"Clara, bangun." ucap Ray sembari menguncang-guncangkan tubuh Clara pelan, hingga yang empunya pun mulai membuka matanya perlahan.
"Umm.. Loh? Kak Ray? Kok bisa ada disini?" tanya Clara bingung, seharusnya kan kakaknya sekarang masih berada diluar negeri.
"Ceritanya pan--"
"Ray, Claranya udah bangun belum?"
Ucapan Ray terputus oleh teriakan ibu mereka yang tiba-tiba saja masuk ke kamar Clara sembari membawa dua buah gaun ditangan kanan dan kirinya.
"Eh, anak mama udah bangun." ucap ibu Clara saat melihat Clara yang sedang duduk diatas tempat tidurnya.
"Itu gaun buat siapa, ma?" tanya Clara.
"Buat kamu lah, coba kamu pilih, bagusan yang mana? Yang kanan atau kiri?" tanya ibu Clara sembari menunjukkan gaun ditangan kirinya yang berwarna putih dan gaun ditangan kanannya yang berwarna peach.
"Dua-duanya bagus sih ma, tapi gaun itu buat apa?" tanya Clara bingung.
"Buat makan malam nanti, kamu harus berias yang cantik." ucap ibu Clara.
"Udah lah dek, ntar lo juga tau sendiri. Mending sekarang lo mandi deh terus siap-siap." ucap Ray malas.
"Ish kan aku cuman nanya kak, sewot banget sih, ya udah aku mandi dulu." ucap Clara sambil berjalan menuju kamar mandi dengan wajah ditekuk, sedangkan ibu Clara hanya melihat mereka berdua sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum.
'Persis seperti aku dan kakak dulu'
✖✖✖
"Ma, ini kita serius mau makan malam disini?" tanya Clara sembari menatap kagum gedung restoran dengan ornamen-ornamen mewah layaknya kerajaan yang berada didepannya.
"Iya lah, kalo nggak ngapain kita disini elah." jawab Ray dengan intonasi yang sangat menyebalkan menurut Clara.
"Yeh, kan aku ga nanya ke kakak, kok sewot gitu sih." ucap Clara sebal.
"Udah udah jangan berantem gitu, ga enak didengar orang, ayo kita masuk." ucap ibu Clara dan Ray menengahi adu mulut kedua anaknya itu.
Clara dan Ray beserta kedua orangtua mereka pun segera melangkahkan kaki masuk ke restoran mewah itu.
Dan semakin Clara lihat, bisa ia pastikan harga 1 piring makanan disini seharga uang jajannya selama seminggu.
Clarapun mengikuti langkah ayah dan ibunya, juga Ray, hingga ia sampai di sebuah ruangan yang didepan pintunya tertulis 'VVIP'.
Clara semakin heran saat kedua orang tuanya beserta Ray memasuki ruangan tersebut.
'Makan malam doang kok sampai pesan ruangan VVIP?' ,pikirnya.
Clarapun tetap mengikuti orang tua beserta kakaknya dan masuk ke ruangan tersebut. Ornamen didalam ruangan ini sangatlah mewah, dengan sebuah meja besar berbentuk persegi panjang yang terletak ditengahnya. Juga beberapa jenis bunga, peralatan makan dan lilin, yang berada diatas meja makan tersebut.
"Ayo duduk, Ra." ucap ibunya.
Clarapun segera duduk disamping Ray.
Tak lama kemudian seorang pria paruh baya yang memakai setelan jas berwarna hitam masuk ke ruangan tersebut. Wajahnya masih terlihat muda dan tampan. Walaupun sudah terlihat beberapa kerutan diwajahnya, tapi itu tidak mengurangi ketampanannya.
"Halo Mr. Vall and Mrs. Vall." sapa pria tersebut sambil tersenyum ramah.
Orang tua Clarapun segera menyambut pria tersebut dengan ramah.
'Siapa dia? Ga kenal' ,gumam Clara dalam hati.
"Ray, Clara, kenalin ini Om Reza, sahabat papa dan mama sejak SMA. Reza, kenalin ini anak kami Ray Vall dan Clara Vall." ucap ayah Clara.
Clara dan Ray pun buru-buru bangkit berdiri dan tersenyum sembari menyalam tangan Om Reza.
"Ray Vall." ucap Ray.
"Clara Vall." ucap Clara.
"Ayo kita duduk." ucap ayah Clara.
Setelah itu orang tua Clara bersama om Reza pun larut dalam omongan mereka tentang masa-masa SMA dulu.
Sedangkan Clara berusaha tetap tersenyum dan pura-pura tertarik dengan topik pembicaraan. Padahal sebenarnya ia sudah sangat bosan dan ingin segera pergi dari sana.
"Sabar Ra, kakak tau lo bosen." bisik Ray pada Clara pelan. Sedangkan Clara hanya menatap Ray sambil tersenyum lelah.
Tiba-tiba saja masuk seorang laki-laki berperawakan tinggi. Ia menggunakan kemeja kotak-kotak lengan panjang berwarna hitam yang lengannya digulung hingga siku dan dikeluarkan, juga celana jeans putih dan sneakers berwarna senada.
"Selamat malam, maaf saya terlambat." ucap laki-laki tersebut.
Clara sama sekali tidak memperhatikannya dan fokus pada dessert kesukaannya yang baru saja disajikan.
"Sini nak." ucap Om Reza.
"Perkenalkan ini anak tunggal saya, Dave Johanssen." ucap om Reza.
Deg!
Seketika sekujur tubuh Clara terlihat kaku mendengar nama tersebut. Apa ia salah dengar? Tapi Clara yakin, ia mendengarnya dengan sangat jelas.
Clarapun memberanikan diri untuk menatap ke laki-laki tadi.
Shit!
DAVE.
Dan saat Clara menatapnya, pas sekali Dave juga sedang menatap ke arah Clara. Terlihat sekali ekspresi kaget dari wajah Dave, tapi buru-buru ia ganti dengan ekspresi datar.
Clarapun segera memalingkan wajahnya dari Dave.
"Wah, anakmu sangat tampan ya." ucap ibu Clara sembari tersenyum ramah pada Dave. Dan tentu saja dibalas senyum oleh Dave.
"Nah mumpung kita sudah berada disini semua, kami ingin memberi tau kan kalian sesuatu." ucap ayah Clara.
"Kami akan menjodohkan Clara dengan Dave."
WHAT?!
- To be continued -
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Or Ketos ✔
Fiksi Remaja[COMPLETE] [SUDAH DI REVISI] #601 In Teen Fiction (4-7-2017) Clara Vall awalnya sangat membenci sang bad boy --Dave Johanssen karna sifat angkuhnya. Suatu hari, Clara merasa ada yang aneh dengan cowo itu, tiba-tiba cowo itu berubah baik dan mani...