1️⃣

104 6 11
                                    

"Hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm"

Maitsa harap-harap cemas ngeliatin kakak kelasnya yang lagi sok-sokan mikir. Matanya ke atas kayak orang juling. Tangannya ngelus-ngelus dagu.

Mikir gini aja lama banget, gimana mikir jawaban UN yang waktunya cuma dua jam? Gak lulus kali, kelamaan mikir.

Sekian lama mikir akhirnya doi ngomong, nanya lebih tepatnya, "Lo yakin mau ikut ekskul ini?"

Yah, ini mah jawabannya gak usah mikir lagi buat Maitsa. Dia langsung ngangguk yakin.

"Lo gak takut item gosong?"

"Gak takut punya otot kayak laki?"

"Gak takut bau keringet?"

"Gak takut kegebok?"

"Gak takut betisnya berkonde?"

Dari semua pertanyaan kakelnya, Maitsa jawab dengan gelengan yang mantap.

"Tapi lo kan cewek."

"Gapapa, Kak. Kalau suka gak ada perbedaan cowok cewek."

Maitsa ngomong udah pake semangat 45.

Kakelnya tepuk tangan. Terus dia nunjuk-nunjuk Maitsa.

"Yang kayak gini nih! Gue suka gaya lo!" Katanya sambil menyalami tangan Maitsa.

Maitsa sumringah banget di puji.

"Jadi kapan mulai latihan, Kak?"

"Dari jum'at kemarin sih udah mulai latihan."

"Siap deh kapten! Sampai ketemu hari jum'at!"

"Ngapain lo mau ketemu gue hari jum'at?"

"Ekskul dong kapten!"

"Siapa bilang lo diterima?"

Mata Maitsa yang tadinya bersinar langsung redup. Mukanya bingung.

"Jadi, ada tesnya dulu, kapten? AH itu mah saya jabanin!" Mukanya langsung sumringah lagi.

Kakelnya berdecih. "Ni anak suka ambil kesimpulan sendiri ya."

"Terus apa dong, Kak?"

"Ekskul futsal buat cewek udah di bekuin. 5 tahun gak ada peminatnya."

Maitsa melongo.

"Jadi cheerleader ajasih. Tipe-tipe kayak lo cocok banget jadi anak cheers."

Setelah bilang gitu kakelnya pergi ninggalan Maitsa yang masih dumbfounded.

"Kak! Kak! Kalau saya bisa ngumpulin cewek sesuai jumlah tim dan cadangan, gak akan di bekuin lagi kan??" Kata Maitsa teriak-teriak.

Untung koridor sekolah udah mulai sepi, yaiyalah udah pulang sekolah. Maitsa belum pulang karena mau daftar futsal ke kapten futsal.

Kakelnya masih terus jalan, tanpa nengok dia ngegerakin tangannya, seolah-olah bilang "Serah lo dah."

Gemes dengan tanggapan kakelnya Maitsa guling-guling.

Untung gak ada yang liat.

...

Mahesa lagi tidur tapi kebangun gara-gara suara ketawa tertahan seseorang.

Dia pun terbangun terus ngeliat bertanya ke orang sebelahnya.

Orang sebelahnya akhirnya sadar diliatin. Dia nengok, tapi bukannya berenti malah makin ngakak.

M&MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang