Shania Junianatha POV
"Nomor....84 ya? Nah ini dia..." kataku pada diri sendiri setelah menyusuri jalan gang sempit hingga akhirnya menemukan rumah bernomor 84 yang Gracia sebutkan. Gadis itu tidak melebih-lebihkan soal keadaan ekonomi keluarganya. Rumah jejeran sini ukurannya sangat minimalis bahkan mobilku saja tidak bisa masuk ke dalam gang-nya. Aku tidak bermaksud menghina tapi rumah Gracia lebih mirip 'gudang' daripada 'rumah'. Untung saja di jalanan gang yang sempit ini ada toko kelontong dan warung pulsa, jadi aku berani jalan sendirian ke rumah Gracia.
Tok!Tok!Tok!
"Geee.....!!" panggilku sambil mengetuk pintu beberapa kali.
"Yaaa...sebentar, Kak."
Aku mendengar suara derap langkah kaki yang tergopoh-gopoh dari balik pintu.
Ckrek!
Pintu terbuka, aku langsung mencium wangi shampoo yang khas saat kulihat Gracia muncul di sana. Dia masih memakai baju dan celana santai dengan handuk melingkar di lehernya. Kutebak dia baru saja selesai mandi.
"Aduh, Kak Juju. Padahal nunggu di depan gang aja, biar aku yang keluar." Ucapnya.
"Gakpapa, sekalian aku pengen berkunjung ke rumah kamu."
"Rumahku jelek, Kak. Gak ada yang bisa diliat di rumahku, Kak."
"Aku bisa lihat kamu kok."
"Hah?"
Haha...dia malah melongo...
"Dah sekarang kamu siap-siap deh. Aku tunggu di sini."
"Iya deh, Kak. Tunggu sebentar ya." Gracia memundurkan tubuhnya untuk mempersilakan aku masuk. "Kak Juju mau minum apa?"
"Gak usah, kita minum di luar aja. Sana ganti baju, dandan yang cantik."
"Yaaa..."
Gracia pun masuk ke dalam kamarnya, sementara aku melihat-lihat ruang tengah. Aku melihat-lihat seisi ruangan tengah rumah ini. Ada foto-foto Gracia, kakaknya dan juga keluarganya. Kuambil salah satu foto yang di mana seluruh anggota keluarganya tampak dengan jelas.
Oh ini tuh Kak Veranda, akhirnya aku bisa lihat dengan jelas. Dan papanya...hmmm...Gracia pernah bilang papanya kerja di perusahaanku tapi aku tidak mengenalnya.
Ckrek!
"Ayo, Kak."
Aku meletakkan kembali foto keluarga Gracia lalu memperhatikan pakaian yang Gracia pakai.
"Kenapa, Kak?"
"Enggak..."
"Mau bilang aku cantik ya?"
"Apa sih kamu, Ge."
Gracia terkekeh pelan. Dia berjalan mengikuti keluar, mengunci pintu rumahnya lalu berjalan bersamaku. Kami sama-sama berjalan ke tempat aku parkir mobil.
"Kak Juju." Panggil Gracia setelah kami berdua masuk dalam mobil kemudian mesin dinyalakan.
"Hmm...?"
"Kak Juju habis nangis?"
Aku mendelik ke arah Gracia. Dari mana anak ini bisa tahu? Rasanya aku sudah menghapus semua 'jejak'-nya.
"Enggak kok. Kenapa kamu ngomong gitu?" bantahku sambil memperhatikan diriku di spion tengah. Memang sudah tidak ada bekas merah-merah dan sebagainya. Malah aku sempat memperbaharui makeup-ku sebelum aku kemari.
![](https://img.wattpad.com/cover/100622207-288-k118780.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale Of Two Princess
Fanfiction"Gracia , Tuan Puteri dengan kastil mewah dan pangeran tampan hanya ada di negeri dongeng..." - Cresencia Shania Juniatha- ============= Shania Junianatha memiliki segalanya yang diinginkan oleh semua gadis seusianya, terkecuali satu hal : kebebasan...