Dinner.

4.8K 335 14
                                    

Seperti yang di katakan Jimin tadi ia dan Hyejin akan mengunjungi kediaman keluarga besar Nam. Dengan pakaian yang santai Jimin dan Hyejin akhirnya sampai di rumah megah itu. Dengan sedikit canggung Hyejin mulai melangkahkan kaki nya untuk masuki ruang keluarga.

"Kau sudah datang?"

"Apa kau tak punya mata? Kami ada di sini itu menandakan kami sudah sampai." Hyejin membalas ketus pertanyaan basa basi ayahnya.

"Baiklah...silahkan. Nenek sudah menunggu kalian di ruang makan."

"Nenek~" Hyejin memeluk wanita yang telah merawatnya semenjak sang ibu meninggal dunia beberapa tahun lalu.

"Wah...semenjak kau menikah kau jadi sedikit feminine. Tuan Park kau terbaik!" Sambil mengulurkan ibu jarinya kearah Jimin yang berada di belakang sang cucu.

"Duduklah...kita mulai makan malamnya."








Skip










Selama makan malam berjalan Jimin dan Hyejin tak henti-hentinya berkelahi. Dari masalah tempat duduk yang terlalu berdekatan hingga soal makanannya yang kata Hyejin terlalu asin dan merebut milik Jimin.

Dan akhirnya makan malam selesai juga. Sang kepala keluarga mulai berdehem untuk menarik perhatian tiga orang lainnya. Kedua sikunya di tumpukan di atas meja makan.

"Bagaimana kehidupan pernikahan kalian?" Tanya nya.

"Kami baik. Dan kami mulai menyukai satu sama lain." Jawaban Jimin membuat tuan Nam tersenyum lebar begitu pula Ny. Nam ,nenek Hyejin. Namun tidak dengan Hyejin yang malah menyubit pinggang Jimin.

"Aww... sayang apa yang kau lakukan?!"

"Mulut mu itu minta ku pukul Park?!"

"Kalian lucu sekali...nenek senang melihatnya." Hyejin tak mampu menahan senyum nya saat melihat nenek nya tersenyum senang.

"Kalau begitu bagaimana soal natal nanti ,kalian ada acara?"

"Tak ada...hanya saja saat pergantian tahun perusahaan ayahku akan mengadakan acara."

"Kalau begitu undang ayah dan ibu mu untuk datang ke rumah kami. Aku ingin mengadakan acara untuk Natal nanti."

"Aku sibuk!" Ujar Hyejin.

"Tidak dia berbohong Tn. Nam. Sejak tiga hari kemarin ia hanya tidur dan berdiam di rumah."

"Aku sibuk saat Natal. Taehyung mengundangku ke pestanya."

"Bukankah Natal harus di rayakan dengan keluargamu?"

"Tapi laki-laki inu bukan keluarga ku!"

"Hyejin hentikan!" Sang nenek mencoba untuk menghentikan ucapan Hyejin.

Brakk

"Aku pulang!"

Dengan segera Hyejin meninggalkan rumah itu dan disusul oleh sang suami yang tak lupa pamit dengan sang ayah mertua dan nenek istrinya.

"Hyejin tunggu!"

Hyejin tak memperdulikan nya dan tetap berjalan keluar bahkan melewati mobil Jimin. Ia ingin naik taksi atau bus saja. Beruntung rumahnya tidak begitu jauh dari halte bus hingga ia dapat sampai dalam beberapa menit. Ia pun merogoh kantungnya dan betapa terkejutnya ia saat tak menemukan uang sepeser pun.

' lalu bagaimana aku pulang...'

Ia bahkan meninggalkan ponselnya di mobil sang suami. Ia mencoba untuk menenangkan diri dan berharap Jimin datang menyusul nya.

Tin tin

"Naiklah..."

Hyejin sedikit berpura-pura kesal. Ia harus sedikit jual mahal agat harga dirinya tak jatuh.

"Tak mau..."

"Ini sudah malam Hyejin."

"Tak mau..."

Jimin tahu bahwa wanita ini hanya bersikap sok jual mahal. Jimin bahkan tahu bahwa istrinya itu meninggalkan ponselnya di dalam mobil.

"Baiklah aku pergi."

Hyejin panik dan segera menahan mobil Jimin.

"Baiklah jika kau memaksa." Ia masuk kedalam mobil dan memasang sabuk pengamannya.

"Aku tak pernah memaksamu."

"Kau memaksa ku tadi."

"Dasar!"

' Apa yang kau sembunyikan Hyejin? '



Tbc

Pendek? Iya aku tau.. sengaja soalnya kalo di panjangin gak bakal nyambung nantinya.

Our Contract Marriage || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang