Happened ending.

4.8K 298 11
                                    

Jimin menyesali perilakunya. Setelah insiden itu ia kembali ke rumah. Ia tahu jika Hyejin pasti sangat marah besar karna sikapnya tadi. Tapi siapa yang tak kalap saat mengetahui istrinya berciuman dengan orang lain. Apa lagi orang itu adalah bagian dari masa lalu sang istri.

Jimin mencoba untuk menelpon Hyejin berulang kali ,namun ia tak mengangkatnya. Kemudian ia kembali mendial nomor sang mertua yang malah mendapatkan pertanyaan tak terduga dari sang mertua. ' apa Hyejin sudah tidur? ' Lalu bagaimana Jimin bisa tahu jika Hyejin sudah tertidur atau tidak jika sekarang wanita itu tidak berada di rumah orang tuanya maupun di sini.

Jimin pun mencoba menghubungi kedua sahabat Hyejin, dan yang ia dapatkan hanyalah makian dan kalimat kasar. Tapi ada satu nomer yang belum ia hubungi.

Ko Junhoe

Tutt tutt tutt

"Siapa ini?"

"Ini aku guru Park. Apakah Hyejin ada bersama mu?"

"Iya. Dia sedang tidur sekarang."

"Baiklah aku akan menjemputnya sekarang-"

"Tak perlu. Tinggalkan dia sendiri untuk sementara waktu."

"Dan meninggalkannya bersama mu? Kau pikir kau siapa huh??"

"Berhenti bersikap kekanakan ,sebaiknya kau renungi sikap mu tadi guru Park. Selamat malam."

Pip

Ah... Mungkin Jimin memang harus merenungi sikapnya tadi. Lagipula Hyejin pasti masih marah padanya.

Skip



Hyejin terbangun dari tidurnya. Ia menemukan sebuah ruangan yang terlihat asing baginya. Ah...di baru ingat jika ia menginap di apartment Junhoe semalam. Ia juga mengingat tentang perkataan Junhoe semalam, ia tak percaya jika ayah nya dan Jimin seperti itu.

"Kau sudah bangun?" Suara berat seseorang menyadarkannya dari lamunannya.

"Ekhm..."

"Kau tidur nyenyak semalam?"

"Tidak. Aku terus memikirkan pembicaraan kita semalam."

"Hey sudah ku bilang jangan langsung berasumsi. Kau harus cari tahu alasannya."

"Iya...dasar cerewet!"

"Ini, makanlah...aku membuatnya sendiri."

"Kau yakin tak menaruh racun di dalamnya?"

"Dasar kau ini." Junhoe mengusak rambut Hyejin gemas ,sementara Hyejin hanya tersenyum geli.

"Aku senang melihatmu tertawa seperti ini. Bukan kah sudah lama kita tak seperti ini?"

"Lagi pula salah siapa kita berpisah,hah? Itu Salah mu!" Hyejin mulai memakan bubur buatan Junhoe yang lumayan bisa dimakan itu.

"Kau seharusnya mendengarkan aku waktu itu."

Flashback on



"Junhoe kenapa kau lebih memilih preman itu dari ku? Kurang apa aku ini?"

"Maaf tapi aku mencintai Hyejin, Mina."

"Tapi aku sudah memberimu semuanya."

"Aku tak memintanya."

"Baiklah aku akan menjauhi mu dan melupakanmu. Asalkan kau mau menciumku untuk yang terakhir kalinya."

"Kau Gila?! Aku tak mau."

Karna kesal Mina menarik kerah Junhoe dan mencium laki-laki itu kasar. Dan tak lama pintu terbuka yang menampakan sosok Hyejin yang terdiam kaku.

Flashback off




"Begitu kah?"

"Jika kau mendengar kan aku waktu itu. Mungkin kita masih bersama sekarang."

"Mungkin saja."

"Bagaimana jika kita mulai semuanya dari awal kembali?"

"Kurasa...aku harus meluruskan semuanya dulu. Setelah itu aku akan memikirkan hubungan kita."

Hyejin tak dapat memungkiri jika ia masih memiliki rasa pada Junhoe meski tidak sebesar rasanya untuk Jimin walau pun guru itu terlalu sering mengecewakannya.

"Kau sudah menghabiskan buburmu?"

"Sudah. Memang nya kenapa?"

"Aku ingin mencium mu."

"Eoh-"

Chup

Belum sempat Hyejin mencerna perkataan Junhoe, ia kembali di kejutkan oleh tindakan Junhoe selanjutnya.

Tapi,

Boleh kah ia berharap jika akhir cerita ini adalah bersama dengan Ko Junhoe saja? Ia ingin melupakan Jimin dan mencoba kembali mencintai pria yang mencium nya ini.





Omake.

1 tahun lalu.

"Hyejin kau tak menghampiri   kekasihmu?" Taehyung berseru malas.

"Sebentar lagi. Aku harus merapihkan kadonya."

"Kenapa kau jadi feminine seperti ini?" Seru Yoongi jijik. Sangat aneh melihat sahabatnya yang tomboy itu tersenyum menjijikan sambil merapihkan bungkus kadonya.

"Tentu saja untuk Junhoe ku sayang."

"Ewh...kau menjijikan sialan. Kau harus berhati-hati dengan playboy itu. Bisa-bisa kau hanya di maini nya saja."

"Tidak... Dia tak akan berani melakukan itu padaku. Ku jamin. Nah...aku pergi dulu ,oke? Jangan merindukan ku."

Hyejin melangkahkan kaki nya menuju ruangan basket. Ruangan dimana sang pacar biasa berada.

"Ermh...emh..."

Kupingnya menangkap suara erangan tertahan dari balik pintu.

"Siapa yang berani bermain di siang hari seperti ini?!"



Krieet

"A-apa ini?"

Hyejin ingin lenyap saat ini juga. Ia tak percaya akan apa yang ia lihat. Pacar ,tengah berciuman dengan seorang wanita jalang sekolah.

"Hy- Hyejin aku bisa jelaskan ini semua sayang..."

"Tak ada yang perlu di jelaskan. Kau dan jalang ini sama. Sama-sama bajingan."

Brakk

"Sialan kau Mina!"

.
.
.
.
.






Note: chap depan udah masuk chap klimaks yah..

Ada yang bingung dengan cara penyampaianku disini.???

Our Contract Marriage || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang