Author POV
Keesokan harinya Gracia memilih untuk tidak sekolah. Selain karena keadaan sekolah yang menurutnya sudah sangat tidak mengenakkan, Gracia juga ingin menemani Shania yang masih dalam keadaan trauma. Semalaman Shania menangis dan tak jarang menjerit berkali-kali. Tidak terbayangkan oleh Gracia keadaan Shania semalam sebelumnya. Hari itu kepalanya seperti mau pecah. Masalah dengan Shani, masalah Kakaknya, sekarang orang yang biasa mampu meredakan keresahan hatinya malah justru terjerembab dalam masalah yang lebih gawat. Gracia sendiri masih bingung apa yang harus dia katakan pada Stella seandainya Stella kembali dari luar kota karena Shania meminta untuk merahasiakan soal ini dari Stella.
"Mbak, tumben gak jalan-jalan sama Mbak Shania?" tanya petugas security saat Gracia menunggu pintu gerbang dibukakan.
"O..oh. Iya, Kak Ju—err—Shania lagi sakit, Pak," jawab Gracia dengan agak gelagapan. Berkali-kali Gracia mempersiapkan dirinya agar tidak gelagapan kalau ditanya oleh orang lain namun tetap saja tekanan di kepalanya membuat dia kesulitan menjawab. "Aku permisi dulu ya, Pak."
Setelah pintu dibukakan, Gracia langsung masuk ke dalam rumah. Dengan agak terburu-buru, Gracia menyiapkan peralatan makan untuk dirinya dan Shania kemudian barulah naik ke atas. Begitu sampai di sana, Shania sudah dalam keadaan terjaga namun masih berbaring di ranjangnya.
"Hai, Kak. Sori lama yah, nyari bubur siang-siang gini susah sih," ucap Gracia seiring dia menghampiri meja yang terletak di sebelah ranjang Shania untuk menyiapkan bubur yang barusan dia beli.
Shania melirik jam dinding. Waktu menunjukkan pukul sebelas siang.
"Gre, kenapa kamu gak sekolah?"
"Eh? Enggak, Kak. Kan aku mau ngerawat Kak Juju...hehe..."
"Kamu lagi ada masalah ya di sekolah?"
Pertanyaan yang membuat Gracia agak terkejut. Padahal Gracia sama sekali tidak menyinggung apapun mengenai hari itu, tapi Shania sekali lagi bisa melihat ada sesuatu yang tidak beres di matanya.
"Enggak ada, Kak. Enggak ada apa-apa kok," jawab Gracia dengan senyum yang dipaksakan.
"Kamu gak perlu bohong, Gre." Shania menjawab dengan lemas.
"Aku..." Gracia duduk di samping Shania. "Ah, Kak Juju, aku cuma ada masalah sama temen biasa kok, gak usah dipikirin."
Shania tidak menjawab. Dia hanya memandang Gracia dari atas sampai ke bawah dan menyadari kalau masalah yang dihadapi Gracia lebih dari sekedar itu namun Shania memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut.
"Daripada mikirin aku, apa gak sebaiknya Kak Juju...mikirin gimana Kak Juju sendiri? Kak Juju apa enggak mau lapor ke polisi atau gimana gitu?" tanya Gracia dengan agak takut-takut.
Shania diam sesaat. "Pastinya, Gre. Pasti akan kuurus tapi tidak sekarang," jawab Shania sambil memalingkan wajahnya ke arah lain. Shania memejamkan matanya erat-erat, berusaha membuang jauh-jauh memori di malam itu. Hanya sebuah pertanyaan tapi cukup membuatnya merinding.
"Eh maaf, Kak. Bukannya aku mau...."
"Enggak, gakpapa kok, Gre," kata Shania. "Kamu bawa bubur kan? Yuk kita makan."
"Iya, Kak. Yuk kita makan." Gracia menuangkan kedua bubur itu pada tempatnya masing-masing lalu memberikan satu mangkok pada Shania.
"Gre."
"Ya, Kak?"
"Besok kamu harus sekolah ya. Jangan lupa kamu masih harus belajar yang bener terus lulus. Kamu masih mau masuk UAP kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale Of Two Princess
Fanfiction"Gracia , Tuan Puteri dengan kastil mewah dan pangeran tampan hanya ada di negeri dongeng..." - Cresencia Shania Juniatha- ============= Shania Junianatha memiliki segalanya yang diinginkan oleh semua gadis seusianya, terkecuali satu hal : kebebasan...