.: 13 :. 열 셋 [tiga belas]

496 60 4
                                    

Sebutir tablet berwarna putih baru saja ditelan oleh Yuna. Ia tak tahu apa alasan orangtuanya yang sejak kecil menyuruhnya untuk meminum obat yang ia sendiri tak tahu apa nama dan fungsinya setiap sehari sekali itu. Terutama setiap kali ia kelelahan ataupun merasa sesak di dada.

Meskipun seringkali Yuna mencoba mencari alasan dibalik kegiatan rutinnya ini tetap saja tidak ada hasil yang ia dapatkan. Obat yang diminumnya ini tidak dijual bebas dan harus dengan anjuran dokter. Sempat ia berpikir apakah dirinya memiliki penyakit yang parah sampai kedua orangtuanya merahasiakan penyakit tersebut ataukah obat ini adalah penawar rasa sakitnya semata.

Seperti orang yang memiki penyakit tertentu.

"Kenapa Seokmin seperti itu....." gumam Yuna mengingat perlakuan Seokmin yang membuatnya kaget.

"Ternyata benar. Kau tidak mempercayaiku. Kau bahkan tidak membutuhkanku."

Perkataan Seokmin itu terus berputar di kepala Yuna. Tidak. Tentu saja tidak benar. Yuna sangat mempercayai Seokmin dan tentu ia membutuhkan Seokmin. Hanya saja Yuna tak tahu hal apa yang terjadi diantara dan membuat Seokmin marah seperti itu.

Bahkan setelah mengatakan hal yang tak pernah dikira oleh Yuna, lelaki itu pergi begitu saja. Tanpa salam dan tanpa senyuman hangat yang Yuna sukai.

Sebuah pertanyaan terlintas dibenak Yuna ketika merasakan punggung kokoh milik Seokmin menjauh dari pandangan matanya.

Mereka baik-baik saja bukan?

Jika diingat terakhir kali mereka bersama keduanya masih berbincang masalah pekan olahraga di aula. Tepatnya sebelum pengumuman yang dibuat oleh Wu Yifan sebagai pembina tim Kodaran High School. Masih jernih di ingatan Yuna kalau ia dan Seokmin duduk bersama saat itu. Yuna menyusun deretan kejadian setelahnya dan menemukan dirinya turun dari tribune dan berbincang sebentar dengan Lee Jihoon -kapten tim sepakbola untuk menyerahkan data tim pada Wu Yifan dan....

Jung Chaeyeon!

Yuna ingat sekarang. Ketika ia, gadis berkulit pucat itu dan Jung Jaehyun saling berhadapan dan membuat Yuna sakit hati....

Disitulah ia tidak bersama Seokmin. Ia memilih untuk pergi keluar dari aula sembari menangis.

"Apa mungkin Seokmin....." Yuna sudah mengira kalau Seokmin pasti melihatnya pergi dengan perasaan khawatir akan dirinya yang berubah suasana hati lantas tak memberi keterangan.

Tidak mungkin Yuna menahan perasaan kecewanya melihat cinta pertamanya sudah memiliki kekasih dan duduk kembali di sebelah Seokmin seolah tak terjadi apa-apa. Ia bukanlah gadis yang kuat, ia rapuh bahkan ketika berhadapan dengan orang yang tidak dikenalinya ia terjatuh dan menangis begitu saja.

"Aku harus menjelaskannya pada Seokmin..."

Kini Yuna mencoba menghubungi nomor Seokmin. Ia berdoa disetiap percobaannya menghubungi nomor tersebut dapat diangkat oleh Seokmin namun pada akhirnya tak satupun yang terhubung. Tapi Yuna tak menyerah dan mengirimi Seokmin dengan pesan.









To : Lee Seokmin :)

Seokmin-ah... (17:40)

Jika kau memang tidak bisa mengangkat telfonku tidak masalah. Tapi ku mohon bisakah kau mendengarkan penjelasanku? (17:42)

Seokmin-ah, balaslah pesanku.... ku mohon (17:47)



Sembari menunggu Yuna membaringkan tubuhnya diatas kasurnya yang nyaman. Mungkin kini Seokmin tengah disibukkan dengan sesuatu hingga tidak bisa mengangkat telfonnya ataupun membalas pesan yang Yuna kirimkan. Atau mungkin Seokmin masih marah? Entah....

[DokJu]  내 사랑 (My Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang