Hal yang Mulai Terlihat

2.2K 128 2
                                    


-

Diusia yang menginjak tiga tahun perbedaan mulai terlihat pada si kembar, Seojun dengan sempurna bisa berbicara lancar, membaca, bahkan berhitung bilangan awal diusia tiga tahunnya.

Tapi...

Berbeda dengan si bungsu, ia mulai memperlihatkan kekurangannya dalam berkembang, ia kesulitan dalam berkata-kata, Taejun gagap, dan ia juga kesulitan menerima dan menangkap arahan dan hal-hal yang diajarkan padanya, diperlukan kesabaran untuk menghadapinya, ia tidak bisa langsung menerima apa yang diajarkan, ada jeda dimana ia berdiam diri selama lima menit untuk mengerti apa yang diajarkan padanya, meski demikian Taejun sangat luar biasa dalam soal mengingat, ia bahkan mampu menghafal dengan detile cerita, tanda baca, dan tiap kata dan halaman dari sebuah buku dengan sekali baca.
Seojun yang paling semangat dan telaten mengajari adiknya, dengan pelan-pelan ia mengajari tiap hal yang ia dan adiknya pelajari, ia mengerti kini ibunya juga tidak bisa full mengajari mereka karena ibunya kini tengah hamil dan tidak boleh terlalu capek.

Dua minggu lalu Yongjae divonis hamil oleh dokter, dan usia kandungannya menginjak dua minggu, dua minggu lalu, tepatnya saat ulang tahun ke tiga Putra kembarnya, ia dan Joowon kembali berhubungan intim, hingga pagi hari, sementara si kembar menginap dirumah kakek dan neneknya, mereka melakukan 'itu' hingga menjelang siang, dan jadilah kini ia tengah hamil kembali, anak ke tiga mereka.

"U-umma" panggil Taejun, ia mengucek-ngucek matanya yang masih mengantuk, dengan langkah pelan dan hati-hati ia berjalan menghampiri sang ibu yang tengah masak di dapur
'Bruk' Taejun memeluk paha sang umma dari belakang

"Eh jagoan manis umma udah bangun ya?" ujar Yongjae yang baru selesai memasak, ia mematikan kompor dan menggendong Putra keduanya

"Ta-tae be-belat, tu-tulun" ujar Taejun susah payah

"Uh nggak kok, Tae ga berat, ringan malah" ujar Yongjae mencium pipi putranya

"Ta-tapi ad-adi-ddik ba-bayi kaci-kacian um-umma" ujarnya lagi

"Gwencanha, adik bayi sangat kuat di dalam sini" ujar Yongjae menunjuk perutnya, Taejun tersenyum dan mencium pipi ibunya

"Um-umma sela-selamat pa-pagi, sela-selamat pa-pagi ju-juga ad-adik ba-bayi" ujar Taejun menyapa sang ibu dan calon adiknya dengan kalimat terbata-bata

"Selamat pagi juga sayang" Yongjae mengecup pipi sang anak sekali lagi dan mendudukkan putranya di kursi meja makan

"Tae!!!" panggil Seojun dari arah tangga, raut wajahnya terlihat begitu cemas dan khawatir, tadi saat ia terbangun adiknya yang biasa tidur di sampingnya tiba-tiba menghilang

"Umma!!!, Tae ilang!!!" panik Seojun menghampiri sang umma yang tengah menyajikan nasi goreng kedalam empat buah piring, sang umma berbalik dan melihat raut khawatir dan cemas Putra sulungnya, ia mengulum senyumnya

"Selamat pagi sayang jagoan umma yang tampan" sapa sang ibu mengecup pipi putranya

"Pagi umma, pagi adik bayi" balas Seojun

"Ish umma!, Tae ilang umma!" raut panik itu kembali lagi, membuat ummanya terkekeh lucu

"Hyu-hyung!!!, ta-tae di ci-cini, ga il-ilang!" ujar sang adik dari arah meja makan, Seojun menoleh dan menghampiri adiknya yang asik mengunyah sosis bakar

"Umma!, Tae ga jadi ilang!" ujar Seojun dan meledaklah tawa Yongjae di pagi itu

"Junie, Tae memang gak hilang, dia ada di sini dari tadi, kamu terlalu panik dan cemas, jadi kamu ga perhatiin sekitarmu, nah kalau hal ini terjadi lagi, saat kamu merasa panik dam cemas, atur nafasmu, dan usahakan selalu bersikap tenang dengan tenang kamu bisa berfikir lebih jernih" ujar sang ibu mengelus surai hitam putranya

Saranghae JeongmalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang