-Malam begitu dingin, hawa dingin itu serasa menusuk hingga tulang merobek lapisan kulit, suasana ribut dan kegaduhan terjadi di sebuah area gudang besar terbengkalai di sebuah pelabuhan daerah Incheon.
Terjadi perkelahian sengit antara anak buah Gain dan anak buah Joowon, suara pekikan, rintihan, teriakan, patahan tulang, hingga bau amis darah menghiasi sudut tempat terjadinya pertempuran sengit itu, pihak musuh terpojok dan tak bisa memanggil bala bantuan karena jaringan komunikasi musuh telah berhasil di lumpuhkan sejak lima menit lalu tanpa disadari oleh pihak musuh oleh Eunwoo remaja tanggung usia lima belasan itu meretas seluruh sistem yang mengatur sinyal dan frekwensi dan mematikan sinyal komunikasi hanya di tempat itu melalui teknologi yang ia ciptakan dari tabnya.
'Eunwoo kau cepat masuk dan selamatkan Seojun, kami akan menahan para bedebah ini!' Sizua memberi perintah pada Eunwoo dari alat komunikasi, Eunwoo segera bergerak lincah menghindari pertarungan dan bergegas masuk kedalam gudang besar bertingkat dua itu, ia menekan tombol kecil yang ada di gagang frame kacamata yang ia pakai, membuatnya dapat melihat dalam kegelapan melalui bantuan infra red dan mengenali manusia dari pendeteksi sensor panas di kaca mata itu, ia menatap benda yang menyerupai jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, dimana menampilkan titik merah milik Seojun, ya benda itu adalah alat pelacak.
Eunwoo terus bergerak, ia menaiki anak tangga dan menelusuri lorong, hingga ia sampai pada pintu paling ujung, dengan waspada ia mengambil revolver dari saku jaketnya, ia segera mendobrak pintu dan mengacungkan senjata yang ia bawa, di dalam ada tiga orang berbadan kekar, mau tak mau ia harus bertarung, matanya memicing marah saat melihat Seojun yang sudah ia anggap seperti adiknya itu duduk terikat dengan tubuh penuh luka, pertarungan pun tidak dapat terelakkan, tiga orang berbadan besar itu dengan gaya sombong dan meremehkan menghantamkan tinjunya pada Eunwoo yang segera mengelak, ia masukkan kembali revolver ke saku jaketnya, dan ia menarik pedang pendek dari pinggangnya, ia tidak mau sampai peluru mengenai dongsaengnya, jadi ia memilih pedang
"Mati kau bocah!!!" teriak si pria berbadan besar yang memiliki rambut keriting, dengan anggun Eunwoo bergerak menghindar, dan menangkis setiap serangan, hingga Eunwoo dengan telak memukul kencang tengkuk si keriting dan membuat si keriting pingsan di tempat, tinggal si hitam dan si tatto naga
Pertarungan sengit itu memakan waktu dua puluh menit dan Eunwoo keluar sebagai pemenang, sementara tiga penjahat itu terkapar tak sadarkan diri, ia sengaja tidak membunuh tiga orang itu karena ia sadar bahwa ada anak kecil dibawah umur yang melihat adegan tidak baik ini, ia tak ingin adiknya mengalami guncangan psikis lebih berat lagi, dengan adanya penculikan dan penyiksaan yang ia alami saja sudah membuatnya terguncang dan ketakutan, apa lagi bila melihat adegan pembunuhan dengan darah menciprat kesana kemari?, hell!!! Ia tidak sebejat dan tidak sekejam itu, Eunwoo asih memiliki rasa kemanusiaan.
Eunwoo segera menghampiri Seojun yang sudah menangis histeris, mulutnya dilakban namun isakan itu terdengar jelas, badan kecilnya bergetar ketakutan, sorot matanya memancarkan rasa takut dan cemas, dengan cepat Eunwoo membuka seluruh ikatan yang membelit tubuh bocah kecil itu, dengan lembut ia menarik plester yang menyumpal mulut mungil Seojun
"Hiksss... Hyuuung... Huwaaaaaaaaaaaaa" tangisnya pecah dan langsung menubruk badan yang lebih tua
"Ssst... Uljima, hyung ada di sini sayang, semuanya baik-baik saja, kita akan pergi dari sini oke, hyung disini semuanya aman" ujar Eunwoo menenangkan, ia meleluk tubuh Seojun dengan lembut
"Hyung hiks... Umma... Gwencanha? Hiks... Umma... Junie mau umma" tangis Seojun dalam dekapan lembut Eunwoo
"Gwencanha, kita akan segera bertemu dengan umma oke, uljima, Junie tidur saja oke, nanti saat Junie bangun Junie bisa bertemu umma" ujar Eunwoo berjalan meninggalkan ruangan itu dengan Seojun dalam gendongannya, bagai sihir Seojun terlelap dengan damai dalam dekapan hangat Eunwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Jeongmal
RomansaKim Yong Jae pria manis dan ceria Park Joo won pria maskulin dan kaya raya, mereka berdua adalah musuh, sebenarnya hanya Yong jae yg menganggap joo won musuh, sementara joo won hanya menganggap yong jae si namja manja. lalu suatu ketika Yong jae dan...