Christmas and Us

4.8K 357 9
                                    

Setelah ajang merajuk waktu itu Hyejin harus kembali di seret ke rumah orang tuanya untuk merayakan Natal bersama keluarga besar nya dan suaminnya.

Di sana sangat ramai dan juga hangat ,khas Natal sekali. Semua orang juga terlihat bahagia kecuali satu orang sedari tadi meminum Wine yang telah di sediakan. Bukan Wine beralkohol tinggi ,hanya Wine biasa untuk menghangatkan tubuh.

"Hyejin kemarilah!" Titah Jimin sambil mengibaskan tangannya.

"Kau saja yang kemari...dasar bodoh!"

Jimin segera menghampiri sang istri yang duduk sendirian di ruang tengah sementara semua orang sudah berada di ruang makan. Ia mengambil gelas yang berisikan Wine itu dan meminum nya hingga habis. Sementara Hyejin sudah merengut kesal. Hyejin kembali menarik gelas itu dan berniat mengisinya dengan Wine lagi... namun pergerakannya ditahan oleh Jimin.

"Sudah, kita makan malam dulu. Setelah itu baru kita minum lagi..."

"Aku tak lapar!"

Greb

"Tak ada penolakan nona." Jimin menarik tangan Hyejin ke arah ruang makan dan mendudukan istrinya di bangku yang berada tepat di sampingnya dan otomatis Hyejin juga duduk di samping ayahnya.

"Ayo kita mulai makan malamnya..." Ujar nenek Hyejin.

Makan malam pun berjalan dengan suasana hangat dan juga intim. Sesekali ayah Jimin mengeluarkan candaannya dan di sahuti dengan tawa dari seluruh orang. Tak ketinggalan ibu Jimin dengan Ny. Nam uang terlihat akrab saat membahas soal masakan. Sementara Hyejin ia sangat sibuk dengan ponselnya. Ia sedang bertukar pesan dengan Taehyung dan Yoongi.

"Hyejin apa yang kau lakukan?! Taruh ponsel mu dan perhatikan lah Jimin." Nada ayah Hyejin sedikit tinggi. Ia tak suka dengan tingkah putrinya yang terlihat seperti kurang ajar itu.

"Bukan urusanmu..."

"Taruh Hyejin!"

Jimin yang tak merasa enak pun berusaha untuk melerai kedua ayah dan anak itu.

"Tak apa Tn. Nam. Aku rasa Hyejin sedang ada keperluan dengan seseorang."

"Dia memang kurang ajar Jimin. Tak perlu membela nya."

"Kenapa kau mengurusi urusanku?! Urusi dirimu sendiri!"

"Karna aku AYAH MU NAM HYEJIN!"

"Wah...kau AYAH ku? Kenapa aku tak pernah sadar sebelum nya?" Hyejin yang sedikit mabuk pun membalas perkataan ayahnya sengit.

Plak

"Kurang ajar Kau!"

"Kau selalu memperlakukan ku seperti orang lain dirumah ini. Dan sekarang kau menyebut dirimu AYAH KU?! Kau gila,hah?"

"Sudah Hyejin hentikan ini. Kau tak malu dengan suami mu?!" Sang nenek berseru.

Hyejin berlari menyusiri tangga dan memasuki kamar lamanya. Nam Jihyun mengambil ancang ancang untuk menyusul sang anak , namun di tahan oleh Jimin.

"Biar aku saja tuan ku rasa membiarkan anda menghampiri nya hanya akan memperburuk keadaan." Jimin langsung bergegas ke kamar sang istri. Ia sedikit cemas karna takut jika Hyejin mengunci pintu nya. Tapi untungnya Hyejin tidak mau mengunci pintu nya. Jimin pun masuk dan mengunci pintu kamar itu. Ia hanya tak ingin ada orang yang masuk.

"Kau baik?"

Hyejin meringkuk di atas ranjangnya dengan posisi membelakangi Jimin. Jimin segera menghampiri nya dan menarik si wanita untuk duduk seperti nya.

"Kau baik?" Ia mengulang pertanyaan nya dan mengelus kepala sang istri. Hyejin hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia tak bisa bicara karna ia masih menangis tersedu sedu.

"Tenanglah..." Jimin memeluknya, menenggelamkan kepala Hyejin di dada bidangnya. Dan hal itu membuat Hyejin semakin mengeraskan suara tangisnya. Jimin mengusap punggung bergetar Hyejin sambil menyerukan kalimat penenang.

Setelah sejam berlalu Hyejin akhirnya mulai tenang. Jimin menarik dagu gadis manis itu dan mengusap air matanya.

"Mau bercerita?"

Hyejin mengangguk pelan. Ia sudah menimang soal masalah ini. Dan dia rasa Jimin adalah orang yang tepat untuk ia beritahu.

"Kami tidak dalam kondisi yang baik. Tidak pernah...."

"...saat lahir ,dia marah pada ibu ku karna melahirkan seorang anak perempuan bukannya anak lelaki. Ia juga tak pernah menganggapku ada disini, hanya ibu yang menyayangiku."

"Setelah beberapa tahun berlalu...ia mengirimku pada nenek di Jepang. Ibuku marah ,namun ibu ku juga sangat mencintai laki-laki itu sehingga ia tak mampu melawannya. Lalu ibu sakit dan memintaku pulang. Dia juga menjemput ku secara langsung dengan mengambil penerbangan tanpa sepengetahuan si bajingan itu. Namun rencana itu harus gagal karna..." Mata nya kembali berair, tak kuasa melanjutkan perkataannya.

"... Pesawat nya tak pernah tiba. Tak akan pernah tiba. Pesawat itu mengalami kecelakaan saat berada di perbatasan wilayah laut Jepang. Si bajingan itu mengetahuinya dan marah besar. Ia menyalahkan ku karna kematian ibu ku."

"Jika ibu tak mengunjungi ku maka ibu tak akan mati seperti itu. Hiks... Ibu..."

Jimin tahu jika Hyejin bukanlah orang yang sekuat fisiknya. Ia adalah oranh yang terlampau sensitive namun ia menutupi nya dengan arogansinya.

"Bajingan itu membawa ku kembali bersama nenek. Tapi dia akan menjadi gila saat melihatku. Dia bahkan menyebutku anak sial. Karna aku lahir kehidupanya hancur. Aku hanya punya nenek ,jika tak ada nenek aku mungkin sudah bunuh diri saat itu juga. Nenek yang menguatkan ku. Si bajingan sialan itu akan mengancamku dengan mengirimkan nenek ke panti jompo di kota terpencil jika aku tak mengikuti kemauannya. Dia bajingan Jimin...aku benar-benar membenci nya."

Jimin sangat terkejut ,tentu saja. Tetapi rasa simpatinya lebih besar sekarang. Ia kembali memeluk Hyejin erat. Dia berjanji pada dirinya sendiri jika ia akan membahagiakan wanita ini agar ia bisa tersenyum lagi dan melupakan kesedihannya.

"Hyejin... Marry Christmas."

Hyejin mendongak heran karna perkataan random Jimin.

Chup

"Aku berjanji akan membahagiakanmu mulai dari sekarang. Aku tak ingin kau mengingat masa lalu mu itu. Sekarang yang harus kau lakukan hanyalah bahagia dengan ku...kau mau berjanji?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Aku juga ingin nenek bahagia..."

Jimin mendekatkan wajahnya dan menutup matanya.

"Marry Christmas , Hyejin"

"Marry Christmas, Jimin."

Chup

Mereka berciuman untuk pertama kali nya. Pertama karna mereka menyelip kan perasaan masing-masing di dalam nya. Meski masalahnya dengan sang ayah belum selesai. Namun Hyejin yakin...jika ia bersama dengan Jimin, ia bisa melewati nya tanpa harus mengindari nya seperti sebelum nya.

Tbc

Our Contract Marriage || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang