Creepypasta [BTS]

Anxiexy Disorder

Sinar matahari menerpa wajahku, mereka masuk melalui celah kaca yang sedikit terbuka
Aku lengah.

Kurapatkan kembali tirai panjang menjulang hingga semua sinar-sinar itu tenggelam. Yeah ini lebih baik, biarkan dunia tak melihatku lagi.

Dunia ini terlalu berbahaya, kau tidak tau apa yang mereka pikir dan lakukan terhadapmu.
Aku tau setengah dari penghuni bumi ini adalah iblis atau sesuatu yang akan menyakitiku.

Setiap hari stasiun tv harus menayangkan berita mengerikan, seperti pembunuhan, perampokan, pemerkosaan dan hal keji lainnya.

Ngomong-ngomong soal berita, minggu lalu pacarku Park Jimin, juga masuk dalam deretan nama dalam kasus korban perampokan dan pembunuhan.

'dok! dok! dok!'

"Anna.. ini aku Yoongi"

Hari ini Yoongi datang kembali, padahal selalu kuabaikan.

"Anna buka pintunya.." serunya,

Yoongi selalu mencoba membawaku keluar, tapi sungguh aku tidak membutuhkannya.

Aku masih mencintai Jimin dan aku menyukai hidupku yang sekarang

"Anna aku mohon.. aku ingin bicara denganmu.."
pintanya.

Aku tidak peduli

"Anna jangan seperti, keluarlah"

Ini hidupku, aku tidak membutuhkan orang lain tentang hidupku.

"Anna buka!!"

Aku sedikit tersentak saat Yoongi mulai membentak, terdengar suaranya nyaring dibalik sana.

"kalau kau tak ingin membukanya, maka aku yang akan melakukannya"

Dentuman pintu mulai meruak, getaran dari pintu yang didobrak rasanya hampir meruntuhkan lantai kamarku.

"Anna.. "

Kini terlihat Yoongi diambang pintu, pria itu benar-benar mendobraknya.

"apa yang kau lakukan?! pergi!" bentakku mencoba menyingkirkannya dengan melempar apapun yang dapat mengenainya.

Yoongi hanya terdiam bahkan saat benda-benda itu melukainya.

"pergi! Aku tidak membutuhkanmu! Aku hanya ingin Jimin, Berhentilah menggangguku! Aku hanya ingin Jimin!"

DOR!

Peluru panas itu melubangi kepalaku, Yoongi berjalan menghampiriku.

Sekarang sosoknya berdiri tepat di atas tubuhku yang terbaring sekarat.

Ia menatapku dengan tatapan dinginnya.

"aku juga tidak membutuhkanmu bitch"

DOR!

Hantaman kedua kalinya, tubuhku sudah mati rasa, namun sebelum semuanya menjadi gelap pria itu menyunggingkan sebuah kesedihan.

"aku juga ingin Jimin"