Lima Puluh (b)

2.7K 361 51
                                    

Jihan mengotak atik ponselnya, mencoba menghubungi nomor Kyungsoo tapi tetap saja nomornya tak aktif. Tadi ia sempat terkendala susah mencari taksi karena memang hari masih gelap.

Ia masih dalam perjalanan ke rumah sakit Myeongdong, walaupun ini sudah memasuki jam dua dini hari, Jihan membela-belakan dirinya untuk datang ke rumah sakit itu. Bahkan ia tak pamit dengan kedua orang tuanya karena takut mereka terganggu dan malah tak membolehkannya pergi kesana.

Setelah mendengar suara Kyungsoo yang aneh tadi, hati Jihan makin tidak tenang. Pikirannya mulai loncat kemana-mana. Bagaimana kalo terjadi sesuatu dengan Kyungsoo? Atau jangan-jangan Kyungsoo terlibat kecelakaan? Atau tabrak lari? Atau.........

"Astaga" Jihan mengusap wajahnya dengan kasar, lalu berusaha menenangkan hatinya sendiri. Semoga Kyungsoo tak apa-apa. Semoga nanti ia bisa langsung bertemu dengan Kyungsoo.

Untungnya jalanan sepi--karena memang sudah dini hari--dan Jihan sampai di rumah sakit lima belas menit kemudian. Ia langsung masuk ke lobby rumah sakit, bertanya kepada suster apakah ada pasien yang bernama Do Kyungsoo.

Suster itu bilang kalau tidak ada pasien yang bernama Do Kyungsoo. Hati Jihan terasa lega sedikit, walaupun dirinya masih bingung dimana Kyungsoo berada.

"Suster, apa tadi ada pasien baru karena kecelakaan atau lainnya?"

"Oh, tadi ada pasien baru yang datang karena kecelakaan. Dua orang meninggal dunia, satu orang mengalami luka berat."

Mata Jihan langsung membulat mendengar kata-kata suster itu. "Kira-kira usianya berapa sus?"

"Dua orang yang meninggal terdiri dari pasangan suami-istri, satu orang yang mengalami luka parah adalah pria dan usianya kisaran 24 tahun,"

Jihan menggigit bibir bawahnya mendengar kalimat terakhir suster tadi. Ia menanyakan dimana ruangan pasien kecelakaan itu, dan suster itu mengajaknya ke ruang emergency.

Saat berjalan masuk ke dalam ruang itu, hati Jihan berdegup sangat kencang. Ia khawatir kalau pria korban kecelakaan itu adalah Kyungsoo. Ia tak bisa membayangkan jika Kyungsoo benar-benar terluka parah.

"Ini tempatnya. Saya tinggal dulu,"

Jihan membungkuk sedikit kepada suster itu lalu menatap tirai yang tertutup didepannya. Ia sedang menyiapkan hatinya untuk menerima apapun yang terjadi. Walaupun dalam lubuk hatinya ia berharap Kyungsoo baik-baik saja.

Tangan Jihan terangkat untuk membuka tirai itu, perlahan tapi pasti tangannya menggeser tirai agar terbuka. Ia memejamkan matanya, menghela napas panjang sambil menahan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Setelah tirai terbuka sempurna, Jihan melihat seorang pria terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan berbagai balutan perban di tubuhnya, dan seseorang yang duduk di samping ranjang itu dengan baju yang tercetak beberapa bekas darah yang sangat kentara.

"K-Kyungsoo....."

Kyungsoo berdiri melihat Jihan yang matanya sudah berkaca-kaca, lalu menghampirinya dan senyum kecil.

"Jihan-ah,"

"Kamu...... Kamu ngapain disini.... Kenapa..... Kenapa baju kamu banyak darahnya..... "Jihan meraih baju Kyungsoo, menariknya pelan.

Kyungsoo menghela napas, lalu menggenggam tangan Jihan. "Maaf ya aku udah ngerepotin kamu malem-malem,"

Air mata Jihan sudah tumpah sekarang. "Aku kira kamu kenapa-napa, aku denger dari suster kalo ada seorang pria korban kecelakaan yang terluka parah... Aku kira itu....itu...." Jihan tak bisa menahan air matanya lagi. Ia terlalu khawatir dengan pikiran yang sedari tadi mengusiknya.

Shadows - DKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang