My Precious

2.1K 127 3
                                    


-

Fajar datang bersama Surya yang mulai terbit menggantikan kelamnya malam dan anggunnya sinar Bulan, Mentari merambat menaiki singgasana dengan begitu gagahnya.

Kicauan burung tak henti berdendang menikmati cerahnya pagi ini.

Di salah satu kamar VVIP yang ada di sebuah rumah sakit, terlihat sesosok bocah cilik lucu baru saja bangun, mata bulat coklatnya mengerjab lucu, ia menguap dan mengulet, hingga tangannya tak sengaja menyenggol tubuh orang di sampingnya, Taejun bocah yang baru bangun itu segera duduk dan menoleh ke sampingnya, ia bersyukur jika apa yang terjadi semalam itu bukan mimpi, hyung tersayangnya sudah kembali, mata bulat itu kembali mengeluarkan liquid bening dan ia mulai terisak pelan.

Merasa tidurnya sedikit terganggu, mata tajam hitam itu terbuka dan mengerjab, ia menoleh saat mendengar isakan lirih di sampingnya, dengan tertatih dan perlahan tubuh kecil yang terbalut perban itu duduk, tangan yang tak terinfus ia ulurkan untuk mengelus surai coklat adiknya

"Tae..." panggilnya dengan suara serak, Taejun mendongak dan ia menangis makin kencang saat melihat perban di sekujur tubuh Seojun kakaknya

"Hyu-hyung!!! Hiks... Huweeeee ca-cakit hyu-hyung?  Hiks" tangisnya menggema di penjuru ruangan itu, membuat Yoojin dan Hyunjin terbangun kaget

"Aniya, hyung kan kuat, tidak cakit kok, uljima Tae, hyung cakit kalo liat Tae nangis ssst... uljima ne" ujar Seojun menghapus lelehan liquid bening yang berjatuhan membasahi pipi gembul Taejun, ia lalu memeluk sang adik pelan dengan sebelah tangannya yang terbebas dari jarum infus

"Hiks... Hyu-hyung... Ta-Tae mia-mianhae, Ta-Tae na-nakal ga nji agi, Hyu-hyung pel-pelgi agi ja-jangan ne, hyu-hyung ting-tinggalin Ta-Tae a-agi bo-boyeh gak! Jan-janji?!" ujar Tae terbata-bata dengan kosa kata kacau, tapi cukup bisa di pahami

"Iya hyung janji, hyung ga akan tinggalin Tae agi, hyung akan jagain dan lindungin Tae, uljima ne, hyung udah dicini cekalang" ujar Seojun membelai sayang surai coklat itu

"Ne" balas Tae

"Hyung hiks... um-umma bang-bangun kapan?, Ka-kangen Ta-Tae um-umma cama" ujar Tae bersedih, Seojun menoleh ke sebrang ranjangnya dimana sang ibu masih tertidur dan belum juga bangun

"Cegela, umma pacti cegela bangun!, makannya Tae ga boleh nangic, Tae haluc telus beldoa cupaya umma cepet sembuh teluc cepet bangun ne, Tae ga boleh cengeng, Tae haluc jadi kuat, kita kan mau punya dedek bayi, jadi haluc kuat, ga boleh cengeng cupaya bica jagain dedek bayi" ujar Seojun menghapus air mata sang adik, Taejun menatap kakaknya polos, ia lalu segera mengusap-usap matanya menyingkirkan genangan air mata, ia lalu mengangguk antusias, dari arah sofa Yoojin dan Hyunjin terkikik kecil melihat interaksi yang begitu menggemaskan dari sepasang anak kembar non identik itu

"Umma, Hyunie jadi seperti lihat immo dan samchon versi chibi kalau lihat Tae dan Junie" ujar bocah pirang itu

"Kau benar nak, mereka itu benar-benar replika immo dan samchon mu, persis sama, watak, sifat, kelakuan, bahkan makanan pun sama persis keduanya" ujar Yoojin yang kini tengah menyusui anak pertamanya ah ralat anak keduanya, karena bagi Taehyun dan Yoojin, Hyunjin adalah anak pertama dan Putra pertama mereka, anak kedua keluarga Kim itu berjenis kelamin perempuan, ia sangat cantik seperti ummanya, namanya Taeyoon, Hyunjin yang memberi nama, terinspirasi dari salah seorang girlband, dan juga gabungan nama kedua orangtuanya, Taeyoon masih menyusu pada Yoojin, putrinya sama sekali tudak terganggu dan terusik dengan suara di sekitarnya, ia hanya fokus menyusu pada dada ummanya dan matanya terpejam mengantuk.

Bayi berusia sepuluh Bulan itu anteng dan tenang sekali, ibunya saja terkadang bisa lupa jika ada Yoonie-begitu bayi itu disapa- di sampingnya, kecuali jika Yoonie menangis, Hyunjin malah sering bilang Taeyoon itu kelewat tenang, seperti hantu, tiba-tiba muncul nanti terus tiba-tiba menghilang merangkak entah kemana.

Saranghae JeongmalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang