M&M

1️⃣1️⃣

"Malu aku malu"

Maitsa nyesel banget nengok. Padahal udah tau suara siapa yang nanyi, reflek dia emang jelek deh kayaknya.

"Pada semut merah"

Kali ini orang yang nyanyi beda. Suaranya lebih cempreng dari orang pertama. Beda orang, ngeselinnya sama.

"Yang berbaris di dinding menatapku curiga"

Ini lagi...

Kali ini orang yang suaranya paling berat yang nyanyi.

"Seakan penuh tanya, sedang apa disini~?"

Selesai nyanyi bait itu, tangan mereka yang dari tadi ngepel seakan-akan jadi mic diarahin ke Maitsa.

"...."

"Menanti pacar jawabku~~~~~ EAAAAAAAAAaAaa"

Maitsa mau pulang aja rasanya. Emang udah mau pulang tapi nunggu tebengan.

"Nyanyi dong ah! Cupu lo!"

"Lagu lo banget tuh!"

Itu Banyu dan Marlo, Devon udah ketawa-ketawa nabok motornya.

"Lagu gue banget apaansih?"

"Itu ada kata-kata yang lo banget."

"Ck, gue gak nunggu pacar!"

"Siapa bilang kalimat yang itu, orang yang 'sungguh aneh tapi nyata', lo kan manusia aneh tapi nyata."

Terserah Marlo aja.

Maitsa rasanya mau teriak "Apaansih!!!" Tapi nanti makin jadi. Dia diem aja ngeliatin mereka bertiga ketawa.

"Weits, udah selesai tugas kita ngejagain lo, Met. Kita cabut ya sebelum di ajak panco."

Gak lama mereka berlalu, ada dua motor yang nuju halte, yang satu cuma klakson terus jalan lagi, yang satu berhenti.

"Kak...hm...kakak duluan aja" Maitsa ngomong ragu-ragu takut menyinggung perasaan Mahesa.

Maitsa pengen ngomong Mahesa gak usah tebengin pulang hari ini, tapi baru sadar gak punya kontaknya. Akhirnya dia nunggu di halte---tempat biasa mereka ketemuan, sampe ekskul futsal selesai, dan hari ini ekskul futsal lama banget selesainya. Udah sore banget, dia takut digangguin kayak kata Rey.

Udah kejadian sih. Di gangguin 3 sekaligus lagi.

"Dijemput?"

"Nggak."

"Mau kerumah temen?"

"Nggak."

"Terus?"

"Mau ke super market dulu, tadi disuruh kakak..."

"Gue anterin."

"Gak usah, kak. Supermarketnya lebih jauh dari rumah."

"Naik." Mahesa udah ngomong pake nada gak bisa dibantah.

Yaudah, hemat ongkos.