Tigapuluh : Hilang Harapan

2.2K 132 1
                                    

Brian mulai memainkan senar gitar nya, senyumnya mengembang disaat melihat Clara sedang memejamkan matanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya mengikuti irama.

I watch your troubled eyes as you rest,
And I fall in love with every breath.

Clara mulai membuka matanya dan menatap Brian lekat-lekat yang juga sedang menatapnya.

Wonder if those eyes are really shut,
And am I the one you're dreaming of?

Clara tersenyum tulus lalu mulai berani untuk bernyanyi di hadapan Brian dan semua orang yang ada di sini.

'Cause underneath the darkness
There's a light that's trying so hard to be seen.

Brian tersenyum begitupun Clara.

And I know this 'cause I've noticed
A little bit shining through the seams.

Lalu mereka berdua bernyanyi bersama.

And if this is what it takes,
Then let me be the one to bare the pain.
Ooh if this is what it takes
I'll break down these walls that are in our way,
If this is what it takes.

Brian melirik Clara lalu bernyanyi lagi.

keep on telling me I'm wasting time,
But to call it wasting time oh that's a crime.
And you think it's crazy what I'm trying t'do.
Well baby, I'm a fool for you.

Clara tersenyum simpul untuk Brian. Teriakan mulai terdengar dari penonton. Clara mulai bernyanyi lagi.

Cause underneath the darkness
There's a light that's trying so hard to be seen.
And I know this 'cause I've noticed
A little bit shining through the seams.

Riuh tepuk tangan mengisi gendang telinga mereka berdua disaat mereka berdua bernyanyi bersama-sama lagi.

And if this is what it takes,
Then let me be the one to bare the pain.
Ooh if this is what it takes
I'll break down these walls that are in our way,

Brian menyanyi bait terakhir untuk dirinya dengan menghayati sambil memamerkan senyumannya pada semua penonton.

'Cause if you don't understand yet
Then I'll never let you forget
That you don't have to do this on your own.

Clara menggerak-gerakan kakinya sambil memejamkan matanya dan bernyanyi.

I'll be your shoulder to lean on.
I'll be your right when you feel wrong.
So come on, take my hand, we're moving on.

Dan lirik terakhir lagu ini mereka nyanyikan bersama saling menatap satu sama lain.

And if this is what it takes,
Then let me be the one to bare the pain.
Ooh if this is what it takes
I'll break down these walls that are in our way,
If this is what it takes.

Dan suara riuh tepuk tangan dan teriakan mulai saling menyahut. Sebagian besar mereka adalah memuji penampilan Brian dan Clara.

"Lo berhasil." Ucap Brian menatap Clara dengan wajah tegas.

Clara hanya memamerkan giginya pada Brian lalu mengacungkan kedua jempol tangannya pada Brian.

Brian hanya tersenyum tipis lalu berjalan keluar dari panggung. Clara malah menatap kepergian Brian yang aneh itu. Clara mulai tersadar bahwa dia ada di atas panggung lalu bergegas untuk turun dan mengejar Brian.

"Makasih bro." Ucap Brian seraya memberikan gitar milik Reza pada pemiliknya.

"Oke bro." Ucap Reza. Brian langsung pergi begitu saja menuju tempat yang nyaman.

"Lo liat Brian gak?" Tanya Clara Reza.

"Baru aja tadi pergi, sana kejar belum jauh kaya nya." Ucap Reza dan Clara mengangguk.

Clara merutuk dalam hatinya, kenapa Brian berubah dalam sekejap? Ini sungguh tidak masuk akal bahkan Clara tidak bisa berpikir apa yang membuat Brian seperti ini.

"Kemana sih Brian." Rutuk Clara mencari-cari keadaan Brian yang hilang sekejap.

Baru saja Brian memberikannya ucapan selamat dan senyuman tapi sekarang Brian sudah merubah sikapnya menjadi seperti ini.

Brian duduk di bangku yang di dekat sebuah stand mie udon milik kelas 10.

Brian duduk dan matanya mengarah pada atas panggung. Disana ada MC yang sedang berbasa-basi dengan penonton.

Brian menghembuskan nafasnya kasar, "Gue emang bukan yang terbaik buat lo, tapi setidaknya hargai gue perjuangan gue, Ra." Batin Brian.

"Kak Brian?"

Brian menoleh ke sampingnya, disana ada Rena yang sedang berdiri dengan wajah herannya menatap Brian.

"Eh Rena. Ini punya kelas lo?" Tanya Brian dan Rena mengangguk antusias.

"Kakak sendirian?" Tanya Rena sambil duduk di samping Brian.

"Yang lo liat?" Ucap Brian tersenyum tipis. Dan Rena hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Sebelum gelap kita tertawa berjanji setia sampai ujung masa." Rena mengayunkan kedua kakinya dan matanya mengarah ke arah panggung sambil melantunkan lagu yang dibawakan Band Ronald.

"Ternyata Band nya si Ronald tampil. Lo suka sama lagu yang di nyanyiin Azhar?" Tanya Brian.

Azhar adalah vokalis di band Ronals. Rena mengangguk lalu menoleh ke arah Brian.

"Iya. Lagu itu lagu nya band Stand Here Alone gue suka banget, walau belum rada terkenal juga band nya tapi lagu nya enak, coba aja lo dengerin." Ucap Rena.

Brian hanya manggut-manggut. Lirik nya pas banget sama perasaanya sekarang. "Ini judul nya apa ya?" Tanya Brian.

"Hilang Harapan." Ucap Rena sambil tersenyum. Brian menghela nafasnya gusar.

"Pantesan lirik nya pas banget. Judulnya aja udah ngena banget." Batin Brian. Lalu penampilan dari Band Ronald pun selesai.

"Lo mau denger lagu nya lagi Kak?" Tanya Rena. Brian hanya manggut-manggut.

"Boleh juga. Iya emang lo punya lagunya?" Tanya Brian.

Rena mengeluarkan earphone nya dan ponselnya. "Lo dengerin ya." Ucap Rena sambil memberikan sebelah earphone nya untuk di pakai Brian dan sebelahnya di pakai Rena.

Seperti cahanya yang kau padamkan kau tinggalkan ku dalam kesepian.

×××

Clara masih mondar-mandir mencari keberadaan Brian. Dirinya lelah dan berniat untuk mencari stand kelas 10 yang masih buka.

Namun langkahnya terhenti di antara orang-orang yang sedang menikmati penampilan dari murid kelas 12.

Diantara orang-orang ini Clara merasa kehilangan indra pendengarannya dan semua nya terasa sunyi. Matanya terkunci pada satu titik dimana Clara menemukan Brian sedang asik tertawa renyah.

Tertawa bukan karena dirinya tapi karena perempuan lain. Dan mereka tampak sweet dengan earphone yang menempel di telinga mereka sebelah-sebelah.

"B...Bri...an," ucap Clara terbata-bata. Airmatanya menetes begitu saja di pelupuk matanya dan jatuh mengenai pipinya.

Clara menangis dalam diam ditemani keramaian orang-orang dan pemandangan yang membuatnya nyeri.

"Eh maaf." Ucap seseorang yang tidak sengaja menabrak bahu Clara. Dan saat itu Clara tersadar bahwa dirinya sedang menangis di antara orang-orang.

Clara langsung menyeka airmatanya dan berlari menghindari keramaian.

Meski sendiri ku tetap bertahan memegang janji yang kita ucapkan.

Hati kedua nya retak. Diri kedua nya mempunyai salah. Dan kedua nya terlalu egois.

Return In Feelings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang