Tigapuluhdua : Crowded

2.2K 116 0
                                    

Clara menatap nanar Mug yang diberikan Brian, coklat panas yang membuat hati Clara sedikit damai. Clara menyesap nya pelan-pelan. Cuaca diluar sedang hujan dan suara hujan itu menjadi saksi bahwa Clara tengah merindukan sosok Brian.

Betapa bego nya Clara yang melontarkan kata-kata yang sebenarnya Clara tidak ingin ucapkan sampai kapanpun. Tapi salahkan emosi nya yang selalu tak terkendali.

Udahlah! Sekarang kita putus! Gue gak mau ada hubungan apapun sama lo.

Dada Clara bergemuruh membuat rasa sesak terus menerus bereaksi di dirinya.

Airmata nya kini menetes lagi. Hanya setetes. Gue gak boleh cengeng. Selama ini gue gak pernah nangis buat cowok.

Tapi Brian, lo udah bikin hidup gue berantakan.

Clara menyeka airmatanya dikalan Yuki memanggilnya dari lantai dasar. "Iya tunggu!" Teriak Clara dari kamarnya lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Clara turun ke bawah dengan lunglai akibat semalam dia menangis terus-menerus. "Ada apa?" Tanya Clara saat sudah ada di hadapan Yuki yang sudah rapi.

"Nih anak kenapa matanya sembab banget? Pasti masalah cinta nya nih. Hadeh sejak kapan Clara jadi kaya gini?" Batin Yuki sambil menatap adiknya intens.

"Em itu gue mau keluar dulu, lo tungguin rumah ya? Kalo mau keluar boleh sih tapi jangan lupa bilang sama bibi." Ucap Yuki.

"Diluar kan hujan Bang, lo mau jalan?" Tanya Clara dan Yuki mengangguk.

"Udah reda, makanya jangan ngelamun mulu lo. Yaudah gue berangkat. Istirahat nya banyakin ntar sakit. Tapi mending sakit demam sih dari pada sakit hati, karena demam bisa disembuhin tapi sakit di hati itu belum ada obatnya. Wkwk! Udah ah bye." Ucap Yuki.

Clara hanya melongo melihat tingkah Kakak nya yang berlagak sok tau tentang perasaan. Tapi kenapa Yuki tau kalo Clara sedang sakit hati?

Masa bodolah yang penting sekarang Clara ingin tidur dikamar dan semoga saat dia bangun dia sudah lupa dengan Brian.

×××

"Lo besok sekolah gak?" Tanya Yuki saat mereka sedang memakan Pizza di ruang makan.

"Iya. Ngambil raport doang." Ucap Clara dan Yuki hanya manggut-manggut.

"Diambilnya mau sendiri atau sama gue?" Tanya Yuki lagi.

"Ya sendiri lah. Lu kira gue anak SD." Ucap Clara sewot. Yuki hanya menatap adiknya malas.

Byurr...

Suara rintikan hujan pun mulai terdengar, ternyata malam ini turun hujan dengan deras dan membuat Clara merasa semangat untuk berdiam diri dikamarnya.

Clara menghabiskan potongan terakhirnya lalu beranjak dari duduknya meninggalkan Yuki yang sedang asik memakan Pizza nya sambil Video call bersama pacarnya.

Clara berjalan menuju kamarnya sambil membawa Mug yang berisi coklat panas itu. Seharian ini Clara lebih sering memakai Mug dari Brian.

Btw dari pagi dia tidak membuka ponselnya yang tergeletak begitu saja di atas nakas.

Clara segera mengambil ponselnya dan mengeceknya.

Tidak ada.

Clara merubah airmukanya menjadi murung. Yang ia harapkan adalah sebuah pesan dari Brian bukan Reza yang baru saja meng-add linenya dan menanyakan keadaannya, bukan pesan Naya yang menanyakan dimana keberadaannya, dan bukan pesan dari mamahnya yang menanyakan liburan akan kemana.

Return In Feelings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang