Tigapuluhtujuh : Kucing Tetangga

2.4K 120 0
                                    

Clara membasuh wajahnya di kamar mandi, hari ini Clara sangat malas sekali hanya untuk sekedar keluar rumah. Terlebih sekarang Brian bertetangga dengannya.

"Clara, mari kamu ke bawah kita sarapan!"

Teriakan Oma membuat Clara bury-buru memakai kacamatanya. "Iya Oma!" Balas Clara.

Clara menyibakkan gordennya setengah, memberi ruang agar cahaya bisa masuk ke dalam kamarnya. Clara bisa lihat sekilas bahwa Brian sedang membuka bajunya di balik gorden itu Clara bisa melihat nya. Walau berbentuk bayangan.

Clara buru-buru membalikan tubuhnya dan menutup wajahnya, "Mata gue masih suci Ya Allah." Ucapnya lalu keluar dari kamarnya untuk sarapan.

"Pagi Oma." Sapa Clara saat Oma nya sedang memakan sarapannya.

"Ah iya. Pagi cucu Oma, dimakan sarapannya ya." Ujar Oma dan Clara mengangguk.

Oma berdehem sebelum menyudahi sarapannya, "Gimana pendapatmu selama liburan disini?" Tanya Oma lembut.

Clara bingung akan menjawab apa, dibilang seru sih iya karena ada Brian *eh dibilang gak seru juga sih iya karena Brian tidak selalu bersamanya. Di tambah rasa sakit dihatinya masih melekat akibat tempo hari lalu saat acara pensi. Dan tidak sengaja Clara melontarkan kata yang seharusnya tidak ia ucapkan.

"Seru Oma, rame banget di bandung." Ucap Clara tersenyum lalu kembali memakan sarapannya.

"Ngomong-ngomong kamu deket ya sama cucu nya tetangga sebelah? Yang laki-laki nya itu?"

Pertanyaan Oma membuat Clara tersedak dan buru-buru mengambil air minumnya, "Lho? Kamu kenapa?" Tanya Oma heran.

Clara hanya nyengir lalu berkata, "Nggak apa-apa Oma. Aku makan nya buru-buru tadi." Ucap Clara.

Oma mengernyitkan dahinya lalu membenarkan letak kacamata, "Kamu buru-buru kenapa?" Tanya Oma.

Clara menggaruk tengkuknya gugup, "apa ya? Mandi Oma. Clara belum mandi." Ucap Clara.

Oma hanya menggaguk sebelum beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ruang keluarga untuk menonton serial TV di temani musik yang berasal dari piringan hitam.

Clara beranjak dari duduknya setelah meneguk habis susu nya dan pergi ke kamarnya untuk mandi.

×××

Brian keluar dari kamarnya kini di hadang oleh Lara. "Lo nge retakin kaca Hp gue." Ucap Lara tajam sambil menunjuk layar Ponselnya yang retak.

Mampus. "Lo kenapa nagih nya sekarang?" Tanya Brian heran.

Lara mengingat kenapa ya dia baru lapor sekarang? "Kemaren sore kan lo injek terus gak apa-apa sih. Pas malem nya sekitar subuh gitu gue kebelet pipis pas gue turun dari kasur gue ngerasa ada benda yang suaranya krek gitu. Pas diliat Hp gue retak." Ucap Lara sambil nyengir.

"Tapi... tetep aja lo harus gantiin Hp gue! Kalo ini gak di injek sama lo, pasti pas diinjek sama gue juga gak bakal retak! Jadi intinya lo yang rusakin Hp gue! Ganti rugi." Cerocos Lara.

Heh! Apa salah gue. Jelas-jelas Lara yang ceroboh! Brian hanya bisa merutuk dalam hati, mana mungkin ia mengutarakannya di hadapan Lara bisa-bisa ia di pulangkan ke jakarta. Kan dia lagi asik disini ada Clara.

Brian mengacak rambutnya kesal, "Iya iya gue ganti. Tapi nanti, lo kan punya Hp dua?" Ucap Brian dan Lara mengangguk.

"Jadi? Kapan lo bakal benerin Hp gue? Inikan kado dari pacar gue eh ralat mantan gue." Ucap Lara. Brian hanya bisa mendengus kesal.

"Gue minta duit dulu nanti ke Mamah. Bawel lo ah, tenang aja nanti gue ganti." Ucap Brian lalu berlalu dari hadapan Lara yang sedang menatapnya tajam.

