Brian mengacak rambutnya menjadi berantakan. Sejak sore tadi ia menunggu sosok Clara keluar dari kamarnya menuju balkon. Tapi yang di tunggu gak ada. Dan hari sudah gelap.
"Kenapa sih jadi rumit? Gue juga bodoh." Rutuk Brian lalu menghempaskan tubuhnya di atas kasur.
Hilang harapan saat kau katakan semua telah usai.
Lalu hujan pun turun dengan derasnya.
×××
Clara menutup pintu depan dengan kecang, hingga Oma kaget dan langsung beranjak dari duduknya.
"Ada apa Clara? Kenapa ada kegaduhan?" Teriak Omanya yang sedang di ruang keluarga. Clara tidak menjawab tapi nangis nya malah deras.
Oma tergopoh-gopoh menghampiri cucunya yang menangis di pintu, "Clara kamu kenapa?" Tanya Oma memeluk cucunya.
"Brian Ma, Brian jahat sama aku. Kemarin dia minta aku jadi pacarnya tapi tadi dia berduaan sama perempuan lain." Ucap Clara sambil sesegukan.
"Oma gak bisa apa-apa tentang remaja. Udah jangan nangis." Ucap Oma meneluk erat cucunya.
Clara melepaskan pelukan Oma, "Aku mau pulang." Ucap Clara dengan airmata yang berlinang.
"Tapi kan sekarang belum waktunya untuk pulang. Masih ada 3 hari lagi." Ucap Oma.
"Nggak apa-apa Ma. Aku pokoknya mau pulang dan pengen nanti malem abang jemput aku." Ucap Clara dan Oma hanya mengangguk.
Oma pergi dari hadapan Clara lalu menghampiri telepon rumah.
"Hallo Yuki?"
"...."
"Bisa ke bandung nanti sekarang? Clara pengen pulang katanya."
"...."
"Ada masalah kecil katanya. Kamu jemput aja atau Oma laporin ke Ibu kamu lho."
"...."
"Nah gitu dong. Hati-hati di jalan Yuki. Ajak lagi aja Theresa." Ucap Oma dan telepon pun di tutup.
"Kamu packing dulu." Ucap Oma tersenyum simpul pada Cucunya. Clara menurut lalu berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Kau tak pernah tahu betapa hati yakin untukmu.
Clara menangis sesegukan sambil memasukan barang-barangnya ke dalam koper. Clara mendengar suara erangan dari seberang.
Clara langsung menghampiri pintu balkonnya yang di tutupi gorden dari celah kecil Clara bisa melihat bahwa Brian sedang mondar-mandir di balkon dan matanya selalu tertuju pada kamar Clara.
Clara tidak pernah tahu bahwa Brian sedang menunggu sosok orang yang selalu mengisi pikirannya keluar dari kamar.
Clara masa bodoh dengan Brian, ia ingin pulang sekarang juga. Ingin pergi dari hadapan Brian.
×××
"Buruan, lo kenapa sih?" Yuki tak henti-hentinya menanyakan keadaan Clara di dalam mobil.
"Gak."
"Udahlah. Clara butuh istirahat. Kamu fokus aja nyetir." Ucap Theresa. Dan Clara beruntung punya Kakak Ipar seperti Theresa yang mau mengerti keadaan.
Eh? Kakak Ipar? Mereka kab baru pacaran. Ya semoga aja bulan depan atau kapan lah mereka tunangan.
Clara menatap jalanan yang lumayan ramai juga. Tapi nggak macet. Clara sedih karena harus meninggalkan Oma.
Lalu hujan pun turun dengan deras. "Malah hujan." Rutuk Yuki. Tapi Theresa malah menyukai hujan sambil berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return In Feelings✔
Fiksi RemajaBrian si tukang bully jatuh cinta pada Clara yang sering dia bully. Tapi Brian menyembunyikan perasaannya dihadapan ketiga temannya. Gimana caranya Brian bertahan dan berjuang? Completed✔