EPILOG

7K 260 27
                                    

"Kami akan menjodohkan Clara dengan Dave."

WHAT?!

--------------------------------------------------

Dave dan Clarapun spontan melihat ke arah Mr. Vall -ayah Clara- dengan ekspresi kaget.

"Kalian mau kan?" tanya Om Reza.

Belum sempat Dave dan Clara menjawab, tiba-tiba saja--

Prok prok prok

Seketika orang-orang yang ada diruangan itupun memandang ke arah Ray yang tiba-tiba saja bertepuk tangan.

"Kakak ngapain tepuk tangan?" tanya Clara bingung.

"Selamat ya buat kalian berdua, jodoh emang ga kemana." ucap Ray pada Clara dan Dave sambil terkekeh.

"Ma, Pa, Om Reza, Clara sama Dave itu tuh udah pacaran. Jadi ga usah pake ditanya mau apa nggak, pasti jawabannya mau lah." ucap Ray sembari melirik adiknya dan Dave yang kini pipinya telah bersemu merah.

Om Reza, beserta kedua orang tua Clara dan Ray pun spontan menatap kearah Clara dan Dave bergantian.

"Kalian kok ga kasih tau kita sih?" tanya Mrs. Vall -ibu Clara- sedangkan Clara dan Dave hanya menatap Mrs. Vall sambil tersenyum setengah menyengir.

"Tapi bagus deh kalau kalian sudah pacaran, itu artinya kita ga perlu repot-repot buat mereka jatuh cinta." ucap Om Reza.

"Benar." ucap Mr. Vall.

"Emm.. Papa, om, tante, aku sama Clara boleh izin ke taman belakang ga?" tanya Dave sembari tersenyum malu.

"Astaga anak muda zaman sekarang ya, tentu saja boleh dong. Tapi ada syaratnya." ucap Mrs. Vall yang sukses membuat Clara dan Dave kompak memandangnya bingung.

"Mulai sekarang Dave, kamu harus panggil kita mami, dan papi." ucap Mrs. Vall sembari mengerling pada Mr. Vall.

"Oh ya dan Clara harus memanggil saya ayah juga." ucap Om Reza sembari tersenyum.

"O-oke." ucap Clara dan Dave bersamaan sembari tersenyum malu.

"Baiklah kalian boleh ke taman belakang, jaga Clara ya, Dave." ucap Mrs. Vall.

"Iya, pasti tan- eh maksudnya ma- mami." ucap Dave sembari menggandeng tangan Clara dan membawanya ke taman belakang.

Taman belakang restoran itu sangatlah sepi, tetapi cukup luas. Terdapat air mancur ditengah taman itu, juga beberapa lampu taman dan berbagai jenis bunga.

"Dave, kamu ngapain bawa aku kesini?" tanya Clara bingung.

"Aku mau lurusin masalah tadi siang." ucap Dave datar tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Clara.

"Ra, maaf ya untuk yang tadi siang." ucap Dave sembari memegang kedua tangan Clara dan menatap gadis itu lekat.

"Ga Dave, kamu ga salah, aku yang salah. Harusnya aku ga langsung ngambil kesimpulan sendiri, maaf ya." ucap Clara sembari tersenyum.

"Ya udah gimana kalau kita lupain aja kejadian siang tadi? Kecuali bagian kiss nya." ucap Dave sambil mengeluarkan smirk nya.

"Ih apa sih." ucap Clara sembari memukul lengan Dave dan menyembunyikan wajahnya yang mungkin sudah semerah tomat.

"Clara." panggil Dave.

"Ya?" jawab Clara masih menyembunyikan wajahnya.

"Tatap aku." ucap Dave.

Clara pun mulai menatap Dave.

'Astaga, matanya bagus' ,batin Clara.

'Ya tuhan, makasih udah ngirimin dia buat aku' ,batin Dave.

Mereka tetap bertatapan selama beberapa menit dalam diam. Lalu tiba-tiba saja Clara merasakan benda yang lembut dan basah menempel dibibirnya.

DAVE.

MENCIUMNYA.

UNTUK.

YANG.

KEDUA.

KALI.

Dan kemudian ciuman itu berubah menjadi lumatan-lumatan kecil. Tanpa sadar, Clarapun mulai membalas ciuman dari Dave, sampai suara seseorang tiba-tiba saja menginterupsi kegiatan mereka.

"Ehemm."

Clara dan Dave pun spontan menjauh sambil menunduk, untuk menutupi wajah mereka yang mungkin sudah semerah tomat.

"Astaga kalian itu, bukan muhrim tau." ucap orang tadi yang ternyata adalah Ray.

"Memang ya anak muda zaman sekarang." ucap Ray lagi sembari menggeleng-gelengkan kepalanya dan terkekeh.

1 menit

2 menit

3 menit

"Gua berasa ngomong sama angin." lanjut Ray.

"Kuy lah, yuk pulang." ucap Ray sembari berjalan keluar restoran.

Clarapun ingin berjalan mengikuti Ray, tetapi tangannya terlanjur ditahan oleh Dave. Spontan Clarapun menatap Dave dengan pandangan bingung.

"Ga mau lanjutin yang tadi?" tanya Dave sembari menatap Clara dengan seringainya. Sedangkan Clara hanya diam terbengong sambil menatap Dave dengan mulut yang sedikit terbuka.

'Astaga, kenapa dia bisa jadi ganteng berkali-kali lipat gini?' - Clara

'Calon istri gua ngegemesin banget sih' - Dave

'Adek gua udah dewasa ya. Jomblo mah bisa apa' - Ray

'Apa kabar ya sama Clara?' - Mark

'Duh tugas numpuk lagi' - Tania, Jessy, Arnold, Kent, Jacob.

-THE END-

Halo readersssss....
Aaaaaaaaa aku seneng banget akhirnya cerita ini bisa selesai juga. Btw ini first story aku.
Aku masih inget banget pas awal cerita ini tuh judulnya 'Only U' trus berubah jadi 'HURT' trus berubah jadi 'Bad boy or Ketua osis' dan sekarang 'Bad boy or Ketos'.

Makasih buat yang udah setia ikutin cerita Clara dan Dave. Dan maaf kalau aku sering typo atau salah tanda baca, dkk. Maklum ya, masih newbie dan butuh belajar banyak lagi. Maaf juga kalau ada kesamaan nama, itu murni ga disengaja. Cerita ini murni dari imajinasi aku sendiri.

Oke, aku mau pamit undur diri.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya 😊👣👣

Bad Boy Or Ketos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang