Empat Puluh Dua

2K 339 69
                                    

Sudah terhitung tujuh hari delapan malam sejak Kyungsoo dan Jihan berpisah. Mereka masih tetap menyimpan rasa mereka masing-masing. Kyungsoo berusaha untuk membujuk mamanya perlahan sementara Jihan hanya berusaha untuk secepatnya merelakan Kyungsoo dan menghapus semua pikiran tentangnya.

"Tapi gak segampang itu," Jihan meringis karena hubungannya dengan Kyungsoo tak pernah mulus dari awal.

Do Kyungsoo hampir sama dengan Lee Kyungsoo-nya dulu. Kyungsoo yang sekarang bagaikan bayang-bayang Kyungsoo yang dulu. Dengan wajah dan bentuk tubuh yang serupa, Jihan gak bisa bohong kalo setiap ngeliat Kyungsoo yang sekarang dia bakal selalu keinget Kyungsoo yang dulu.

"Kapan gue bisa moveon dari dua Kyungsoo itu," Jihan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya lalu membanting tubuhnya diatas kasur.

Sejak mereka memutuskan untuk berpisah baik-baik, Jihan berusaha untuk tidak berpapasan bahkan bertemu dengan Kyungsoo. Dia mau cepat-cepat melupakan semuanya, dia mau cepat lupa sama Kyungsoo supaya dia dan mamanya bisa tenang.

Tapi apa daya, walaupun mereka gak ketemu papasan muka, Jihan tau kalo Kyungsoo selalu merhatiin dia. Waktu itu Jihan lagi pergi ke minimarket, dia gak sengaja ngeliat Kyungsoo lagi mengikutinya dengan pura-pura mengambil snack.

Hari berikutnya, Jihan ngerasa bosen dan pusing akhirnya dia memutuskan untuk minum kopi di cafe biasa yang ia datangi bersama Kyungsoo. Disana juga dia melihat Kyungsoo duduk sambil minum kopi di sudut cafe. Kyungsoo gak menyapa dia, hanya memerhatikannya dari jauh.

Bahkan waktu itu Jihan pernah pulang kampus sendiri, hari lagi mendung banget tapi sialnya Jihan gak bawa payung. Saat dia lagi nunggu bus di halte, hujan turun dengan deras. Ga ada satupun bus ataupun taksi yang lewat. Jihan sendiri hanya bisa diam di halte sambil memeluk tubuhnya, karena ponselnya juga lagi lowbat saat itu. Jadi dia gak bisa berbuat apa-apa.

Lima belas menit kemudian, sebuah mobil datang dan berhenti tepat didepan halte. Jihan mengira-ngira siapa yang berhenti di halte padahal hujan lagi deras-derasnya. Ketika orang itu keluar mobil dan menggunakan payungnya, Jihan pun ternganga.

"Taehyung? Lo ngapain disini?"

Taehyung senyum kecil, menurunkan payungnya sambil mengacak-acak rambutnya yang sedikit basah karena kena air hujan tadi. "Ayo gue anter pulang,"

"Lo tau darimana gue ada disini?"

"Gue kan punya indera keenam,"

"Jangan bercanda deh Tae,"

Taehyung ketawa garing. "Engga deng, gue cuma kebetulan lewat sini trus ngeliat lo. Hehehe. Udah yuk naik, kasian lo kedinginan kan disini? Lima belas menit lumayan loh di halte begini, gak pake jaket pula. Bisa beku lo"

Alis Jihan mengerut. "Lo tau darimana gue udah lima belas menit disini? Katanya lo cuma kebetulan lewat?"

Sejenak Taehyung hanya diam, lalu dia menyeringai. "Ngira-ngira doang. Bener ya lo udah lima belas menit disini? Wah, gue hebat dong. Beneran punya indera keenam nih gue,"

Jihan cuma diem nanggapin candaannya Taehyung yang garing itu, lalu tangannya ditarik Taehyung untuk berbagi payung bersama untuk masuk kedalam mobil.

Sebelum Jihan masuk ke dalam mobil Taehyung, dia melihat ke sekeliling halte dan menemukan seseorang yang sedang berteduh diseberang halte, tepatnya di depan sebuah toko musik yang sedang tutup. Sebenarnya Jihan tidak melihat wajah orang itu karena topi yang dipakainya tapi dari postur tubuh dan style pakaiannya, Jihan yakin banget itu Kyungsoo. Malah ketika Jihan memerhatikan kearahnya, orang itu berbalik dan berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

Shadows - DKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang