Cerita masa lalu

86 8 0
                                    


Cause you're everywhere to me and when I catch my breath It's you I breathe

Michele branch everywhere

Spesial POV Dafira

Aku menatap kosong pada langit-langit kamarku dengan cahaya minim karena semua lampu sudah dimatikan tak terkecuali lampu tidur hingga hanya tersisa pantulan cahaya rembulan yang sangat terang memantul memasuki kamar.

Ingatanku kembali menuju pada kejadiaan beberapa jam lalu dimana Refranda menceritakan semua kisah hidupnya yang selama ini dia pendam.


"Aku dan Amira bersaudara." ucap Refranda memulai ceritanya.

Sementara aku mulai menyampingkan tubuhku agar bisa melihat wajahnya.

"Lalu kenapa kalian berpacaran?" tanyaku dilanda rasa penasaran yang sangat tidak bisa aku tahan lagi bahkan aku sampai lupa syarat Refranda yang tidak boleh menyela ceritanya.

"Dari kecil aku memang selalu bersamanya. Waktu umurku masih 9 tahun Mama Nadine membawa Amira untuk tinggal bersama karena orang tua Amira pada saat itu kecelakaan sampai menyebabkan keduanya meninggal sementara kakaknya harus mengambil beasiswa yang dia dapat keluar negeri.

"Jujur aku memang menyukai Amira dari dulu karena dia adalah gadis yang periang dan selalu berkorban demi  kebahagiaan orang disekitarnya. Dia mandiri tetapi akan berubah menjadi sangat manja jika saat bersamaku. Awalnya kami bersahabat tapi dengan seiring berjalannya waktu perasaan kami berubah." Refranda mengusap kepalaku pelan karena aku tahu dia pasti ingin menenangkan hatiku yang mulai merasakan perasaan aneh karena ceritanya.

"Perasaanku yang berubah menjadi kagum dan rasa sayang yang selalu ingin melindunginya dari apapun yang membuatnya sedih sementara perasaan Amira malah berubah menjadi cinta.

"Pada hari disaat dia mengungkapkan perasaanya pada saat itu juga Mama Nadine memberitahukan kebenarannya."

"Kenapa Tante Nadine harus merahasiakannya?"


"Awalnya Mama Nadine merasa tidak perlu menceritakan ini semua apalagi. Yang lalu biarlah berlalu apalagi Mama Amira dan Mama Nadine pernah mempunyai masalah yang membuat hubungan mereka renggang."

"Jadi tante Nadine itu?"

"Kakanya Mama Amira." Aku menatap tak percaya pada Refranda jadi selama ini.

"Disaat semuanya terungkap Amira berubah drastis bahkan Amira sengaja menutup dirinya dan pindah dari rumah kami dengan alasan ingin tinggal bersama kakaknya padahal sebelum kejadiaan tersebut Amira selalu menolak untuk diajak pulang kerumah kakaknya.

"Sampai suatu ketika kami dikabarkan oleh Kakaknya Amira kalau Amira masuk rumah sakit karena overdosis obat tidur. Entah apa yang terjadi sampai Mama Nadine menyuruhku untuk berpacaran dengan Amira yang saat itu kami baru saja memasuki kelas 2 smp.

"Mama Nadine bilang ada sesuatu yang tidak akan aku pahami meskipun Mama Nadine menceritakannya. Jadi, daripada aku salah mengerti lebih baik Mama Nadine menyembunyikan semuanya."

"Tapi kalian kan saudara?"

"Aku tahu tapi entah kenapa suatu hari Amira malah berkata bahwa aku dan dia bukanlah saudara seperti yang kami takutkan selama ini. Dia bilang kalau ternyata dia bukan anak kandung Papa dan Mamanya dia hanya anak dari seseorang yang bahkan sudah membuangnya begitu saja.

"Hubungan kami berlanjut tapi dengan status yang berbeda. Semuanya berjalan dengan baik walaupun Amira tahu betul tentang perasaanku yang sebenarnya. Aku hanya menyayanginya sebagai saudara dan Amira mencintaiku seperti seorang gadis mencintai prianya."

"Jadi kamu tidak pernah mencintainya?" tanyaku yang diberi gelengan pasti oleh Refranda.

"Seumur hidupku aku belum pernah merasakan jatuh cinta pada siapun tapi aku menyayangi Amira lebih daripada apapun yang aku miliki. Dialah cahaya yang mengiri langkah gelapku dia juga yang selalu ada bersamaku ketika Mama Nadine yang paling aku sayang malah pergi meninggalkanku. Dia selalu ada menjadi apapun yang aku butuhkan. Bahkan dia juga yang memberikan kehidupan kedua untukku mengenal apa yang selama ini belum pernah aku rasakan."

Aku terdiam menatap Refranda yang sedang menatapku sendu.

"Disini dia menitipkan hatinya untukku dan itu membuat dia pergi meninggalkanku."

Ketukan pintu dikamarku membuat kesadaranku kembali.

Setelah berjalan dengan malas-malasan untuk membuka pintu ternyata Kak Raka sedang berdiri dengan wajah jailnya memberikan dua buah kotak berukuran sedang yang membuatku mengeritkan dahi tak mengerti.

"Dari Refranda katanya tadi lupa ngasih."

"Lho kenapa nggak ngasih langsung ke aku aja?"

"Katanya takut ganggu. Terus itu kotak yang warna merah muda jangan dulu dibuka. Dibukanya nanti aja katanya kalau sampai besok malam jam 7 Refranda nggak datang karena macet baru dibuka."

"Tapi emangnya dikasih izin Bunda keluar malam?" tanyaku mengingat jam mainku.

"Gapapa deh kayanya tadi kan Refranda sekalian minta izin ke Bunda sama Kakak gantengmu ini." mengendus kesal segera kututup pintu kamar mengabaikan teriakan Kak Raka yang mengomel tak jelas diluar sana.

Sesuai intruksi aku membuka kotak berwarna biru yang ternyata berisikan gaun selutut lengkap dengan sepatu, tas dan aksesoris yang nampak sangat serasi.

Senyuman dibibirku semakin mengembang ketika membaca sebuah tulisan note yang sengaja diselipkan didekat bunga mawar putih yang sangat indah.

Tunggu aku di taman dekat rumahmu besok pukul 7 tapi jika aku datang terlambat kamu bisa buka kotak merah muda itu.

PS : tolong dihimbaukan untuk menaha tawa serta jeritan saat membuka kotak itu. Tapi diusahakan aku datang on time 😉

See you my queen 😍

"Selalu penuh dengan kejutan." lirihku tersenyum lembut menyentuh gaun berwarna merah muda selutut.

"Bahkan gaunnya sangat pas." aku tersenyum senang memutar-mutar tubuhku dengan gaun yang sedang aku cocokan dengan tubuhku.

"Kamu tahu kenapa aku meminta waktu 12 jam bersama kamu hari ini?" Aku menggelengkan kepalaku tidak tahu ketika kami sudah sampai didepan pintu rumahku.

"Kita memulainya dari jam 8 pagi dan mengakhirinya juga jam 8 malam. Kamu tahu makna angka 8?"

Aku kembali menggelengkan kepalaku.

"8 adalah angka yang tidak pernah putus. Karena 8 adalah angka yang saling menyambunh tanpa tahu caranya untuk memisahkan diri.

"Dan aku nggak mau hubungan kita terputus. Aku mau hubungan kita seperti angka 8 saling menyatu dan tak akan pernah putus apapun yang terjadi."

Aku menatap Refranda lembut perlahan senyuman dibibirku mulai tercetak dan kepalaku mengangguk dengan sendirinya.

"Thanks for 12 sweet moment today and good nite."

"Nite. Take care." balasku segera masuk kedalam rumah dengan perasaan senang tak terkira.

***

Sumpah ini banyak banget flashbacknyaa. Dan inilah hubungan Refranda Dan Amira selama ini.


Next janji bakalan buat Pov Refranda

Refranda [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang