.
.
.
SooJin masuk ke dalam ruangan serba putih dengan berbagai peralatan medis lengkap yang melekat di tubuh pria tak berdaya di sana.
Suara dari bed monitor terdengar stabil. Setidaknya, SooJin masih bisa menghela napas lega, karena pria itu masih bernyawa walaupun ia tak kunjung membuka matanya.
Ia datang dengan buket berisi lima batang mawar merah ditangannya. SooJin tersenyum tipis. Ia mengambil lima batang mawar di dalam vas kaca yang sudah layu, kemudian menggantinya dengan mawar yang ia bawa.
Ini adalah rutinitasnya. Ia akan datang setiap pukul 7 pagi hanya untuk melihat pria itu dan mengamati mawar dalam vas. Jika bunga sudah mulai layu, maka keesokkannya ia akan datang lebih awal untuk menggantinya dengan yang baru.
SooJin mengambil kursi di sisi ranjang. Ia duduk, tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun pada pria itu.
"Sampai kapan kau akan terus begini?" tangan SooJin terulur, mengusap pipi pucat pria itu.
SooJin menghela napas, "Aku sudah menjadi guru HyunSoo sekarang." mata SooJin mulai memanas, "Apa aku harus membawanya ke sini supaya kau bangun?"
"Apa kau benar-benar ingin aku melakukannya?"
Satu isakan keluar dari bibir SooJin. Kedua tangannya kini mengusap punggung tangan pria itu.
"Aku mencintaimu." kepalanya tertunduk dalam. Ia tak kuat lagi menahan kesedihannya, "Aku benar-benar mencintaimu."
---
HyunSoo meloloskan tubuhnya pada kemeja biru muda yang dimasukkan ke dalam rok kembang selutut berwarna putih. Hanya menyapu sedikit bedak diwajah, kemudian mengoles liptint cherry dibibirnya, dan HyunSoo siap.
Gadis itu tersentak saat handphone-nya berdering dia atas meja rias. Sebuah pesan masuk. HyunSoo membukanya.
-bagaimana kabarmu hari ini? Setelah aku tidak ada, kau senang?-
Pesan aneh itu lagi. HyunSoo menggigit bibirnya kuat. Beberapa hari belakangan, HyunSoo kerap kali mendapat pesan dari nomor yang tak diketahui.
Ia menutup handphone-nya dengan cepat, enggan berpikir yang tidak-tidak.
HyunSoo berjalan menuju ruang tamu dengan tas selempang kecil berwarna pink pastel dibahunya. Saat gadis itu membuka pintu, ternyata JungKook sudah berdiri di sana dengan gayanya yang casual. JungKook meloloskan dirinya ke dalam hoodie hitam kebesaran selutut dan celana panjang denim. Tak lupa timberland coklat yang selalu melekat dikakinya.
HyunSoo tersenyum lebar, "JungKook, ayo!"
JungKook membeku. Menatap gadisnya dari atas sampai bawah, "Ada apa denganmu?"
"Hah?" HyunSoo menatap baju dikenakannya, "Kenapa? Aku jelek ya?"
Dahi JungKook berkerut, "Ada apa denganmu? Kenapa pacarku secantik ini?" JungKook tak bisa menahan senyumnya.
HyunSoo memutar bola matanya malas, "Jangan menggodaku. Tak mempan."
"Ahh, kukira akan berhasil." JungKook tersenyum lebar, kemudian menggenggam tangan HyunSoo, "ayo, kita pergi."
"Eung!"
---
TaeHyung meringis saat sinar cahaya menusuk sepasang netranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PUNISHMENT ▪j.jk▪ [SerieS]
De Todo"Seorang Jeon Jungkook tidak percaya dengan istilah karma. Tapi, mungkin ini hukuman dari Tuhan untuknya" Kisah cinta remaja yang sedikit complicated dengan bumbu-bumbu manis di dalamnya (SERIES) PG - 15 Romance - School Life - Hurt - Angst JEON JUN...