"Oy, bocah banyak banget makanannya." Maitsa ngedongak hanya untuk menemukan muka ganteng Rey.
"Bagi dong." Rey ngambil satu roti sebelum Maitsa sempet jawab.
"Ambil lagi aja Kak Rey hehe" Maitsa ngelirik Gendis sinis. Itu roti punya dia, yang beli dia, pake duit dia.
"Ngapain sih, Kak, kesini?" Maitsa bertanya kesal. Meski UAS kan kelas yang di campur kelas 10 sama kelas 11 aja. Kelas 12 anteng gak di campur anak kelas bawah. Paling mejanya dipisahin jadi duduk sendiri.
"Nemenin Farra nganter apaan tau ke Devon." Kali ini Rey udah ikut-ikutan duduk bareng Maitsa dan Gendis di ubin, tepatnya di samping Gendis, bikin cewek itu kesenengan.
"Lah lo ngapain lo kan M? Kok di depan kelas Devon? Dia kan D." Maksud Rey itu huruf depan Maitsa M, M itu kan tengah, tapi biasanya lebih sering pisah sama yang huruf depannya D.
"Ngapelin gue, Kak." Gendis cengengesan menjawab pertanyaan Rey.
"Kelas gue di sebelah doang gak beda lantai kayak lo." Maitsa menambahkan sebelum menyendok nasi ke mulutnya.
"Gendis, ikut aja nanti selesai UAS kita futsal."
Mata Gendis udah berbinar-binar.
"Kelas kita lawan kelas lo?" Tanya Maitsa bersemangat.
"Nggak sih. Angkatan gue lawan angkatan sekolah depan."
Maitsa mikir-mikir, sebelumnya dia ikut futsal kalo kelasnya ikut, ini gak ada kelasnya dia jadi ragu. Iya, Maitsa suka ikut futsal sama temen kelasnya lawan mana aja, kelas lain, angkatan, temen sekolah temen kelasnya.
"Lah? Emang Mahesa gak ngasih tau?"
Maitsa geleng-geleng polos.
"Yaudah, sekarang udah tau kan?"
"Emang harus ngaish tau ya, Kak?" Tanya Maitsa polos.
"Haruslah!" Maitsa kaget karena ini yang ngomong bukan cuma Rey tapi Gendis juga.
"Kak Rey." Yang dipanggil Rey yang nengok tiga-tiganya.
"Yah, Far, baru duduk." Rey mengeluh masih sambil mengunyah.
"Gue duluan ya kalo gitu."
"Eh, jangan, kan mau bareng naik tangganya." Rey langsung bangun. "Duluan ya upin ipin." Rey dadah-dadah ganteng ke Maitsa dan Gendis.
Farra tersenyum cantik melambai, "duluan ya. Kalo masih laper, Devon ada ciki banyak."
Mendengar ciki Maitsa dan Gendis langsung berlari ke dalam kelas.
"Ck, tau aja sih ada makanan." Yang ngeluh bukan Devon melainkan Banyu.
"Von."
"Hm?"
"Sekarang gue ngerti kenapa Kakak lo digosipin sama Kak Rey."
"Kenapa?"
Mereka ngobrol sambil mulutnya masing-masing sibuk ngunyah.
"Tadi aja Kak Rey nganterin Kakak lo ke sini. Terus mau naik ke lantai atas aja bareng. Padahal yang satu lantai dua yang satu lantai tiga."
"Jealous?" Marlo meledek Gendis. "Kan udah di kasih kontak orang ganteng kemaren."
"Eh, iya gimana??" Banyu mulai heboh.
"Abis UAS mau ketemu nih." Gendis menyelipkan rambut ke belekang telinga sok imut.

KAMU SEDANG MEMBACA
M&M
Fanfiction"Mancing ikan lebih gampang dari pada mancing percakapan sama kakak."-M ©achichap™2017