Sembilanbelas : Fisika itu Rumit

3.1K 182 1
                                    

Clara menutup laptopnya lalu berdiri dan menghampiri balkon kamarnya, disana ada ayunan tidur dan Clara langsung bersantai disana sambil menikmati malam hari.

Ponselnya berdering mengalunkan lagu Dat $tick langsung saja matanya terbelalak saat melihat nama yang tertera disana.

Brian calling...

Clara langsung menggeser tombol warna hijau, suara yang pertama kali di terima oleh telinganya adalah suara senar gitar.

"Malem Ra, lagi apa?"

Clara langsung menggelengkan kepalanya cepat, "Eh... lagi tiduran aja di balkon."

"Oh."

Lalu semuanya hening.

"Gue mau nyanyi boleh?" Tanyanya.

"Boleh." Ucap Clara sambil menggigit bibir bawahnya dengan wajah tersipu.

Lalu Brian menyanyikan sebuah lagu One Direction yang berjudul Night Changes.

Clara memandang bintang di langit sambil menghayati lagu yang di bawa oleh Brian, dengan suara gitar yang lembut dan suara Brian yang cukup lumayan bagus.

"Ra?"

Clara masih melamun sambil tersenyum,

"Ra?"

Dan saat itu juga Clara sadar dari lamunannya.

"Eh iya." Jawabnya.

"Kirain udah tidur."

"Belum kok," Clara jadi bingung sendiri mau berbicara apa karena sekarang keduanya hening.

"Eh congrats ya buat pertandingannya! Tim lo menang gue bangga tau." Ucap Clara.

Brian hanya tersenyum lalu menyimpan gitarnya dan menyimpan ponselnya di telinganya.

"Iya makasih Ra, kan ini juga berkat lo."

Clara malah gelagapan sendiri padahal mereka berdua sedang berbicara lewat telepon.

"Eh iya hehe. By The Way makasih yah buat Mug nya. Cantik banget." Ucap Clara saat mengingat Mug coklat muda itu.

"Eh iya. Sama-sama,"

Clara berpikir apakah dia harus mengajukan satu permintaan untuk Brian? Nanti minta yang aneh-aneh. Atau mengajukan pendapatnya sendiri?

"Ulangan kan bentar lagi. Lo udah bisa belom sama Fisika nya?"

"Belum lah, mana ada Fisika masuk ke otak gue."

Clara sempat terkekeh mendengar jawaban dari Brian.

"Yaudah sebagai gantinya. Gue mau kok bantuin lo buat belajar Fisika."

Dan saat itu juga Brian langsung melepaskan ponselnya dari telinga dan melihat layarnya tidak ada tampilan sedang menelepon Clara.

Brian tersenyum lalu menengadahkan kepalanya di pinggiran kasur dan menatap langit-langit kamarnya.

Sedangkan Clara malah menutup wajahnya dengan bantal, pipinya bersemu merah.

"Gue malu, malu banget.  Apalagi di liatin Bulan." Lalu kepalanya menggeleng tidak karuan.

×××

"Lo gak lupa kan sama ucapan lo malem?" Tanya Brian dengan senyum jahilnya. Tangan kanannya bertumpu pada dinding sedangkan di depannya ada Clara.

"Maksud lo yang mana?" Tanya nya. Pipinya bersemu merah dan pandangannya malah melihat ke lapangan basket.

"Kalo di ajak ngobrol pandang dong orangnya." Ucap Brian lalu meraih dagu Clara dan menggerakkan jarinya, menekan pipi Clara sehingga terlihat seperti kue bakpau.

Return In Feelings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang