Second Kiss

5.4K 356 19
                                    

Jimin sedikit menyesal saat menampar Hyejin tadi. Ia hanya tersulut emosi tadi. Ia hanya tak suka jika Hyejin berbohong pada nya. Ia pasti akan memaafkan gadis itu jika Hyejin mengatakan yang sejujurnya.

Jam sudah menunjukan waktu pulanh sekolah. Namun saat Jimin mencari Hyejin di kelasnya, ia tak dapat menemuka gadis itu. Dan pada akhirnya ia memutuskan untuk pulang sendirian.

Namun saat ia pulang ia tak menemukan Hyejin di mana pun. Ia segera menelpon Hyejin untuk menanyakan keberadaan nya. Tapi telpon Hyejin tak aktif. Dan ia memutuskan untuk menunggu sebentar lagi, mungkin saja Hyejin sedanh pergi keluar dengan temannya.

Beberapa jam kemudian

Hyejin belum juga pulang dan ini membuat Jimin lebih khawatir. Ia segera keluar dan mengendarai mobilnya. Tak lupa menghubungi Yoongi untuk menanyakan keberadaan sang istri.

"Ada apa hyung?"

"Kau lihat dimana Hyejin?"

"Oh...dia ada di sini hyung. Aku akan mengirimkan alamatnya padamu."

"Baiklah."

Pip

Jimin segera menuju ke alamat yang di berika Yoongi yang ternyata adalah alamat sebuah Bar.

Pria itu pun masuk dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru bar. Hingga ia menemuka sesosok lelaki tampan dengan cengiran bodohnya. Dan dapat Jimin simpulkan bahwa Taehyung sedikit mabuk.

"Disini hyungggg~" dia terus menunjukan cengiran bodohnya, Yoongi bahkan sudah terlalu malas untuk menghentikan gerakan random pemuda Kim itu.

"Dia meminta kami untuk menemani nya minum tadi sehabis pulang sekolah."

"Terima kasih Yoongi." Jimin mendekati Hyejin berniat untuk mengangkat nya.

"Park Jimin sialan! Mau apa kau disini?!" Mata nya sendu khas orang mabuk.

Jimin tak memperdulikan nya. Ia tetap menggendong Hyejin, piggyback. Namun Hyejin meronta ingin di lepaskan.

"Diamlah Hyejin."

"Taehyungiee tolong aku akan di culik oleh orang ini~"

"Kau tak boleh membawa Hyejin kami, Park saem !hik."

"Yoongi... Cium!"

Sebelum Yoongi sempat bergerak, Hyejin segera menarik wajah Yoongi dan memciumnya. Jimin terkejut saat Hyejin mengecup bibir Yoongi. Ia sedikit cemburu saat istrinya mencium orang lain selain dirinya.

"Hehe..." Hyejin terkekeh dan memeluk erat leher Jimin. Sementara Yoongi hanya menunjukkan wajah datarnya.

"Baiklah... Kami pergi dulu."

Setelah itu Jimin membawa Hyejin pulang ke apartment. Hyejin tertidur karna mabuknya. Jimin masih kesal saat Hyejin mencium Yoongi tadi. Ia tak rela karna bagaimana pun Hyejin sudah jadi miliknya, setidaknya untuk 1 tahun ini dan ia tak ingin miliknya di sentuh oleh orang lain. Meskipun orang itu adalah sahabat Hyejin sekalipun.

Setelah sampai Jimin kembali menggendong Hyejin, namun kali ini ia menggendong nya seperti koala. Hyejin melingkarkan kaki nya di pinggang Jimin, sementara tangannya memeluk leher Jimin.

Jimin mengusap pucuk kepala Hyejin gemas. Ia paling suka saat Hyejin tidur, karna ia dapat menikmati wajah sang gadis.

"Jimin... kau jahat! Kau lebih mempercayainya dibanding aku. Aku tak berbohong. Hiks..." Hyejin menguburkan wajahnya di perpotongan leher Jimin. Dan Jimin dapat merasakan air mata gadis ini.

Setelah sampai di kamar Jimin tak menurunkan tubuh Hyejin. Ia malah duduk di ranjang tanpa menurunkan sang istri.

"Jimin... Aku mohon percaya lah padaku hiks...aku tak berbohong... sungguh hiks..."

"Baiklah. Aku juga minta maaf karna sudak menampar mu tadi." Hyejin yang masih setengah sadar menarik wajahnya dan menatap Jimin.

"Benarkah?" Ia bertanya dengam wajah polosnya.

"Iya!" Hyejin tersenyum manis dan segera menangkup pipi Jimin.

Chup

Hyejin menutup matanya dan mencium bibir Jimin. Sementara Jimin memeluk pinggang Hyejin agar ia dapat lebih mudah memperdalam ciuman mereka.

Esok harinya.

Hyejin terbangun setelah merasakan sinar matahari uang melewati celah kaca jendelanya.

"Kau sudah bangun?" Ia terkejut saat mendengar suara husky Jimin di sebelah nya. Hyejin bahkan baru menyadari bawa ia berada di pelukan Jimin.

"Aku masih pusing..." Hyejin berucap lirih. Ia bahkan membiarkan Jimin memeluknya.

"Kalau begitu istirahat lah hari ini. Aku juga akan cuti untuk menjaga mu."

"Tak perlu Jimin." Hyejin sedikit demi sedikit mengingat kejadian semalam dimana Jimin meminta maaf padanya dan setelah itu ia dan Jimin berciuman. Ia bersemu saat mengingat bagaimana Jimin mencium nya, manis dan terkesan intim. Ia juga ingat saat lidah nakal Jimin menginvasi mulutnya. Dan mungkin jika ia tak tertidur karna kelelahan semalam, sudah di pastikan ia kehilangan kehormatannya .

"Kau ingin ku buatkan bubur dan jus apel?"

Saat mendengar kata apel Hyejin jadi teringat dengan kejadian kemarin saat Jimin meremas dadanya.

"Pipi mu memerah Hyejin...kau sakit?"

"Tidak. Buatkan saja aku bubur dan jus...apel nya." Jimin pun bangkit dan mengecup kening Hyejin.

Skip

"Enak?"

"Hmm..."

"Istirahat lah...aku akan membangunkan mu saat jam makan siang nanti." Jimin menaikan selimut hingga sebatas leher Hyejin. Dan tak lupa mengecup kening gadis itu.

' mengapa tiba-tiba menjadi baik seperti ini? '

" Kau bingung mengapa aku menjadi sebaik ini?" Dan Hyejin terkagum-kagum karna Jimin dapat membaca pikirannya.

"Aku menyukai mu, Park Hyejin."

Tbc

Note:

Fast update yah.

Thx for comments : @taecik @XiLuRa @coldfun @adiba02 @Sinta9502

Our Contract Marriage || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang