D U A P U L U H D U A

57.6K 2.9K 55
                                    

BE  MINE
.
.
.

"Kak Salsa," panggil seseorang yang tidak lain adalah Vira. Hari ini dia berniat mengajak remaja ini berkeliling kebetulan perihal kakinya masih sakit, Salsa meminta cuti sehari hingga kakinya yang bengkak sedikit lebih baikan. Sebenarnya kakinya masih terasa sakit bahkan untuk menginjak pedal rem mobil, namun Salsa lebih memilih kesakitan dibandingkan harus mendekam di rumah sendirian.

"Tumben ngajak Vira keluar tiba-tiba kaya gini, Kak?" ucap Vira dengan cengiran khasnya.

Salsa terkekeh kecil, "Emangnya nggak boleh ya ngasih kejutan gitu sama adik ipar?" balas Salsa tertawa kecil.

"Mana kejutan namanya ini, Kak." Vira segera masuk ke dalam mobil diikuti oleh Salsa.

"Tumben kamu tadi enggak baru pacar kamu?" tanya Salsa membuka pembicaraan.

"Oh, dia lagi ekskul Kak, Vira enggak enak ngeganggu dia," ujar Vira dengan senyum lebar sehingga tercetak lesung pipi di kedua pipi adik iparnya itu. "Btw, kita mau kemana nih, Kak?"

"Menurut kamu?"

"Yosh...Kita pergi makan..." jawab Vira antusias dengan kedua tangan terjulur ke atas. Salsa hanya bisa terkekeh melihat tingkah laku adik iparnya itu.

***

"Ky, aku izin ya," ucap Dika tiba-tiba membuat Okky tersedak makanan yang baru saja dikunyahnya. Pria bertubuh besar itu memperbaiki letak kacamatanya kemudian angkat bicara saat makanannya sudah dikunyah sempurna.

"Mau ke mana?" tanya Okky seraya meneguk air mineralnya hingga kandas.

"Biasa, mau jenguk Vivi di panti, bilang aja sama dokter Rudy aku ada urusan keluarga," jawab Dika santai, sedangkan Okky malah panik sebab ini sudah kesekian kalinya dia kena marah Dokter Rudy hanya karena mengatakan jika Dika izin. Meskipun Dika adalah anak pemilik rumah sakit itu, peraturan tetap dijalankan dan Dika harus tetap menaatinya.

Sebelum bangkit dari duduknya, Dika menatap wajah syok Okky yang sudah membayangkan ekpresi dokter Rudy memarahinya. "Hanya kau yang kupercaya di tempat ini," ucapnya lalu bangkit dari duduknya dan dengan cepatnya hilang dari pandangan Okky.

Begitu sampai di parkir, Dika langsung masuk ke dalam mobil, meletakkan tas kerjanya lalu merenggangkan ototnya yang terasa sakit sejenak. Lalu mulai mengemudi.

Sepanjang perjalanan, Dika terus berpikir tentang pembicaraannya dengan Salsa kemarin. Bahkan dia ragu apakah yang dikatakannya itu tulus atau apa, dia sendiri tidak tahu. Namun ada perasaan tenang setelah mengatakan hal itu, seakan benar adanya jika itu tulus dari dalam hati. Tetapi di sisi lain, dia takut karena ketulusannya itu, dia akan mengalami peristiwa seperti yang lalu. Saat dia yakin dengan dirinya sendiri, disaat itu pengkhianatan itu datang.

Dika menghela napas panjang seraya mengedar pandangannya ke jalanan yang ramai. Mungkin karena sedang jam makan siang, atau kenapa, Dika memilih tidak memikirkannya. Diliriknya jam tangannya, pukul satu siang. Dika berniat mencari makan siang dulu baru ke panti sebab dia juga ingin membeli buku baru untuk anak-anak panti.

Tangan kirinya merogoh kantung jas dokter yang masih dikenakannya, ada seseorang menelponnya. Dahinya berkerut saat menemukan nama adiknya disana, entah apa yang dikatakan Vira karena jarang-jarang adiknya itu menelponnya, lebih sering bicara secara langsung.

Young WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang