#43

282 33 1
                                    

Kompetisi di hari itu berjalan lancar meskipun rencananya tidak sama seperti diawal. Kolaborasi antara Bisma dan Amanda terbilang cukup bagus, pasalnya kedua orang itu baru berlatih beberapa menit sebelum mereka tampil. Meski hanya menyabet gelar juara 3, tapi itu cukup membanggakan untuk klub musik, apalagi mengingat persiapan mereka tidak sematang peserta lainnya.

Tubuh Bisma tidak seimbang dengan pikirannya. Sejak awal pikiran Bisma tidak henti-hentinya memikirkan insiden terbongkarnya rahasia Rafael dan Ravela. Ditambah lagi saat ini Theo-selaku ketua dari klub musik malah tidak mendampingi mereka selama berkompetisi.

"Udah ngabarin kak Theo?" tanya Yuda, salah satu anggota klub musik yang paling muda.

Bisma melirik Arka yang menganggukkan kepalanya, "Udah, tapi masih belom di-read. Terakhir kali dia bales, katanya ada urusan penting yang harus diselesaiin."

Bisma segera mengecek ponselnya, siapa tahu pesannya dibalas Theo ataupun Alesha. Setelah melihat penampilan Bisma, Alesha langsung pergi karena ada keperluan mendadak. Jadi, Alesha tidak melihat saat Bisma dan Amanda naik ke atas panggung untuk menerima piala.

Theo: Faisal sm Rafael berantem. Gue titip anak2 ke lo ya, Bis. Soalnya persahabatan gue udh di ujung tanduk bgttt.

Bisma membolakan matanya kaget. Bisma kaget bukan karena isi pesan dari Theo. Tapi karena Bisma baru menyadari kalau data selulernya baru aktif kembali. Sehingga pesan dari Theo baru masuk setelah beberapa jam berlalu.

"Provider bapuk! Menang mahal doang, tapi data selulernya eror abis! Ck!" Bisma mengoceh sendiri tanpa memedulikan orang-orang di sekitarnya.

"Sehat Bis?" tanya Amanda khawatir. Tapi bukannya menjawab, Bisma malah kembali mengoceh.

"Ah, tuh kan! Chat gue yang dari tadi baru terkirim. Liat aja kalo gue udah terkenal, provider ini nanti gue tuntut. Nyusahin pengguna banget ini mah!"

"Ish si bego, dia kenapa, sih?" tanya Arka entah kepada siapa. Yang jelas Arka benar-benar merasa risih melihat Bisma bertingkah seperti orang tidak waras.

Bisma tidak memedulikan keluhan Arka terhadap tingkahnya. Karena sekarang dia sibuk melihat satu persatu pesan dari Alesha yang masuk untuknya. Bukan sebagai balasan dari pesan Bisma sebelumnya, melainkan pesan baru yang berhasil membuat Bisma terkejut.

Alesha Riani: Bis... gawat, Vela hilang, kayanya dia minggat deh dari rumah.

Alesha Riani: Kalo kompetisi lo udah selesai, lo langsung ke rumah gue, ya?

Alesha Riani: Bisma! Lo masih hidup, kan?

Pesan terakhir dari Alesha membuat mata Bisma membulat. Bisma memasang kedua ibu jarinya di atas layar, bersiap untuk mengetikkan pesan balasan. Tapi baru beberapa huruf, tiba-tiba saja jarinya tidak sengaja menggeser tombol hijau.

"Eh?"

Bisma melihat nama Alesha tertera di layar ponselnya. Cepat-cepat Bisma menempelkan ponsel itu ke telinganya.

"Ya, Le? Baru aja gue mau bales chat lo nih, lo udah nelpon aja, hehehe."

"Nggak usah ketawa, lo cepetan kesini, bantuin gue nyari Ravela. Atau nggak lo telepon Rangga kek, tanyain ke dia, siapa tau Vela lagi sama dia."

"Ah, iya. Iya deh ntar gue telepon Rangga. Eh tapi, Vela minggat kenapa, Le? Ribut lagi sama kakaknya yang kaya vampire cina itu?"

"Ssstttt!" Alesha mendesis cukup panjang sambil berusaha menutupi speaker pada ponselnya. Saat ini, di rumahnya sedang ada Joya dan Rafael yang menyimak percakapan mereka lewat fiture speaker yang diaktifkan pada ponsel Alesha.

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang