Tigapuluhsatu : Sudahlah

2.3K 120 0
                                    

Clara menyeka airmatanya berkali-kali, dia mengeratkan sweaternya karena udara malam dingin sekali. Matanya sembab dan hidungnya merah.

"Clara!" Panggil seseorang yang suaranya sudah familiar sekali di telinga Clara. Clara hanya diam lalu meneruskan langkah kakinya menghiraukan teriakan Brian.

Brian menahan pergelangan tangan Clara dengan nafas yang memburu, matanya memerah akibat terlalu lama terkena cahaya.

"Kamu...kenapa?" Tanya Brian saat Clara sudah menoleh. Brian melihat ada kekesalan yang sedang Clara sembunyikan.

"Gue?" Ucap Clara sambil menunjuk dirinya sendiri dan Brian hanya mengangguk. "Gue gak kenapa-kenapa." Tambahnya.

Clara melirik ke arah pergelangan tangannya yang di pegang oleh Brian, "Mending sekarang lo lepasin tangan gue, karena gue udah gak punya waktu banyak buat ngomong sama lo." Ucap Clara tegas.

Dia menghempaskan cekalan Brian lalu berbalik arah dan berjalan menjauhi Brian, airmatanya terus menetes sampai jatuh ke leher-lehernya.

"Lo nyadar diri juga Ra!" Teriak Brian yang sudah ingin meluapkan emosinya tentang Clara yang berpelukan dengan lelaki lain.

Clara menghentikan langkahnya, "Lo juga harus tau kalo diantara kita bukan lo aja yang sakit, gue juga sakit!" Ucap Brian.

Clara membalikan tubuhnya lalu bertemu dengan tubuh Brian yang tegap yang sedang berdiri tak jauh darinya.

"Lo mikir gak sih? Lo nyadar juga gak sih? Lo itu udah nyakitin gue secara tidak langsung." Ucap Brian menggebu-gebu.

"Lo kira gue gak liat lo tadi sama cowok lain lagi pelukan?"

jleb.

Bagaikan pisau yang tajam sedang menusuk tepat di jantungnya kini Clara mematung menatap manik mata Brian yang tampak kelelahan itu.

Clara menyeka airmatanya yang saat itu juga langsung merembes.

"Lo kira gue juga gak sakit liat lo berduaan sama cewek lain setelah kita tampil? Lo itu sebenernya playboy atau bukan sih? Kita udah dapet pujian dari banyak orang dan setelah itu lo malah deketin cewek lain? Hati siapa yang nggak sakit?"

Ucapan Clara menggebu-gebu penuh emosi dan egois. "Lo juga harus nyadar diri. Disaat gue nyari-nyari elo kemana-mana dan lo malah asik sama cewek lain apa itu nggak menyakitkan buat gue?" Bentak Clara membuat Brian jadi bersalah.

Tapi Brian malah mementingkan ego nya daripada hati nuraninya yang jauh di lubuk hati ingin meminta maaf pada Clara.

"Oh iya. Yang gue peluk itu teme semasa SMP gue dia baru pulang dari luar negeri ya wajar aja kalo dia meluk gue, dia kangen gue dan gue kangen sama dia. PUAS HAH LO!?" Bentak Clara dengan airmata yang merembes lagi jatuh mengenai pipinya.

"Waktu itu juga gue sama Rena, adik kelas gue yang lagi jualan stand kelasnya dan gue sama dia cuma ngobrol doang apa itu salah? Gue sama dia cuma temen doang!" Kali ini ucapan Brian agak tenang.

"Lo lupa ya? Kita juga berawal dari teman! Malahan dari musuh!" Ucap Clara lalu mulai menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Hatinya sakit saat tau bahwa Brian juga akan membentaknya. Brian langsung menghampiri Clara dan mengelus-elus kepalanya sambil memeluknya.

Clara menghempaskan pelukan Brian, Brian yang di perlakukan seperti itu hanya pasrah.

"Udahlah mending kita putus! Gue gak mau ada hubungan apapun sama lo!" 

Dan saat itu juga Brian mematung, jantungnya berdebar hebat dan tangan nya mengepal saat melihat Clara sudah melangkah pergi menjauh dari nya.

Brian duduk di atas rumput dengan sejuta kekecewaan dan pedih di dalam dadanya.

Return In Feelings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang