Dua Puluh Empat

2.6K 368 24
                                    

"Ji... Jihan bangun, ayo sarapan..."

Jihan membuka matanya perlahan lalu mengusapnya, meregangkan otot tubuhnya sebelum akhirnya bangkit dari kasur.

"Ah, biasa banget deh mama orang lagi enak enak tidur dibangunin," Jihan berdiri dan berjalan ke toilet untuk sekedar mencuci muka dan menyikat gigi.

Setelah selesai dia pun langsung turun dan bergabung bersama mama papanya dan juga Sehun di meja makan.

"Eh, tumben Sehun jam segini udah rapi..." kata Jihan sambil mengambil segelas susu.

"Iyalah gue mah rapi orangnya ga kaya elo yang mandi aja males" balas Sehun.

"Yee gue mah tetep wangi ya walaupun gak mandi" balas Jihan gak mau kalah.

"Udah udah kalian tuh kenapa sih pagi pagi gini malah berantem terus" papanya pun menghentikan mereka yang sedang berdebat.

"Itu Jihan duluan pa"

"Apaan sih kok aku Sehunnya tuh"

"Udah udah makan aja jangan banyak ngomong" mamanya pun akhirnya ikut turun tangan dan barulah mereka diem.

"Ma, pa," Sehun memanggil kedua orangtuanya.

"Makan dulu selesaiin baru ngomong" kata mamanya.

"Ih mama, Sehun serius!"

"Mama juga serius, Sehun"

"Aku mau ngelamar Irene, mah"

Jihan dan mama papanya pun langsung tersedak begitu Sehun bilang kaya gitu.

"Ngelamar? Maksudnya lo mau nikah sama ka Irene?" tanya Jihan dengan mata membesar.

"Ya gak langsung nikah, tunangan dulu aja. Nikahnya nanti kalo Irene udah lulus kuliah," balas Sehun.

"Kamu serius, Hun?" tanya papanya.

"Serius, pah. Sehun udah mikirin ini matang-matang. Sehun sama Irene kan udah lama juga ngejalanin hubungan, selama ini kita baik baik aja dan aku pikir mulai sekarang aku mau lebih serius lagi sama Irene," kata Sehun.

Mamanya yang ada disebelah Sehun pun langsung menepuk bahunya. "Anak mama udah besar, ya."

Sehun senyum. "Iyalah ma. Emang dikira masih bocah terus? Yang masih bocah tuh yang itutu" Sehun menunjuk Jihan dengan dagunya.

"Enak aja! Lo tuh!" bales Jihan gamau kalah.

"Kalian berdua tuh masih sama sama bocah kalo masih berantem terus kaya gini," kata papanya yang bikin mereka diem serempak.

"Kamu beneran udah pikirin keputusan itu, Hun?" tanya mamanya.

Sehun mengangguk. "Udah ma. Semoga aja ini keputusan yang tepat,"

"Irene udah tau?"

"Udah. Beberapa waktu lalu aku udah ngomong ke dia, dia juga mau. Kita udah sama sama serius dalam hubungan kita, ma.."

"Yaudah kalo gitu kamu atur aja semuanya, mama sama papa cuma bisa berdoa yang terbaik buat kamu," kata mamanya.

"Iya, Hun. Tapi kamu jangan terlalu buru-buru, kasih Irene waktu untuk bicara sama keluarganya. Nanti baru kita atur jadwal untuk saling ketemu dan omongin pertunangannya," kata papanya.

Sehun senyum. "Makasih ya ma, pa..."

"Cieeee abang udah mau kawinnn" ledek Jihan.

"Makanya lo buru buru seriusin sama Kyungsoo, ntar kan abis gue kawin selanjutnya elo"

Shadows - DKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang