T I G A B E L A S

74.6K 3.2K 32
                                    

B E G I N N I N G
.
.
.

Salsa mengerutkan keningnya sembari membaca pesan yang tertera jelas di layar ponselnya.

From: My First Friend

Aku ingin bertemu denganmu. Apa kau bisa malam ini?

Bukannya bingung dengan maksud pesan itu, tetapi Salsa merasa ada yang aneh dengan pesan itu. Dia sadar jika Arfan mengajaknya jalan malam ini, namun menurut Salsa pribadi, mereka belum cukup akrab hingga pergi bersama di malam hari. Kecuali saat pertemuan pertama mereka di kantor ketika Salsa lembur dan mereka bertemu tidak atas unsur kesengajaan.

Suara ketukan kecil di meja membuat lamunan Salsa teralih. Ia menatap Dika dengan wajah datar.

"Yah?" Salsa tetap datar. Tetapi malah terkesan seperti orang bodoh.

Dika menghela napas, lantas meletakkan sendoknya, "Apa kau tidak pernah belajar table manner? Bermain handphone saat makan itu tidak sopan!" kritiknya menatap gadis dihadapannya tajam.

Salsa tersadar. Tangannya kembali meletakkan ponselnya ke atas meja. "Maaf, ada berkas penting dari direktur," bohongnya seraya menyantap kembali sup yang ada di hadapannya.

Salsa merasa tidak bersemangat dalam menyantap sup yang ada di hadapannya. Bagaimana tidak, rasanya saja hambar, atau bisa dibilang rasanya seperti minum air putih. Yang berbeda hanya disana ada daging dan sayurannya sedangkan air putih tidak. Salsa melirik Dika dengan wajah kesal. Jika bukan karena Dika protes ketika Salsa bermaksud menaruh sedikit penyedap disana, maka sup itu akan menjadi kenikmatan yang luar biasa di saat sedang hujan seperti sekarang.

"Apa lihat-lihat?" tanya Dika dengan nada ketusnya. Pria itu terlihat sangat menikmati sup-nya sambil sesekali menyendokkan salad ke dalam mulutnya.

Salsa mendengus tidak berniat merespon Dika. Dia melanjutkan aktivitas makan malamnya yang sudah terasa hambar semenjak Dika mencekcoki masakannya. Salsa tidak bisa menganggap sesuatu yang tidak berwarna yang ada di dalam mangkuk kaca itu adalah makanan.

"Aku tau jika yang berteriak tadi adalah kau." Dika tiba-tiba berucap seolah menginformasikan sesuatu.

Salsa mengerjapkan matanya berulang kali, mencerna kata demi kata yang baru saja meluncur dari mulut Dika, "Kau berbicara pada siapa? Ada orang di sini?" celoteh Salsa dengan kepala sedikit miring. Bertingkah seolah bodoh...padahal dia tahu yang dimaksud Dika adalah dirinya.

"Jangan mengelak! Aku tahu itu kau." Dika kembali berucap dengan mata masih beradu dengan makan malamnya.

Salsa mencebik, "Okay, aku mengaku. It was me." akunya dengan suara lantang.

"Oh."

Respon yang diberi Dika sangat menohok Salsa. Bahkan dia sudah rela mengakui kejadian memalukan di roller coaster tadi. Tetapi pria itu hanya menjawab dengan kata 'oh'. Seakan tidak ada yang menarik, jika tidak menarik, lantas untuk apa pria itu terus mengingatnya dari tadi.

Salsa mengangkat piring serta mangkuk sup-nya setelah menghabiskan salad sayur kesukaannya. Diliriknya Dika sekilas, kemudian berjalan menuju wastafel. "Letakkan peralatan makanmu di sini dan kabari aku jika kau sudah selesai makan!" Salsa beralih menuju lantai dua untuk menganti pakaiannya ke pakaian yang lebih hangat lagi sebab hujan mengguyur ibu kota dengan derasnya hingga suhu tiba-tiba terasa berubah drastis.

Young WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang