Bagi ribuan mahasiswa dan mahasiswi yogyakarta, di sanalah rumah pertama mereka. Menggait saudara, sahabat hingga mencari pasangan. Selama ini semua berdatangan dan enggan kembali ke daerah asalnya. Termasuk saudaraku Via, Dia telah lulus dari UGM fakultas kehutanan 2012 namun kerinduannya pada Yogyakarta sangat menjadi. Baru tadi pagi dia sms dari semarang, malam ini kami keliling menikmati kemancetan Yogyakarta.“sial, baru berapa tahun hotel-hotel udah meraja lela tengah kota.”
Wajah kesalnya terlihat. Meski bertubuh mungil sekarang umpatan seperti preman terminal. Klakson mobil Ia bunyikan berkali-kali hingga aku mulai mempertahankan kekuatanku untuk sabar... sabar... sabar...
“Apa-apa an ini? Semua jalur jadi searah...”
“ Kan aku bilang tadi, harusnya kita naik motor saja kak.”
“apanya jogja damai, sekarang udah kayak jakarta...”
“sabar.”
“Makanya... ini kelewatan, hentiin deh iklan pariwisata... udah ga bisa nampung, mana pemandangan kota sekarang? Semua tempat penuh, macet.”
“Sabar kak.”
“tau nggak dek, semakin metropolitan sebuah kota. Makin banyak manusia matrenya... hati-hati kamu kenal orang-orang di kota besar.”
“sabar kak.”
“ tau nggak, sekarang itu udah ga jaman mertua nyari in istri anaknya yang rumahan... mereka maunya yg kerjaannya sukses. Mertua aja yang nggak nyadar, dia Cuma sma aja di ambil mantu, sekarang mau kuliah lu pun di perhatiin dari mana dulu kuliahnya... dokter, hati-hati banyak camer-camer matriliatistis sekarang.”
“Curhat kak?”
“sabar... maaf dek, heh Anj**g.” Melihat seorang menyerempet mobilnya.
“udah kak nggak usah di kejar.”
“emang nggak bisa ngejar... kita bener-bener stag di sini, nggak bisa gerak... harusnya naik motor.”
“kan tadi udah ku bilang. Udah nanti di depan putar lewat lempuyangan, malam minggu enak main dipinggiran kota kak.”
“iya... Gimana kamu sama Fian? Kakak liat di Facebook lucunya kalian.”
“Iya si kak, tapi apa nggak kebanting tu muka saya sama fian? Dia kecakepan.”
“Aneh kamu.”
“kak, Fian tu banyak fans nya.”
“emang kenapa?”
“pernah waktu ada cewek dateng bawain martabak, ada juga yang tau aku di sana malah mau nempel-nempel gitu ama fian.”
“La Fiannya mau nggak?”
“ya mau sih ama martabaknya, tapi iya si pas ada yang nempel dia ngindar.”
“Ya udah... jangan selalu ngerendahin diri, kakak pikir kamu montok kok bukan jelek, tipe orang itu beda-beda, cantiknya juga beragam.”
“Iya kak.”
“anji**....! Kamu sadar ga dek, kita nggak gerak sama sekali. Lama-lama kakak tinggal juga ni mobil.”
“suara apa itu?”
“Ambulan. Gimana nyingkirnya? Mati deh tu yang di ambulan.”
*
“Akhirnya sampai juga di kos...”
Via menaruh tas dan merebahkan diri di kasur, terlihat wajah serba capek dan tubuh mungilnya yang tenggelam di tumpukan kain atas kasur. “kamu jarang beres-beres kos?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe of Love
RomanceTAMAT 18th+ "Berhenti mencintai seperti sisa kabut, biar hujan menghapusnya." -universe of love CINTA dan Gemerlap Seni Yogyakarta Catatan:walau sudah selesai tapi ini belum sempurna, kritik saran dipersilahkan