Brian memilih untuk ke halaman depan, kaya nya hirup udara pagi di kota bandung bisa menenangkan pikiran ya...

"Pagi Oma." Sapa Brian saat melihat Oma ternyata sedang duduk di kursi goyang nya sambil meminum teh. Jadi ngeri juga sih lihat Nenek-nenek duduk di kursi goyang. Horror.

"hah. Pagi juga Brian," sapa Oma balik sambil meminum teh nya. Brian melihat ke halaman depan. Kaya nya enak kalo duduk di bangku yang ada di taman.

"Oma!!! Lihat jepitan aku gak?" Teriak Lara dari dalam, dan membuat Oma mengelus dadanya.

Untung Oma gak jantungan! Sialan lo Lara!

Oma beranjak dari duduknya lalu ke dalam untuk menghampiri Lara.

Brian meregangkan ototnya saat sudah menempelkan bokongnya di atas bangku taman. Bangku yang terbuat dari kayu.

"Ahh..." Brian mendesah panjang saat dirasa otot nya sudah agak ringan sekarang. Lalu tiba-tiba seekor kucing naik ke pangkuannya.

"Eh.. eh!!" Brian terkejut dan refleks berdiri lalu mengusir kucing itu. Kucing itu berlari mengitari taman rumah Oma yang tidak besar dan tidak kecil hanya sedang-sedang saja.

"Moka!!! Kamu nakal ya!!!"

Teriakan itu mirip suara perempuan, Brian menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat ada seorang perempuan yang sedang nangkep pagar rumah Oma.

Brian menatap aneh perempuan yang sedang memasang wajah cemberutnya sambil menatap ke arah kucing.

"Eh lo pemilik rumah ini ya?" Tanya perempuan itu. Brian menunjuk dirinya sendiri.

"Lo ngomong sama gue?" Tanya Brian balik dan Brian bisa melihat bahwa perempuan itu memutar bola matanya malas.

"Iya elo. Terus siapa lagi?" Ucapnya malas. Brian hanya mengedikkan bahunya.

Kucing itu malah bermain-main dengan bola milik Brian, lebih jelas lagi bola Brian waktu kecil. Tapi awet ya? Hahaha...

"Brian. Ada apa di taman? Gaduh sekali." Teriak Oma nya sambil berjalan menuju taman. Tapi Oma hanya memandang taman di undakan tangga.

Perempuan itu hanya menampilkan cengiran konyolnya. Sedangkan Brian menatap Oma nya bingung.

"Wah... lucu sekali itu kucing siapa?" Tanya Oma. Wajahnya berbinar menatap kucing anggora yang sedang bermain bola itu.

"Hah?" Brian kehilangan kefokusannya.

"Kucing saya Nek." Ucap Perempuan itu tiba-tiba.

"Kau? Kau Alya kan? Ah iya kau adalah gadis yang selalu mengejar kucing sialan mu itu." Ucap Oma. Ternyata Oma sudah akrab dengan perempuan yang bernama Alya itu.

Tapi kenapa Brian tidak pernah melihatnya ya?

"Kau dari mana saja?" Tanya Oma lalu memerintah pada Brian untuk membuka gerbang dan membiarkan Alya masuk.

"Ah tidak Oma, kemarin aku harus mengunjungi pemakaman Kakek ku di Bekasi. Aku sedih sekali." Ucap Alya. Oma merangkulnya dan duduk di tangga.

"Kau yang sabar ya. Aku tahu, dan aku juga pernah merasakannya. Kehilangan suamiku." Ucap Oma dan kini Alya menekuk wajahnya.

Drama Queen.

"Oh ya. Aku lupa kalau aku sedang memasak spaghetti tunggu sebentar ya." Ucap Oma lalu beranjak dari duduknya.

Alya hanya menatap Brian intens, "Lo? Gue kaya nya baru liat lo." Ucap Alya, matanya menyipit menatap Brian.

"Iya. Gue liburan disini." Ucap Brian.

Perempuan itu malah menampilkan deretan giginya yang rapih dan berkata, "Tolong ambilin Moka gue."

Dan Brian? Sukses melongo melihat keanehan perempuan itu.

////

💃💙💙❤❤❤
Jgn lupa tinggalkan jejakkkkkk~

Return In Feelings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang