Pagi itu disebuah kota yang padat penduduk, seorang anak sedang bermain game sepakbola di ponselnya di dalam mobil. Anak itu tidak menyadari bahwa seseorang masuk ke dalam mobil tersebut dan duduk disampingnya.
"hey golden!"
"Hyung hentikan! Jangan terus-terusan memanggilku seperti itu." Pinta si anak pada anak laki-laki yang lebih tua darinya itu.
"Jungkook, kau harus meminum ini." Saran dari sang kakak tersebut membuat Jungkook -si anak laki-laki pemain game menoleh dan menemukan sebotol minuman energy berada di tangan Jeon Wonwoo -kakaknya. "Staminamu akan bangkit sebelum kejuaraan dimulai."
Sejenak Jungkook meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku celana dan mengambil botol minuman tersebut. "Pertandingannya masih tiga jam lagi hyung, tenanglah." Lantas ia membuka tutup botol dan meminum cairan dengan rasa masam tersebut.
Mobil mereka terparkir dipinggir jalan dimana sebuah mini market berada. Dari jarak yang tak begitu jauh mereka dapat melihat kedua orangtua mereka yang sedang berbelanja beberapa camilan.
"Kau harus memenangkan pertandingan ini, kau pasti bisa mencetak gol setidak mungkinnya sekali. Kau kan golden magnae."
"Hyung...." Jungkook tersenyum. Sejujurnya ia tidak terlalu suka dipanggil seperti itu. Terlebih lagi ketika kakaknya yang memanggil demikian.
Suasana jalanan terlihat ramai lancar dan juga alunan lagu One Candle milik G.O.D yang terputar dari siaran radio mobil milik ayah mereka membuat suasana senang menyelimuti seisi mobil tersebut hingga membuat Jungkook dan Wonwoo terlarut untuk bernyanyi bersama. Tetapi tanpa mereka sadari sebuah bus yang remnya blong tengah melaju kearah mereka. Kondisi jalanan yang menurun menambah laju bus tersebut semakin cepat dan
"Akh!" Jungkook terbangun dari tidurnya dengan peluh membasahi seluruh tubuhnya. Nafasnya berderu layaknya sesak sehabis berlari. Dia bahkan tidak bisa membedakan mana keringat dan mana airmata yang jatuh dari wajahnya.
Mimpi buruk itu lagi -batin Jungkook.
Dia menoleh kearah nightstand yang berada disisi kanan tempat tidurnya dan mengambil segelas air yang ada diatasnya. Dengan sekali teguk dia menelan cairan tanpa rasa itu. Selalu seperti ini, tanpa ia inginkan mimpi itu selalu datang dan menakutinya. Seolah hal yang sudah lama terjadi itu tidak bisa dihapuskan dari ingatan.
Setelah mengontrol konten hatinya, Jungkook kembali membaringkan tubuhnya dan mencoba untuk memejamkan matanya.
Sayang, ia tidak bisa kembali ke dalam dunia mimpi. Lalu tanpa paksaan ia menerawang kembali ke masa lalu. Saat dimana dia menemukan sebuah kenyataan.
"Kau mau terus seperti ini? Sampai kapan Kookie? Sampai kapan??!!!" Anak laki-laki yang memakai topi baseball itu berteriak pada adiknya yang terbaring di tempat tidur dengan kedua kaki yang dibalut gips.
Sebuah piring dan gelas pecah berada disisi kanan lantai tempat tidurnya. Sudah dipastikan adiknya itu menolak untuk makan, dan mau tak mau Wonwoo harus turun tangan ketika mendapat laporan dari asisten rumah tangganya.
"Sejak kemarin kau belum makan, apa kau tidak kasian pada dirimu sendiri?" Tanya Wonwoo lagi. "Teruskan Jungkook! Teruskan!!" Bentaknya lagi karena sang adik masih bungkam.
Tanpa ia sadari airmata jatuh dari muara matanya. "Jika kau mau mati menyedihkan silakan, aku tak bisa melarangmu. Tapi, bagaimanapun kau adikku dan aku ingin kau bisa menghadapi ini Jungkook.
Awalnya aku tak suka sejak kehadiranmu dalam hidupku, kau merebut segalanya. Kasih sayang eomma dan appa, perhatian mereka, segalanya! Kau anak kesayangan mereka sampai-sampai aku iri atas nama panggilanmu. You're our golden."
KAMU SEDANG MEMBACA
[DokJu] 내 사랑 (My Love)
Fiksi Penggemar> COMPLETED < Aku hanya memandangmu dari kejauhan, karena aku yakin kaulah cintaku. Semua cinta sama saja, perasaan egois ada di dalamnya seolah dia adalah bagian dari cinta. The first book of DokJu fanfiction on my wattpad account. You will...