***
Namanya Anatasya Lusiana, ia lahir dalam keadaan tanpa ayah dan beragama KristenProtestan. Ibunya selalu berkata bahwa Ayahnya meninggal dunia sejak Tasya di dalam kandungan yang berumur 7 bulan, perkataan itu membuat Tasya percaya dengan Ibunya tanpa harus Tasya tekankan lagi pertanyaannya. Hari-hari yang Tasya lalui sama saja namun disuatu siang yang cerah, saat Tasya sedang bersekolah, Tasya mendapat kabar dari Nyonya Rybeca bahwa Ibunya meninggal dunia. Tasya yang tengah belajar langsung bergegas pulang, ditemani beberapa guru dan temannya, sakit sekali hati gadis kecil itu setelah mendapat kabar seperti itu."Mengapa harus saat ini tuhan, aku belum siap hidup sebatang kara!! Aku masih berumur 10tahun mengapa harus mengalami semua ini. Harus tinggal bersama siapa aku tuhan??" Ucap batinnya yang tidak kuasa menahan perihnya.
-
-
-
-
-***
Tepat di depan rumahnya Tasya terdapat banyak polisi ditambah dengan adanya batas polisi, Tasya yg melihat sosok mayat tergeletak di teras ruang tamunya bergegas menghampiri sosok mayat tersebut lalu memeluknya dengan penuh kesedihan."Kenapa dengan Ibuku?" Tanya tasya,
"Ibumu dibunuh oleh seseorang, tapi sayang sulit sekali untuk melacak semuanya." Kata polisi yang menangani kasus meninggalnya Mawullynda Luciana.
***
Tasya yang belum mengerti apa-apa menjadi bingung, tiba-tiba dibagian kepalanya seperti ada yang mengelus lembut seraya berkata "nak yang sabar ya, ibumu sudah tenang di alam sana.", tasyapun langsung menoleh kebelakang ternyata benar nyonya Rybeca wanita paruh baya dengan pakaian dress hijau lengkap dengan sandal jepit rumahannya serta rambutnya yang pirang walau umurnya hampir memasuki kepala empat namun fisiknya masih terlihat muda. Dialah yang mengelus lembut ujung kepala tasya, Tasya yang tengah bersedih hanya mampu mengucapkan.
"Tapi, aku tidak tahu siapa kerabat dekat ibu, aku..aku belum siap tinggal sebatang kara, aku takut sendirian, tuhan tidak adil!"
"Yatuhan kamu tidak boleh berbicara seperti itu sayang, jika kamu mau. Kamu boleh tinggal bersamaku?" Bujuk nyonya Rybeca,
"Apakah itu benar bibi?" Tanya Tasya kepada nyonya Rybeca dengan penuh harapan,
"Iya sayang..." Jawab nyonya Rybeca dengan senyuman manisnya. Dengan cepat tasya memeluk Nyonya Rybeca.
"Bibi jangan tinggalin aku ya?" Kata Tasya sambil memeluk nyonya Rybeca seakan harapannya hanya tinggal padanya,
"Iya kamu sudah tidak sedih lagikan?"
"Terimakasih ya Bi..."
***
Semua itupun berlalu, nyonya Rybecalah yang mengurus semua pemakaman ibu Tasya, walaupun Tasya tahu bahwa ia sudah tidak sendirian lagi. Namun, tetap saja Tasya harus mengulang semuanya seperti semula, ia harus belajar menatap nyonya Rybeca layaknya menatap ibu Mawullynda Luciana yaitu ibunda Anatasya Luciana.-
-
-
-
-Kini Tasya sudah resmi menjadi anak angkat nyonya Rybeca, semua telah diurus oleh nyonya Rybeca, nyonya Rybeca memang telah mengincar Tasya untuk menjadi anak angkatnya karena ia tahu hanya Tasyalah yang dapat membantunya untuk memebalaskan dendamnya terhadap kaum muslim , parasnya nan cantik, tingkahnya yang polos dan emosinya yang sulit dikontrol atau sensitif, karena hal tersebutlah yang dimanfaatkan nyonya Rybeca untuk membalaskan dendamnya terhadap kaum muslim.
Afwan disetiap kesalahan kata yaa ukhti atau akhi, selamat menikmati ceritanya :). Jazakumullah khairan katsira
NEXT kecerita selanjutnya yuu

KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Hijrah
Spiritualseorang gadis cantik yang bernama Anatasya Luciana, benci sekali dengan islam entah karena apa alasannya namun, entah mengapa Tasya jadi ingin sekali mendapat maaf dari orang islam agar ia bisa istiqomah seterusnya diagama islam. Akankah tasya menda...