Malam natal sudah berlalu ,walaupun hubungan antara Hyejin dan ayah nya belum membaik setidaknya kini mereka sudah bisa bertegur sapa walau hanya sebuah ungkapan basa basi.
Hubungan nya dengan Jimin pun sudah mulai terlihat seperti pasangan normal lainnya. Walau Hyejin belum menyatakannya secara langsung , tapi Jimin dapat merasakan bahwa Hyejin mulai membalas perasaan nya. Seperti akhir-akhir ini , Jimin tengah di sibukkan dengan acara tahun baru di perusahaan nya , Hyejin menunggu Jimin setiap pulang dari kantor ,memasakkan nya makanan - walau rasanya tak terlalu enak , dan menyiapkan baju yang akan di kenakan oleh suaminya. Hyejin juga sudah terbiasa dengan skinship yang di lakukan Jimin ,jika dulu ia tak akan segan untuk meninju Jimin jika lelaki itu memeluk nya maka sekarang ia malah membalas pelukan suaminya itu tak kalah erat nya.
"Hyejin kau lihat kemeja hitamku?" Saat ini Jimin baru selesai mandi jadi ia hanya menggunakan handuk yang menutupi dari pinggul hingga paha nya saja, dan hal ini tentu saja bukan pemandangan asing bagi Hyejin ,namun ia tak pernah bisa berhenti merona saat melihat itu.
"Aku sudah menyiapkan kemeja biru untuk mu." Ia pun menghampiri Jimin yang tengah berdiri di depan lemari pakaian.
"Aku ingin menggunakan kemeja hitamku hari ini. Hari ini adalah hari terakhir persiapan acara ,jadi mungkin aku akan pulang larut " Hyejin memajukan bibirnya kesal. Ia akan ditinggal oleh Jimin lagi.
Chup
"Jangan cemberut sayang, kau jadi sangat imut." Jimin terkekeh.
"Kau melarang ku untuk terlihat imut? Kau ingin aku kembali jadi preman hah?"
"Tidak. Walaupun kau terlihat seksi saat jadi preman. Tapi aku lebih suka kau yang imut seperti ini." Jimin memeluk Hyejin ,namun segera dihindari oleh wanita itu.
"Kau menyukai aku bertingkah imut , tapi kau melarang nya! Kau aneh Park Jimin!" Jimin menarik wanita itu kepelukannya , dan berbisik di telinga nya.
"Kalau kau bertingah imut seperti ini...aku tak akan tahan untuk tidak menyerang mu di ranjang."
"Dasar guru mesum...!!!"
"Tapi kau juga menyukai nya."
"Tidak!" Mata Hyejin melirik tak tentu arah , mengindari tatapan mata Jimin padanya. Hyejin segera membongkar isi lemari nya. Jujur ia lebih suka jika Jimin mengenakan pakaian nya sekarang, dibanding kan harus bertelanjang dada di depan nya.
"Ini kemeja mu." Setelah itu Hyejin pergi keluar kamar ,untuk memberikan waktu Jimin untuk berganti baju.
Skip
Akhirnya pesta perayaan tahun baru perusahaan milik ayah Jimin dilaksnakan.
Semua tamu undangan berusaha untuk tampil mempesona malam ini , karna selain pesta tahunan acara ini juga di buat untuk penyambutan Jimin sebagai CEO baru bagi perusahaan milik ayahnya.
Semua orang tentu saja sangat mengantisipasi ini ,bahkan banyak diantara mereka tengah antri untuk bisa berkenalan dengan Jimin. Jimin yang malam ini terlihat tampan dengan setelan jas formalnya di tambah dengan rambut yang ia cat hitam , menambah nilai plus tersendiri.
Hyejin juga tak mau kalah ,ia juga datang dengan sebuah gaun putih berlengan pendek dengan panjang selutut yang terlihat sangat sederhana namun tetap anggun. Gaun itu bukan lah gaun seksi yang menampakkan bahu atau punggung mulusnya , seperti yang wanita lain kenakan. Dan Jimin sangat menyukai cara gadisnya itu berdandan ,ia menyukai bagaimana sederhana nya gadis itu. Walaupun rambutnya hanya di gulung asal dan hanya memakai polesan bibir , tapi Hyejin dapat tetap terlihat memukau.
"Hai sayang..."
"Menjauhlah...aku tak ingin orang lain melihatnya!"
"Kenapa, kau kan istriku?!" Jimin merapat kan tubuhnya.
"Aku juga murid mu bodoh. Sebagai orang disini adalah siswi
Dari sekolah mu tuan Park.""Hah...tidak asik. Padahal aku ingin mencium mu sekarang.,"
"Dasar bajingan mesum!" Hyejin pun pergi meninggalkan Jimin. Sedangkan yang di tinggal hanya tersenyum puas saat melihat sang istri yang sudah sangat kesal.
"Jimin kau harus memberikan sambutan."
"Oh baiklah,."
Skip
Jimin sudah selesai memberikan sambutannya dan tentu saja di sambut dengan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan. Sementara Hyejin hanya melihat sang suami dari kejauhan. Ia sedikit lapar tadi ,sehingga ia pergi ke deretan meja makanan ringan. Namun dari sana ia bisa melihat sang suami dengan jelas. Bagaimana pemuda itu naik podium , atau bagaimana cara pemuda itu menyampaikan sambutannya ,dan jangan lupa saat semua wanita memekik kecil saat ia tersenyum. Hyejin merasa beruntung karna ia bisa melihat senyum itu kapan pun ia mau.
Namun ada satu pemandangan aneh yang ia tangkap. Ia melihat sepasang ayah dan anak perempuannya tengah menghadang jalan Jimin yang sedang menuju tempatnya. Dan ia mengenali wanita itu.
"Park Jimin ,kenalakan ini anak ku Choi Mina."
"Aku sudah mengenal nya ayah. Tuan Park adalah guru di sekolahku."
"Wah benarkah?"
Samar samar Hyejin dapat menangkap maksud dari percakapan basa basi itu. Ia tahu apa yang di pikirkan oleh ayah nya Mina.
"Kalian terlihat cocok berdua."
"Begitu lah ayah. Sebenarnya aku sudah menyukai Jimin oppa dari pertama kali kami bertemu."
' oppa pantat ku ,sialan! ' Hyejin mengumpat. Ada rasa cemburu saat mendengar Mina memanggil Jimin dengan manjanya.
"Wah ada apa ini?" Ayah Jimin datang menghampiri mereka.
"Lihat lah Park Jisoo ,ku pikir anak mu dan putri ku sangat cocok."
"Benarkah?"
"Aku akan sangat senang sekali jika aku bisa mengenal Jimin oppa lebih jauh,."
' jalang sialan kau Choi Mina! '
"Emm... boleh saja Tuan Choi , tapi bisa kah saya pamit sebentar. Saya ada sedikit urusan di belakang." Jimin berusaha mengindari percakapan ini. Namun saat ia hendak pergi sepasang lengan mungil sudah melingkar di lengan kanannya.
"Boleh kah aku ikut oppa ,sekalian aku ingin mengambil minuman di belakang." Jimin tak dapat menolak permintaan wanita itu. Sehingga dengan malas nya ia berjalan bersama wanita itu. Yang ia harapkan hanya satu saat ini , Hyejin tidak melihat kejadian ini. Tapi kau salah besar Park Jimin , Hyejin sudah melihatnya dari awal.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Contract Marriage || End ✔
Fiksi Penggemarmain cast: -Park Jimin -Nam Hyejin -Ko Junhoe summary: Jimin seorang guru muda sekaligus pewaris SMA Park Group terjebak di dalam suatu pernikahan konyol dengan siswi yang di ajarnya itu. Sebuah pernikahan yang di landasi dengan suatu perjanjian kon...