnya, tangannya membuat sebuah corong dimulutnya seakan sedang berteriak memberitahu sesuatu padanya.
Samar ia mulai jelas mendengar teriakan itu
'jangan.. buka.. pintunya..jangan.. buka.. pintunya..'
Semakin lama suara itu semakin berat, dan Jungkook terbangun, ia masih merasa aneh dengan mimpi tersebut, ia melirik jam sudah pukul 8 malam, namun ia tak melihat ayahnya sampai dirumah.
'tap tap tap'
Terdengar suara langkah kaki diluar yang kemudian diiringi dengan suara ketukan pintu
'duk duk duk'
"iya tunggu sebentar"
Jungkook berlari ke arah pintu, namun langkahnya terhenti
"ayah, apa itu kau?"
'duk duk duk'
Tak ada jawaban dibalik pintu itu kecuali suara ketukan disana. Dengan hati-hati Jungkook berjalan mendekati pintu dan mengintip keadaan diluar melalui lubang kunci. Terlihat wajah ayahnya sedang menatap ke arah lubang kunci tersebut.
'duk duk duk'
Tangannya sudah hampir menggapai kenop pintu namun keraguan menyelimuti dirinya, sekali lagi ia mengintip melalui lubang kunci, ayahnya masih disana, ia masih menatap ke arah lubang kunci.
'duk duk duk'
"ayah itu kau kan?"
'duk duk duk'
"ayah, apa ayah lupa membawa kunci cadangan?"
'duk duk duk'
ayah, jawab saja pertanyaanku!"
'duk duk duk'
"ayah jangan membuatku takut, aku mohon jawab saja bahwa itu benar-benar kau!"
'duk duk duk duk duk duk duk'
Ketukan itu semakin keras, Jungkook ketakutan dan berjalan mundur, ia bersembunyi di sudut ruangan.
Ia menangis diiringi suara ketukan itu yang hampir terdengar seperti sedang berusaha merusak pintu.
"ayah.. aku mohon hentikan.. aku takut.."
Pintu itu sekarang bergetar karna seseorang menghantam kakinya disana.
Jungkook menutup kedua telinganya, ia terus menangis dan Hal itu berlangsung sangat lama.
sampai akhirnya rasa takut itu membuatnya lelah dan telelap.
Hingga dipagi hari jungkook terbagun, suara ketukan itu menghilang.
Ia berlari ke arah pintu dan mengintip, masih terlihat wajah ayahnya disana.
Jungkook sangat merasa bersalah, mungkin mimpi itu telah mempengaruhinya untuk menjadi ragu dan takut, bagaimanapun itu hanya sebuah mimpi, sekarang ia benar-benar siap jika ayahnya marah.
Dengan perlahan ia memutar kenop
Matanya perlahan melirik ayahnya dibalik pintu
Ayahnya masih memasang ekspresi yang sama, namun Jungkook gemetar dan terkejut hebat setelah melihat pemandangan yang sebenarnya
Tubuh ayahnya terbaring dilantai, namun kepalanya tergantung disebuah paku yang menghadap ke arah lubang kunci.
Ditembok tertulis sebuah pesan dengan noda darah.
"anak pintar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepypasta [BTS]
Mystery / ThrillerKumpulan BTS Creepypasta/Riddle [] Terinspirasi dari beberapa urban legend