B E G I N
.
.
."Tidurlah Nak," ucap Lilisya lembut ketika mendapati Salsa sudah mengantuk tetapi gadis itu masih bertahan disana.
Salsa mengangguk. Ia langsung berpamitan pada keluarga yang masih berkumpul di kediaman Ardika Herianto untuk sekedar berbincang-bincang. Ini sudah pukul dua dini hari dan dia belum sekalipun beristirahat semenjak kemarin. Salsa juga berpamitan pada Dika untuk lebih dulu ke kamar. Sebelum sampai kamar barunya dengan Dika, Salsa sempat mendengar Geraldo menyarankan agar Dika juga menyusul ke kamar tetapi Dika menolak karena merasa tidak enak meninggalkan keluarga.
Salsa mendecak kagum begitu memasuki kamar yang akan menjadi kamarnya dengan Dika sampai waktu yang tidak dia ketahui kapan. Kamar itu berwarna putih polos dengan banyak rak buku di dekat balkon serta sepasang kursi tepat menghadap balkon. Salsa suka kamar itu hanya saja dia perlu menyesuaikan diri.
Disana sudah ada banyak pakaian Salsa yang seharusnya berada di rumah Bibi Evelin. Salsa hanya beranggapan jika Bibi Evelin sudah menindahkannya saat Bibi Evelin kebetulan tidak pulang dua hari yang lalu.
Rumah yang akan ditinggalinya bersama pria dingin-Dika adalah runlmah yang dibeli oleh Dika sendiri tanpa bantuan sedikitpun dari orangtuanya. Gaya Eropa yang khas langsung mencerminkan pribadi pemiliknya yang tenang. Salsa sempat merasa lucu begitu mengetahui jika rumah besar milik Dika itu hanya memiliki satu kamar. Tetapi Salsa hanya menanggapi jika Dika sangat terobsesi untuk memiliki anak dan Salsa belum siap untuk itu.
Salsa segera melepas pakaian adat yang masih setia melekat ditubuhnya. Setelah berhasil meloloskan pakaian yang menurutnya menyesakkan itu, ia kemudian mengambil handuk dan pakaian gantinya dan pergi membersihkan diri di kamar mandi.
Salsa mengguyur tubuh polosnya dibawah guyuran air hangat dari shower yang sedikit mengurangi rasa penatnya. Ia kembali mengingat kejadian tadi siang saat Arfan mengajaknya pergi.
"Kau sungguh cantik. Apakah kau sudah ada yang punya?" Salsa menggeleng. Padahal dia sendiri tahu jika dia sudah milik seorang Ardika Herianto hari ini juga.
Arfan terkekeh, "Kalau begitu apakah aku bisa membawamu pergi?"
"Tentu. Jika kau menginginkannya," balas Salsa spontan tersenyum lebar.
"Kalau begitu balas salamku ini, maka aku akan membawamu pergi."
Dan dengan bodohnya, Salsa membalas uluran tangan Arfan yang disaksikan oleh Dika dari kejauhan.
Saat Arfan sudah berniat pergi, sorotan kamera wartawan segera mengabadikan moment itu membuat Bibi Evelin serta keluarga Geraldo mendadak panik. Tapi Salsa memilih nengabaikan kegentaran yang sudah diciptakannya.
Tapi saat Arfan sudah hampir membawa Salsa pergi, Dika langsung menghentikannya. Pria itu kembali mendekati Salsa dengan tatapan tajam seolah ingin membunuh Arfan sekarang juga.
Salsa yang merasakan intimidasi dari tatapan tajam Dika langsung menarik kembali tangannya dan mundur beberapa langkah. Dika segera menarik pinggang Salsa kemudian berdiri bersisian.
"Istri saya dan laki-laki ini hanya bersahabat jadi saya minta kepada wartawan sekalian yang ada disini, tolong jangan membuat isu yang tidak-tidak diantara kami. Laki-laki ini hanya mengucapkan selamat kepada istri saya. Jadi jangan ada berita buruk yang sampai ditelinga saya." Dika langsung memberi kesaksian kepada para wartawan yang ada disana..
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Wife
RomanceMungkin menurut banyak orang, seorang gadis berumur 24 tahun itu sudah cukup umur untuk menikah dan menjadi seorang istri. Tetapi bagi, Salsa Nabilla, dia sudah menjadi salah satu korban nikah muda. Jika bukan karena kehendak Bibi Evelin, dia tak...