(Jeon Jungkook's on multimedia)
"Tolong buat resensi kutipan ini."
Perintah itu berasal dari sosok laki-laki yang berdiri di ambang pintu ruang osis.
Orang yang mendapat perintah itu menoleh lalu melirik kearah sebuah kertas dengan sebuah foto yang diselipkan.
"Ini milik anggota kami, kau bisa mengulasnya dengan bahasamu." Lanjut orang itu. "Jeon Jungkook."
Orang yang mendapat perintah -Jeon Jungkook itu langsung mengambil kertas tersebut dan meletakkannya diatas meja.
Hari ini ekstrakurikuler jurnalistik tengah membuka pendaftaran anggota baru. Tidak biasanya mereka mengadakan seleksi masuk tim Jurnalistik. Mungkin karena beberapa faktor yang mengharuskan mereka melakukannya.
Biasanya tim Jurnalistik tidak pernah mendapatkan banyak peminat seperti saat ini, oleh karena itu mereka mengadakan seleksi dimana mereka melihat kemampuan para pendaftar dalam membuat artikel ataupun mengulas sebuah karya. Dan pastinya hanya orang-orang yang terpilih akan lolos.
Tapi karena kebanyakan pendaftar adalah perempuan yang dimata para tim jurnalistik tidak mahir maka mereka mengadakan seleksi ini.
Tanpa mereka sadari bahwa dalam waktu 10 menit, Jungkook sudah selesai membuat resensi dan hasilnya benar-benar diluar ekspetasi. Jungkook memukau para member jurnalistik.
"Resensi yang bagus untuk pemula." Puji seorang laki-laki tinggi yang memiliki rambut oranye. "Chukahanda. Kau diterima di tim kami." (Selamat). Laki-laki itu mengulurkan tangannya pada Jungkook seraya tersenyum.
Tentu saja, Jungkook dengan antusiasnya berdiri dan membalas uluran tersebut dengan sebuah jabatan. "Terima kasih sunbaenim."(senior)
"Jangan sungkan begitu. Panggil saja Doyoung."
"Ne. Doyoung sunbae."
.
.
.
.
.
Dihari kedua sekolah, Yuna mendapatkan banyak buku pelajaran baru. Sebenarnya buku yang dia terima hari ini adalah buku tambahan selain buku yang kemarin diterimanya. Kehidupan masa smanya akan sangat berwarna. Dia sangat penasaran apa yang akan terjadi kedepannya. Selain buku pelajaran baru, pekerjaan rumahpun datang satu persatu. Dan jujur saja, dia merasa terbebani."Yuna-ya, kau mau kemana?" Tanya Eunbi saat Yuna ingin beranjak keluar dari kelas.
Bel istirahat sudah berbunyi, dan beberapa siswa sudah beranjak pergi dari kelas menuju keluar.
"Aku harus pergi ke lapangan sepak bola. Yifan seongsaenim menyuruhku menemuinya.
Mau ikut?"
Sebelum pergi dia harus memastikan bahwa temannya itu baik-baik saja. Nyatanya dia menggeleng.
"Tidak usah. Aku di kelas saja, mengerjakan tugas ini."
"Yakin?"
"...." Eunbi mengangguk.
"Baiklah. Aku akan segera kembali."
Yunapun meninggalkan Eunbi menuju lapangan sepakbola. Lapangan hijau yang luas dan salah satu olahraga yang berada diluar ruangan. Disana, Yuna melihat beberapa orang tengah bermain dan sepertinya bukan hanya permainan, tetapi mereka sedang berlatih karena Yuna melihat Wu Yifan -pembina tim sepak bola tengah memegang sebuah papan jalan di tangan kirinya sedangkan tangannya sibuk mengotak-atik stopwatch.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DokJu] 내 사랑 (My Love)
Fanfiction> COMPLETED < Aku hanya memandangmu dari kejauhan, karena aku yakin kaulah cintaku. Semua cinta sama saja, perasaan egois ada di dalamnya seolah dia adalah bagian dari cinta. The first book of DokJu fanfiction on my wattpad account. You will...