M O O D B O O S T E R(Second)
.
.
.Dika membuka kedua matanya yang sebelumnya terpejam saat roller coaster yang tengah dinaiki sedang berjalan di rel yang sangat curam. Dia menoleh kekanan, dimana Salsa duduk. Gadis itu terlihat tenang, tidak seperti orang yang baru saja ketakutan. Padahal dia kira yang berteriak minta tolong barusan adalah Salsa. Karena penasaran, ia memilih melirik kebelakang, mencoba membaca ekspresi pada penumpang yang ada di roller coaster itu. Tetapi, semuanya hampir pucat dan semuanya berkemungkinan menjadi pelaku teriakan barusan.
"Siapa yang baru saja berteriak?" Tanya Dika dengan suara kuat, takut suaranya tertelan diantara bunyi gesekan rel.
Salsa menatap Dika dengan kening berkerut, "Berteriak? Siapa?" tanyanya balik.
Dika menatap Salsa curiga, aku yakin itu adalah gadis ini, batinnya dengan alis bertaut.
Setelah menghabiskan waktu 5 menit diatas wahana itu, akhirnya mereka bisa turun dan beralih ke wahana permainan yang lain. Mata Salsa langsung berbinar begitu melihat boneka besar Doraemon sedang berfoto dengan beberapa anak sekolahan. Salsa seketika langsung berlari mendekati boneka itu diikuti Dika yang berjalan ogah-ogahan dibelakang dengan pikiran masih mencoba menebak siapa yang berteriak tadi.
"Dika, fotoin aku sama Doraemon, ya?" Pinta Salsa memberi kamera digitalnya pada Dika dan langsung memeluk boneka Doraemon itu seerat yang dia bisa.
"Awas Doraemonnya sesak napas," ucap Dika melihat Salsa yang sangat bersemangat agar tangannya bisa memeluk boneka Doraemon itu seutuhnya.
"Three, two, one, cheese."
"Lagi, lagi!" Salsa melompat-lompat sangking semangatnya. Dia bahkan mengabaikan anak-anak yang menatapnya dengan kebingungan. Dika hanya menurut, meskipun dia merasa iba anak laki-laki yang sudah mengantri sejak tadi. Bahkan sebelum Salsa datang, anak itu sudah mengantri. "Lihat ke arah kanan!" Ucap Dika mengisyaratkan Salsa untuk melihat ke kanan.
Salsa segera menoleh dan melihat seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 5 tahun itu menatapnya dengan tatapan memelas, seakan berkata, aku juga ingin, Kak. Salsa terkekeh kecil sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia pun mendekati anak itu lalu berlutut, menyetarakan tingginya dengan anak itu.
"Maafin Kakak, ya. Sana giliran kamu." Anak itu langsung mengangguk kemudian berlari mendekati boneka Doraemon itu. Salsa tertawa kecil saat melihat anak itu kesulitan untuk memeluk kaki boneka itu. Ia lantas mendekati Dika, berbisik sesuatu.
Dika lagi-lagi hanya menurut. Salsa memintanya mengambil foto anak itu. "Bagaimana jika kau ikut juga. Sepertinya dia tidak bersama siapapun."
Salsa mengerutkan keningnya lalu mengedarkan pandangannya. Benar kata Dika, sepertinya anak itu tidak dengan siapapun, Salsa rasa mungkin anak itu tersesat dan terpisah dari orangtuanya. Salsa lantas mendekati anak itu yang masih saja berjuang memeluk kaki boneka besar itu. "Dimana Ibumu? Aku tidak melihatnya," tanya Salsa. Tetapi anak itu tidak menjawab dan masih fokus pada boneka itu.
"Kurasa dia tersesat. Bagaimana jika kita membawanya ke pusat informasi," ujar Salsa. Dika setuju, itulah tindakan paling benar sekarang. Ia pun memberikan kamera yang ada ditangannya pada Salsa lalu mendekati anak itu.
"Hei, anak nakal. Ayo ikut dengan Paman." Dika mengusap kepala anak itu sambil tersenyum.
Anak itu menatap Dika sesaat sebelum akhirnya dia mengangguk. Dika langsung membawa anak itu kedalam gandengannya. "Apakah kau tau dimana pusat informasi berada?" tanya Dika pada Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Wife
RomanceMungkin menurut banyak orang, seorang gadis berumur 24 tahun itu sudah cukup umur untuk menikah dan menjadi seorang istri. Tetapi bagi, Salsa Nabilla, dia sudah menjadi salah satu korban nikah muda. Jika bukan karena kehendak Bibi Evelin, dia tak...