Maitsa baru aja dari kantin abis jajan batagor. Hari ini bekel dia kurang, cuma spaghetti.
Beberapa langkah sebelum memasuki pintu kelas ada yang manggil-manggil.
"Dek, dek."
Pas Maitsa nengok, ternyata bidadari.
Mukanya songong, tapi nada bicaranya ramah.
Maitsa lupa jawab sapaan bidadari itu saking terpesonanya.
"Dek, boleh minta tolong?"
"...."
"Dek?"
"....Oh, iya Kak?"
"Kamu sekelas sama Devon kan?"
"Iya, Kak."
"Aku nitip ini buat Devon yaaa." Katanya menyerahkan kemeja kotak-kotak.
Wah, ini sih kesukaannya Devon. Dia setiap sekolah bukannya pake jaket tapi kemeja kotak-kotak. Kebetulan hari ini dia gak pake. Pas banget bidadari ini ngasih.
"Terima kasih ya."
Bidadari itu tersenyum dan Maitsa terpesona lagi.
Maitsa masih ngeliatin bidadari itu yang sekarang merogoh sakunya, mencari sesuatu.
"Gak usah, Kak! Gak usah!" Maitsa mengangkat tangannya mengisyaratkan "tidak".
Bidadari itu terlihat bingung.
"Oh...okey. Aku juga gak bawa tissue ternyata."
Lah, Maitsa kira mau ngasih uang karena mau nganterin barang ke Devon??
"Nanti kamu minta sama temen kamu aja ya tissue-nya. Atau kalau gak ada ke toilet aja, bersihin mulut kamu pake air, jadi gak usah beli tissue."
Maitsa langsung megang mulut dia. Belepotan bumbu kacang ternyata. Makinlah Maitsa merasa seperti rakyat jelata dibanding bidadari yang berdiri didepannya ini.
"Dadaaaah." Pamitnya ramah. "Sekali lagi terima kasih yaaa."
Maitsa menatap kepergian bidadari itu sambil mengelap mulutnya yang belepotan bumbu kacang dengan tangannya, kemudian dimakan lagi.
Selepas kepergian bidadari itu kekayangan (kelas), Maitsa langsung menuju kursinya yang ternyata sudah ada Gendis dan Marlo.
"Dis, Lo, kalian pasti gak akan percaya siapa yang gue temuin di depan kelas tadi."
"Ka Mahesa." "Bang Mahesa." Jawab mereka berdua bersamaan tanpa mengubah fokus mereka dari kertas yang sedang Gendis gambar.
"Bukan!"
Tadinya Maitsa mau membantah lebih banyak tapi melihat gambar Gendis dia jadi lupa apa yang mau dia omongin.
"Wih, siapa nih cantik banget?"
"Mau tau aja lo."
"Dih! Pergi sana dari tempat duduk gue!"
"Bacot! Gue gak konsentrasi gambarnya!" Bentak Gendis.
"Gue juga tadi di depan kelas ngeliat cewek lebih cantik dari ini nih."
"Mana ada! Ini yang paling cantik! Punya gue seorang."
Maitsa dan Gendis langsung ngeliatin Marlo.
"HAHAHAHAHA MANA MUNGKIN!"
"Ck! Gak percayaan banget kalian. Dia duluan yang naksir gue. Tanya aja dua kunyuk. Nyu! Von!" Marlo memanggil bantuan dia yang baru masuk kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
M&M
Fanfiction"Mancing ikan lebih gampang dari pada mancing percakapan sama kakak."-M ©achichap™2017