.: 17 :. 열 일곱 [tujuh belas]

559 63 8
                                    

(Mainkan video di multimedia)









Meruntuki dirinya sendiri.

Hanya itu yang bisa ia lakukan setelah semua kejadian hari ini terlihat jelas di matanya. Ingatannya masih jernih dan segar untuk memutar kembali memori dimana yeoja yang seharusnya ia lindungi dengan kedua tangannya sendiri malah berada di pelukan laki-laki lain. Sayangnya, laki-laki itu adalah orang yang dicintai kekasihnya sendiri.

Hanya semilir angin malam yang menerpa kulit pucatnya yang menemani kesunyian dan juga gejolak dalam hatinya. Punggung lelaki itu bersandar pada pohon kesemek di belakangnya, lantas ia mulai mengatur nafasnya agar menjadi lebih santai.

Dunia ini tak adil. Begitulah pemikirannya yang sama seperti orang pada umumnya ketika kemalangan menimpa. Kenapa gadis yang ia cintai harus mencintai orang lain? Kenapa gadis itu tak pernah melihat dirinya dengan seluruh harapan ingin mengenggam kebahagiaan ini yang selalu berada disisinya? Kenapa harus namja bernama Lee Seokmin yang pantas mendapatkan perasaan kekasihnya, sedangkan selama ini perjuangan hidup yang lebih berat ia yang mengalaminya.

"Haruskah aku memusnahkan Lee Seokmin?" Pikiran itu sempat terbayang dalam dirinya. Jika ia tak bisa memiliki Choi Yuna, maka Seokmin juga tak boleh memiliki gadis itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" Seorang laki-laki lainnya datang dan berdiri di hadapannya. Ia menoleh keatas dan tersenyum pahit. Ternyata Jeon Wonwoo -kakaknya.

"Apa itu urusanmu?"

Ia ketus seperti biasanya-pikir Wonwoo. Adiknya ini tak akan pernah bisa berubah jika bukan seorang spesial yang bisa membantunya. Wonwoo tahu siapa orangnya, dan tak lain adalah Yuna. Sayangnya Wonwoo tahu segala tentang kehidupan melingkar ketiga orang yang ia perhatikan selama ini. Kisah cinta mereka persis bagaikan domino, Jungkook jatuh cinta pada Yuna, dan Yuna pada Seokmin.

"Jungkook-a, tak baik jika kau berlama-lama disini. Kembalilah ke kamarmu dan beristirahat."

Lagi-lagi Jungkook tersenyum pahit. Ia merasa semua orang di dunia ini selalu menertawakannya, mereka semua memasang topeng iba padanya dan bersikap manis layaknya Jungkook masih sama seperti yang dulu. Jungkook si anak emas, bukan Jungkook yang cacat setelah kecelakaan.

"Hentikan hyung." Ucapnya. "Berhentilah berpura-pura perhatian padaku."

Kedua mata Wonwoo terbelalak tak percaya dengan apa yang Jungkook katakan. "Apa yang kau katakan? Berpura-pura? Jeon Jungkook, apa kau pikir aku berpura-pura perhatian padamu?"

Tak habis pikir. Itulah yang dirasakan Wonwoo saat ini. Selama ini segala perhatian dan kasih sayang tulusnya hanya dianggap palsu oleh adiknya sendiri.

"Jungkook-a, apa aku begitu palsu di matamu?" Tanya Wonwoo sekali lagi. Ia mencoba menahannya, namun kini ia tak sanggup lagi menahan segala beban hatinya.

Tak ada satupun dari mereka yang menyadari kalau seorang gadis memerhatikan mereka secara diam. Gadis itu mendengar semua percakapan yang mereka lakukan dan berusaha untuk tidak terlihat saat ini.

"Kau sama saja seperti orang lain hyung." Jeda Jungkook. "Kalian semua perhatian padaku karena aku lemah bukan? Karena aku tak bisa melakukan apapun lagi setelah kecelakaan itu? Kalian semua memberikan perhatian itu hanya untuk membuat diriku yang lama kembali bukan? Apa aku ini mainan bagi kalian???!"

"Jeon Jungkook..."

"Apa aku ini boneka kalian? Apa karena kaki sialan ini mimpi kalian ikut terkubur saat kecelakaan itu menimpaku???!"

Dengan amarahnya, Wonwoo mencengkram kerah baju Jungkook dan melayangkan kepalan tangannya ke wajah laki-laki itu. Mungkin dengan memukulnya seperti ini dia akan terbangun dari mimpi buruknya.

[DokJu]  내 사랑 (My Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang