15. Shattered

1.8K 184 88
                                    

Gracia POV

"Sini dong, Gre. Ayamnya taro di meja dulu aja, bantuin aku ambil peralatan makan buat kita."

"Ya, Kak," jawabku pada Kak Juju seiring aku mengikutinya ke dapur yang ada di bagian belakang rumah. Dugaanku benar, bagian dapur rumah Kak Juju tidak kalah mewahnya dengan bagian rumah yang lain. Kitchen set yang wow dan megah seperti restoran bintang lima. Bahannya sepertinya terbuat dari kayu jati. Kayaknya semua alat masak ada di sini, dari mulai oven sampe benda-benda yang aku gaktau cara makenya gimana pun ada.

"Ambilin mangkok dong di rak atas itu, Gre."

"Mangkok? Buat apa kan kita makan ayam goreng?"

"Buat sayur asem."

"Sayur asem?" tanyaku dengan kaget sekaligus heran. "Kak Juju makan sayur asem juga?"

"Ya iyalah, emang kenapa?" Kak Juju balas memandangku dengan aneh.

"Kirain gitu Kak Juju gak suka makan sayur asem."

"Makan dong. Sayur asem kan enak."

"Kangkung makan juga, Kak?"

"Iyalah, emang kamu kira aku tiap hari makan steak sama sushi apa?"

Aku terkekeh pelan. Tentunya aku hanya iseng saja sama Kak Juju. Melihat dahinya yang mengerenyit dan tatapannya yang kesal memberikan efek lucu sendiri padaku.

"Dah ambil mangkoknya, Gre. Aku dah laper nih."

Aku mengambil dua buah mangkok kaca yang Kak Juju tunjukkan padaku kemudian aku ikut mengambil nasi dari rice cooker yang sudah tersedia, setelah itu barulah kami berjalan lagi ke atas.

"Emang biasa sesepi ini di rumah Kak Juju?" suara langkah kami berdua sampai terdengar menggema di rumah yang seluas ini.

"Hm."

"Yang lain pada kerja , Kak?"

"Gatau, kayaknya sih iya gitu."

"Ooohh..." aku mangut-mangut. Padahal aku menumpang tapi aku bisa merasakan kehampaan dan kesepian di dalamnya. Rumahku sempit tapi aku selalu merasakan kehangatan di dalamnya. Yah...setidaknya dulu begitu, aku harap kasus Kak Ve cepat selesai agar kehangatan keluarga kami bisa kembali.

"Hei, mau ke mana kamu?"

Aku berhenti tepat di depan pintu kamar Kak Juju. Kukira kami berdua akan makan di kamar tapi Kak Juju mengajakku naik satu lantai lagi ke atas.

"Jangan makan di kamar nanti baunya susah hilang," ucapnya. "Sini kita makan di atas aja."

"Oh oke, Kak."

Kami sama-sama naik ke atas satu lantai lagi. Ternyata di lantai atas itu ada sebuah ruangan dengan sebuah tv besar di tengah seperti home theatre namun dari 'kerapihan' tempat ini sepertinya jarang digunakan. Di samping ruangan besar ini ada sebuah balkon yang lumayan besar dengan dua buah kursi dan meja. Dari balkon ini kami bisa melihat bagian belakang perumahan tempat Kak Juju tinggal.

"Yuk makan di sini aja."

"Wahhh...lumayan ya ada tempat kayak gini, Kak."

"Iya biasanya aku juga makan di sini sih. Lumayan ngurangin penat," kata Kak Juju seiring memindahkan ayam beserta lauk pauk yang lain ke piring. "Dah kita makan yah."

"Oke, mari makan." Aku yang sudah tidak sabar langsung saja merobek daging ayam yang digoreng garing itu lalu menyantapnya.

"Enak," komentarku setelah menelan potongan pertama. "Beli di restoran ya, Kak?"

The Tale Of Two PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang